Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Trypanophobia, Fobia Jarum Suntik: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

KOMPAS.com – Penyuntikan vaksin Covid-19 mulai berjalan sejak Rabu (13/1/2021). Program vaksinasi ini mendapat bermacam respon dari masyarakat, salah satunya dari orang-orang yang takut jarum suntik.

Ketakutan terhadap jarum pada anak-anak dianggap wajar, karena dianggap masih labil dalam mengendalikan ekspresi rasa sakit akibat jarum. Umumnya, orang dewasa lebih mampu mentolerir rasa sakit, sehingga lebih tenang.

Namun demikian, ketakutan terhadap jarum suntik juga dirasakan oleh orang dewasa.

Masyarakat pun menyampaikan keluh-kesahnya soal jarum suntik, seperti yang disampaikan oleh @makmummasjid.

Sebenarnya, apa yang menyebabkan seseorang bisa sangat takut terhadap jarum suntik?

Trypanophobia

Ketakutan ekstrem terhadap prosedur medis yang melibatkan suntikan atau jarum suntik disebut Trypanophobia.

Fenomena ini sempat diteliti di Amerika. Pada 2019, profesor kesehatan masyarakat Universitas Michigan, Mary Rogers menerbitkan laporan di Journal of Advanced Nursing yang mencatat bahwa 16 persen orang dewasa menghindari vaksin flu karena takut jarum suntik.

Dia mengatakan bahwa 20-30 persen orang dengan rentang usia 20-40 tahun takut jarum suntik.

Pada penelitian terbaru, ketakutan terhadap jarum suntik juga menjadi persoalan vaksinasi Covid-19. Dilansir dari The Washington Post, American Journal of Infection Control melakukan survei terhadap 788 orang dewasa di Amerika.

Survei tersebut melaporkan bahwa rasa takut terhadap jarum suntik, jadi salah satu alasan bagi seseorang menolak vaksinasi Covid-19.

Kondisi ini tentu dapat menghambat proses pembentukan kekebalan kelompok atau herd immunity, sehingga membuat penyebaran virus tidak segera surut. 

Penyebab ketakutan

Penyebab dari rasa takut terhadap jarum suntik berbeda-beda pada setiap orang. Tidak semua orang yang takut jarum suntik juga dapat disebut sebagai penderita trypanophobia.

Healthline merangkum, faktor-faktor umum yang dapat menyebabkan ketakutan menjadi berkembang, meliputi:

• Pengalaman buruk atau trauma yang memicu ingatan akan objek atau situasi tertentu

• Faktor genetik karena mengikuti perilaku yang dipelajar dari kerabat yang menderita trypanophobia

• Terjadi perubahan atau proses kimia dalam otak

• Fobia masa kecil yang muncul pada usia 10 tahun

• Temperamen yang sensitif, menghambat, atau negatif

• Melihat informasi atau pengalaman negatif

Melansir The New York Times, Direktur Medis Pengobatan Nyeri dan Perawatan Paliatif Children’s Minnesota, Dr. Stefan Friedrichsdorf menjelaskan, rasa sakit dan ketakutan seputar vaksinasi masa kanak-kanak, berkontribusi pada perkembangan fobia jarum.

Ini dapat membuat orang enggan mendapatkan suntikan vaksin, yang sebenarnya bermanfaat untuk keselamatan nyawanya.

Gejala yang terjadi

Masih dari Healthline, orang-orang yang takut pada jarum suntik biasanya mengalami gejala ketika proses penyuntikan, seperti:

• Pingsan atau pusing parah akibat reaksi refleks vasovagal saat ditusuk jarum. Vasovagal ialah penurunan denyut jantung dan tekanan darah secara mendadak.

• Kenangan buruk dan kecemasan. Kenangan yang dimaksud seperti ingatan akan rasa suntikan yang menyakitkan, dan dapat dipicu dengan melihat jarum.

• Ketakutan atau hipokondria terkait medis. Hipokondria ialah kecemasan dan ketakutan berlebih pada seseorang, yang menganggap bahwa dirinya mengidap suatu penyakit berbahaya.

• Peka pada rasa sakit atau nyeri. Gejala ini cenderung bersifat genetik yang menimbulkan kecemasan tinggi, tekanan darah, atau berdebar selama prosedur medis yang melibatkan jarum.

• Ketakutan akibat resistensi diri, atau pertahanan diri yang terjadi secara alami dan bukan disebabkan oleh trypanophobia.

Cara mengatasinya

Tidak semua orang yang takut jarum suntik menderita trypanophobia. Sebagian ketakutan masih dapat dikendalikan dan dapat menerima vaksinasi dengan aman.

Bila terjadi ketakutan berlebih, bahkan ekstrem sebaiknya segera menghubungi dokter.

Ketakutan ekstrem terhadap jarum biasanya ditangani oleh dokter kesehatan mental, dengan konseling, terapi atau penanganan medis sejenis.

Bagaimana pengobatan trypanophobia?

Tujuan pengobatan trypanophobia adalah untuk mengatasi penyebab utama fobia. Jadi perlakuan seseorang mungkin berbeda dengan orang lain.

Kebanyakan orang dengan trypanophobia direkomendasikan beberapa jenis psikoterapi sebagai pengobatan mereka. Ini bisa termasuk:

Terapi perilaku kognitif (CBT)

Ini melibatkan mengeksplorasi ketakutan Anda terhadap jarum dalam sesi terapi dan mempelajari teknik untuk mengatasinya.

Terapis Anda akan membantu Anda mempelajari berbagai cara untuk memikirkan ketakutan Anda dan bagaimana pengaruhnya terhadap Anda.

Pada akhirnya, Anda harus pergi dengan perasaan percaya diri atau menguasai pikiran dan perasaan Anda.

Terapi pemaparan

Ini mirip dengan CBT karena berfokus pada perubahan respons mental dan fisik Anda terhadap rasa takut akan jarum suntik.

Terapis Anda akan memaparkan Anda pada jarum dan pikiran terkait yang dipicunya. Misalnya, terapis Anda mungkin pertama kali menunjukkan foto jarum.

Mereka selanjutnya mungkin meminta Anda berdiri di samping jarum, memegang jarum, dan mungkin membayangkan disuntik dengan jarum.

Pengobatan

Obat diperlukan ketika seseorang sangat tertekan sehingga mereka tidak mau menerima psikoterapi.

Obat anti kecemasan dan obat penenang dapat membuat tubuh dan otak menjadi rileks sehingga gejala Anda berkurang.

Obat juga dapat digunakan selama tes darah atau vaksinasi, jika membantu mengurangi stres Anda.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/16/080000865/mengenal-trypanophobia-fobia-jarum-suntik--penyebab-gejala-dan-cara

Terkini Lainnya

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

Tren
5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

Tren
5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

Tren
11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

Tren
Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: 'Track Record' Baik

Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: "Track Record" Baik

Tren
Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Tren
Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Tren
Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Tren
Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Tren
Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Tren
Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Tren
Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Tren
Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Tren
Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke