Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sekolah Masih di Rumah Saja, Perhatikan Hal-hal Ini Para Orangtua...

KOMPAS.com - Hari ini, Senin (13/7/2020), menjadi hari pertama masuk sekolah tahun ajaran baru 2020/2021. Namun, tidak semua siswa bisa kembali belajar di sekolah.

Pandemi Covid-19 membuat sebagian besar siswa di Indonesia masih menjalani sekolah di rumah saja.

Hanya sekolah yang berada di zona hijau yang diizinkan untuk mengadakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka.

Penyelenggaraan belajar mengajar di sekolah juga wajib membatasi jumlah siswa yang datang dan melaksanakan protokol kesehatan di lingkungan sekolah.

Bagi siswa yang masih harus sekolah di rumah, apa saja yang perlu diperhatikan orangtua?

Hal ini mengingat tantangan pada tahun ajaran baru, adaptasi siswa tentunya lebih kompleks. Baik dengan materi pelajaran, maupun guru pendamping yang berganti.

Harus belajar self-regulated learning 

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Rose Mini Agoes Salim, mengatakan, menghadapi hari pertama masuk sekolah, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan.

Tak hanya faktor eksternal, tetapi juga faktor internal dari anak dan orangtua.

"Yang perlu disiapkan adalah bagaimana anak bisa meregulasi diri untuk bisa belajar sendiri, lalu kemudian bagaimana memiliki life skill atau keterampilan hidup di era new normal ini," kata Romy, begitu ia biasa disapa, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (12/7/2020).

Self-regulated learning (SRL) adalah mengajarkan kepada anak untuk bisa meregulasi dirinya agar mau belajar.

Dengan demikian, apa pun metode belajarnya, baik daring maupun di sekolah, anak memiliki keinginan kuat untuk belajar.

Melalui SRL, ada meta-kognisi, motivasi, dan juga perilaku. Cara mengenalkan SRL adalah dengan membiasakannya pada anak sejak di rumah.

Sementara itu, life skill yang dimaksudkan Romy adalah t, tidak hanya harus dimiliki oleh anak-anak, tetapi juga orangtua, dan gurunya.

"Maksudnya apa life skill? Keterampilan hidup. Jadi jangan berangan-angan, 'Yahh, dulu nggak seperti ini, kok sekarang seperti ini', enggak begitu caranya," kata Romy.

Menurut dia, kondisi pandemi dan pembelajaran daring seharusnya membuat semua pihak menjadi lebih terampil dalam melakukan penyiasatan.

"Contoh saja, anak mulai bosan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), guru harus menciptakan agar PJJ menjadi lebih baik, lebih menarik," kata Romy.

Membangun life skill ini perlu peran orangtua dan anak. Caranya, anak diperkenalkan dengan target/pencapaian.

Harapannya, dalam proses belajar, anak tidak akan merasa bosan karena berhasil mencapai target-target yang telah ditentukan.

"Kalau saya memberi contoh di sekolah saya, guru sebelum masuk ke tahun ajaran baru ini sudah coba mencari tahu tentang murid masing-masing yang akan ada di kelasnya. Kemudian, melakukan hubungan dengan cara seperti di-video call," kata Romy.

Dengan demikian, guru sudah mengenal muridnya terlebih dahulu sehingga anak tidak merasa sungkan dan asing dengan gurunya.

Cara lainnya, melakukan sesi perkenalan saat ajaran baru dimulai. Siswa diminta saling berkenalan dengan teman-temannya, agar mereka tidak merasa asing saat di kelas.

Mengingat pembelajaran daring sudah dilakukan selama beberapa bulan ini, ada tantangan rasa bosan yang akan dihadapi anak. 

"Kalau anak diberi proyek-proyek kecil, misal tantangan untuk membuat sesuatu dari kardus bekas atau apa, itu jadi membuat anak tidak merasa bosan. Kalau untuk pergi ke sekolah, untuk ketemu temannya kan tidak memungkinkan. Jadi guru bisa mengarahkan untuk saling bertanya tentang keadaan anak. Agar mereka ingat 'Oh ini teman saya begini, teman saya begitu', itu akan mempererat hubungan mereka sesama teman," kata Romy.

Selain itu, guru juga bisa berkreasi dengan sarana mengajar mereka.

Selama ini, jika menggunakan aplikasi seperti Google Meet, Hangout, atau Zoom, yang tampak hanya wajah dan sebagian tubuh guru.

Romy menyarankan bahwa guru bisa menggunakan kamera yang lebih luas, atau mengatur penempatan kamera.

Dengan demikian, guru bisa mengajar dengan aktif bergerak atau bahkan menggunakan alat peraga, hal ini akan membuat anak tidak terlalu merasa jenuh.

Disiplin anak harus tetap dijaga

Bersekolah dari rumah bukan berarti bisa bebas dan tidak menerapkan kedisiplinan.

Orangtua harus tetap mengarahkan anak agar kegiatan rutin yang biasa dilakukan saat kondisi normal tetap dijaga. 

"Misalnya bangun pagi. Jangan kemudian karena di rumah bangunnya jadi siang. Kemudian, apa yang harus dilakukan pada pagi hari itu harus dikerjakan. Sehingga pada waktu kegiatan di rumah berjalan, tidak ada perubahan yang drastis dan anak tetap disiplin," kata Romy.

Hal tersebut juga berlaku bagi orangtua yang bekerja dari rumah. Sebaiknya ada pembagian jadwal antara waktu mendampingi anaknya sekolah, juga saat bekerja. 

"Orangtua juga disiplin. Jadi pada waktu dia bekerja, bilang sama anaknya dulu bahwa 'Ayah atau Ibu kerja dulu ya, kakak atau adik bisa main' sehingga tidak akan mengganggu ayah dan bundanya yang sedang bekerja," kata Romy.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/13/054500065/sekolah-masih-di-rumah-saja-perhatikan-hal-hal-ini-para-orangtua

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke