Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Seseorang Bisa Mengalami Alergi Makanan Tertentu?

KOMPAS.com - Alergi terkadang dialami sebagian orang saat mengonsumsi makanan tertentu. Alergi yang muncul berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh.

National Health Service (NHS) Inggris menuliskan, alergi makanan terjadi saat sistem kekebalan tubuh memberikan reaksi yang tidak biasa terhadap makanan tertentu.

Reaksi alergi yang timbul seringkali ringan, tapi bisa menjadi sangat serius.

Gejala alergi makanan dapat memengaruhi berbagai area tubuh pada saat bersamaan.

Adapun beberapa gejala umum tersebut seperti.

  • Sensasi gatal di dalam mulut, tenggorokan, atau telinga
  • Ruam merah gatal yang timbul (urtikaria) atau gatal-gatal
  • Pembengkakan wajah, sekitar mata, bibir, lidah dan langit-langit mulut (angioedema)
  • Muntah

Melansir Live Science, pada dasarnya reaksi alergi merupakan hasil dari mekanisme pertahanan tubuh terhadap penyusup asing yang secara keliru dianggap berbahaya.

Sistem kekebalan merespons ancaman tersebut dengan mengeluarkan antibodi, yang pada gilirannya memicu pelepasan bahan kimia pelindung yang membuat hidung berair, mata gatal, bahkan terkadang membuat tidak bisa bernapas.

Meskipun makanan apa pun dapat menyebabkan respons alergi, beberapa di antaranya terkenal memprovokasi sistem kekebalan.

Bahan makanan penyebab alergi

Bahan makanan penyebab alergi (alergen) antara lain kerang (udang, lobster, kepiting), kacang-kacangan dan biji-bijian (jagung, susu, kedelai, telur, dan gandum).

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), jenis-jenis makanan tersebut menyumbang 90 persen dari seluruh alergi makanan yang terjadi di AS.

Adapun jenis makanan tersebut dapat menjadi alergen dikarenakan jenis protein yang dikandungnya.

"Tampaknya memiliki kesamaan protein di dalamnya yang menyebabkan alergi relatif stabil untuk pencernaan, memungkinkan sistem kekebalan meresponsnya dengan lebih mudah," kata Profesor Pediatri di Institut Alergi Makanan Jaffe di Mount Sinai di New York Scott Sicherer.

Saat protein yang dimaksud terlihat oleh sistem kekebalan pada orang dengan alergi, antibodi Immunoglobulin E (IgE) akan bekerja.

Antibodi ini menjadi yang pertama kali dikembangkan manusia sebagai pertahanan terhadap parasit.

Susunan IgE berbeda pada setiap individu, dan orang dengan alergi biasanya memiliki lebih banyak antibodi jenis ini.

Kecenderungan IgE untuk menyerang zat yang tidak berbahaya merupakan keturunan.

Ini yang menjadi penyebab anak-anak dengan orang tua rentan alergi lebih mungkin mengembangkan alergi meski tidak harus pada hal-hal yang sama.

Dituliskan Mayo Clinic, saat seseorang mempunyai alergi makanan tertentu, sistem kekebalan secara keliru mengidentifikasi makanan atau zat tertentu dalam makanan sebagai sesuatu yang berbahaya.

Sebaliknya, sistem kekebalan memicu sel untuk melepaskan antibodi IgE untuk menetralkan makanan atau bahan makanan penyebab alergi tersebut.

Meskipun mengonsumsi makanan alergen dalam jumlah sedikit, antibodi IgE akan tetap menjalankan tugasnya dan memberikan sinyal pada sistem kekebalan untuk melepaskan bahan kimia yang disebut histamin.

Tak hanya histamin, sistem kekebalan juga melepaskan bahan kimia lainnya ke dalam aliran darah. Bahan-bahan kimia ini yang menyebabkan gejala alergi.

Faktor risiko

Terdapat beberapa faktor risiko alergi makanan, seperti

  • Keturunan

Orang berisiko tinggi mengalami alergi makanan jika asma, eksim, gatal-gatal atau alergi seperti demam sering terjadi di keluarganya.

  • Alergi lainnya

Jika seseorang sudah alergi terhadap satu makanan, kemungkinan berisiko tinggi menjadi alergi terhadap makanan lain.

Demikian pula jika orang memiliki jenis reaksi alergi lain, seperti demam atau eksim, risiko alergi makanan menjadi lebih besar.

  • Usia

Alergi makanan lebih sering terjadi pada anak-anak, terutama balita dan bayi.

Seiring bertambahnya usia, sistem pencernaan semakin matang dan tubuh cenderung tidak menyerap makanan atau komponen makanan yang memicu alergi.

Anak-anak biasanya mengatasi alergi terhadap susu, kedelai, gandum, dan telur.

Sementara alergi yang parah dan alergi terhadap kacang-kacangan dan kerang lebih mungkin terjadi seumur hidup.

  • Asma

Asma dan alergi makanan biasanya terjadi bersamaan.

Ketika ini terjadi secara bersamaan, gejala alergi makanan dan asma lebih cenderung menjadi parah.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/27/133000765/mengapa-seseorang-bisa-mengalami-alergi-makanan-tertentu-

Terkini Lainnya

Mengenal Penyakit Gondongan, Berikut Penyebab dan Gejala yang Perlu Anda Waspadai

Mengenal Penyakit Gondongan, Berikut Penyebab dan Gejala yang Perlu Anda Waspadai

Tren
Kerap Menimbulkan Rasa Sakit, Apakah Gigi Bungsu Harus Dicabut?

Kerap Menimbulkan Rasa Sakit, Apakah Gigi Bungsu Harus Dicabut?

Tren
Gula Darah Tinggi meski Tidak Menderita Diabetes, Apakah Perlu Khawatir?

Gula Darah Tinggi meski Tidak Menderita Diabetes, Apakah Perlu Khawatir?

Tren
Teknologi Geospasial untuk Kota Cerdas IKN

Teknologi Geospasial untuk Kota Cerdas IKN

Tren
Kapan Idul Adha 2024? Ini Menurut Pemerintah, Muhammadiyah, dan NU

Kapan Idul Adha 2024? Ini Menurut Pemerintah, Muhammadiyah, dan NU

Tren
PLN Ungkap Penyebab Listrik Sumatera Berhari-hari Padam, Warga Rugi Jutaan Rupiah

PLN Ungkap Penyebab Listrik Sumatera Berhari-hari Padam, Warga Rugi Jutaan Rupiah

Tren
Alasan Muhammadiyah Alihkan Dana Simpanannya dari BSI ke Bank Lain

Alasan Muhammadiyah Alihkan Dana Simpanannya dari BSI ke Bank Lain

Tren
Pakar Teknologi Klaim Temukan MH370 di Hutan Kamboja via Google Maps, Ini Faktanya

Pakar Teknologi Klaim Temukan MH370 di Hutan Kamboja via Google Maps, Ini Faktanya

Tren
Kronologi Kompleks Kejagung Diduga Diintai Drone, Selang 2 Minggu Jampidsus Dibuntuti Densus 88

Kronologi Kompleks Kejagung Diduga Diintai Drone, Selang 2 Minggu Jampidsus Dibuntuti Densus 88

Tren
Cerita Para Pemilik Tapera, Pencairan Sulit, Selalu Diminta Menunggu, Perhitungannya Pun Tak Jelas

Cerita Para Pemilik Tapera, Pencairan Sulit, Selalu Diminta Menunggu, Perhitungannya Pun Tak Jelas

Tren
10 Gejala Malaria yang Perlu Anda Waspadai, Salah Satunya Nyeri Otot

10 Gejala Malaria yang Perlu Anda Waspadai, Salah Satunya Nyeri Otot

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Irak Hari Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Irak Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Selain Kepala Otorita Mundur, Berikut 5 Sorotan soal Pembangunan IKN

Selain Kepala Otorita Mundur, Berikut 5 Sorotan soal Pembangunan IKN

Tren
Minum Apa biar Gula Darah Cepat Turun? Coba 6 Rebusan Berikut

Minum Apa biar Gula Darah Cepat Turun? Coba 6 Rebusan Berikut

Tren
Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 6-7 Juni 2024, Mana Saja?

Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 6-7 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke