Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hubungan Pemakaian Masker dengan Ciri Kepribadian Antisosial...

KOMPAS.com - Pandemi virus corona yang masih mewabah, membuat masyarakat tetap diharuskan mengenakan masker untuk mencegah terjadinya penularan.

Kendati demikian, masih ada masyarakat yang secara terang-terangan enggan untuk menggunakan masker.

Dilansir dari Independent, Rabu (28/10/2020), para ilmuwan di Brasil telah mengaitkan resistansi terhadap tindakan pengamanan Covid-19, seperti memakai masker, dengan ciri kepribadian antisosial.

Penelitian mereka adalah yang pertama di Amerika Latin dan mereka telah menyurvei lebih dari 1.500 orang berusia 18-73 tahun.

Ada dua yang diidentifikasi

Berdasarkan analisis yang mereka buat, ada dua yang diidentifikasi yaitu profil pola antisosial yang resisten terhadap tindakan keamanan Covid-19 dan profil pola empati yang patuh.

Profil antisosial dikaitkan dengan skor yang lebih tinggi pada orang yang dianggap tidak berperasaan, melakukan tipu daya, melakukan permusuhan, impulsif, tidak bertanggung jawab, manipulatif, dan suka mengambil risiko.

"Sifat antisosial yang menurut catatan penelitian biasanya ada pada orang yang didiagnosis dengan Antisosial Personality Disorder (ASPD)," jelas penelitian tersebut.

Kelompok ini juga memiliki skor yang lebih rendah dalam resonansi afektif.

Sementara profil pola empati menunjukkan skor yang lebih tinggi dalam resonansi afektif dan skor yang lebih rendah pada sifat-sifat yang terkait dengan ASPD.

Tim yang melakukan penelitian tersebut berharap temuan tersebut akan membantu membujuk pejabat kesehatan untuk berbuat lebih banyak untuk mendidik masyarakat dan memengaruhi kebijakan mereka.

"Melalui pemeriksaan yang menunjukkan peningkatan pada ciri-ciri ASPD ini, intervensi dapat dilakukan dengan tujuan pada kesadaran yang lebih besar dan kepatuhan konsekuen dengan tindakan penahanan," jelas tim.

Sementara protes di seluruh dunia telah terjadi seputar pemakaian masker, keefektifannya terus dibuktikan dalam sejumlah penelitian.

Laporan internasional yang diterbitkan di The Lancet, yang menganalisis data dari 172 penelitian di 16 negara, menemukan bahwa dengan memakai masker hanya ada 3 persen kemungkinan tertular Covid-19.

Stigma buruk

Sebelumnya, ilmuwan kesehatan terkemuka, Venki Ramakrishnan menyatakan bahwa orang yang menolak memakai masker selama pandemi seharusnya diberi stigma yang buruk.

Ramakrishnan tidak asal bicara, komentar tersebut dilontarkan berdasarkan dua penelitian tebaru yang menunjukkan pemakaian masker secara signifikan mengurangi penyebaran virus.

Dia mengatakan orang yang tidak memakai virus merupakan orang yang anti-sosial karena membahayakan orang lain dan dirinya sendiri.


Ramakrishnan menekankan bahwa penggunaan masker hanya benar-benar efektif jika dilakukan secara masif oleh orang-orang.

"Jika kita semua memakai masker, artinya kita melindungi diri kita dan melindungi orang lain," ujar Ramakrishnan sebagaimana dilansir dari AFP, Selasa (7/7/2020).

Pandemi Covid-19 telah menyebar dengan cepat di seluruh dunia.

Berbagai macam upaya telah dilakukan untuk menekan penyebaran virus corona, baik dengan menerapkan karantina atau menjaga jarak.

Sekitar 40 persen hingga 60 persen kasus penularan terjadi ketika orang tanpa gejala atau orang dengan gejala ringan bertemu dengan orang lain.

Orang tanpa gejala ini mungkin tidak tahu kalau mereka terjangkit virus corona dan dengan tidak sengaja menularkannya ke orang lain.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/10/29/204500965/hubungan-pemakaian-masker-dengan-ciri-kepribadian-antisosial

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke