Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BMKG: Gempa Majene karena Sesar Aktif Mamuju-Majene Thrust

Episenter gempa terletak pada koordinat 2,98 LS dan 118,94 BT di darat dengan kedalaman 10 km.

Sebelumnya, pada Kamis (14/1/2021) pukul 13.35 WIB, gempa juga terjadi dengan kekuatan magnitudo 5,9.

Ketua Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, mengatakan, baik gempa pertama maupun kedua merupakan jenis gempa kerak dangkal (Shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif Mamuju-Majene Thrust.

"Mekanisme sesar naik ini mirip dengan pembangkit gempa Lombok 2018, dimana bidang sesarnya membentuk kemiringan ke bawah daratan Majene," kata Daryono saat dihubungi Kompas.com, Jumat (15/1/2021).

Daryono mengatakan, sejak Kamis hingga Jumat pagi ini, total gempa yang terjadi adalah sebanyak 28 kali di Majene.

Ia mengatakan BMKG akan terus memantau aktivitas gempa yang terjadi dan akan dilaporkan kepada masyarakat.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan selalu waspada.

Alasannya, ada kemungkinan rangkaian gempa susulan seperti lazimnya gempa yang kerap menyertai gempa kuat.

"Untuk itu masyarakat diminta mewaspadai kemungkinan gempa susulan yang kekuatannya signifikan," ujar Daryono.

Ia mengatakan, dengan adanya gempa kuat di Majene, maka gempa yang terjadi sebelumnya yakni pada 14 Januari 2021 pukul 13.35 WIB, statusnya menjadi gempa pendahuluan atau pembuka (foreshock).

"Untuk sementara saat ini, gempa yang terjadi pada pagi dini hari tadi statusnya sebagai gempa utama (mainshocks). Semoga status ini tidak berubah dan justru akan meluruh, melemah hanya terjadi gempa susulan (aftershocks) dengan kekuatan yang terus mengecil dan kembali stabil," kata Daryono.

Masyarakat diimbau untuk tak menempati bangunan tempat tinggalnya yang rusak karena gempa.

Hal ini untuk mengantisipasi jika terjadi gempa susulan. 

Selain itu, masyarakat diimbau untuk waspada dengan kawasan perbukitan bertebing curam karena berpotensi terjadinya longsoran dan runtuhan batu jika terjadi gempa susulan.

Apalagi, saat musim hujan seperti sekarang.

"Mengingat pesisir Majene pernah terjadi tsunami pada tahun 1969, masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir Majene perlu waspada jika merasakan gempa kuat agar segera menjauh dari pantai tanpa menunggu peringatan dini tsunami dari BMKG," kata Daryono.

Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak mudah memercayai informasi hoaks mengenai prediksi dan ramalan gempa yang akan terjadi dengan kekuatan lebih besar maupun tsunami.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/15/133049665/bmkg-gempa-majene-karena-sesar-aktif-mamuju-majene-thrust

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke