Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Trending "ABK Indonesia", Berawal dari Video yang Diunggah YouTuber Korea

Hal ini menjadi perbincangan setelah seorang YouTuber Korea Selatan, Jang Hansol, mengunggah video pemberitaan media MBC, mengenai pengakuan ABK yang dipekerjakan secara tak manusiawi di kapal itu.

Disebutkan bahwa para ABK itu mengaku dipekerjakan selama 18 jam, bahkan bisa berdiri selama 30 jam, dengan 6 jam istirahat.

Mereka yang jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia, jenazahnya dilarung ke laut. 

Video yang diunggah Hansol kini telah dilihat lebih dari 1,9 juta kali dan menjadi trending di Youtube.

Di media sosial Twitter, pada Kamis pagi, trending "ABK Indonesia".

“Tolong buat ini trending di Indonesia.
Aku melihat manusia tapi bukan kemanusiaan, ini udah ngelanggar HAM.
Terima kasih mas @Hansoljang7
link korea reomit :https://youtu.be/YALDZmX-W0I link MBC :https://youtu.be/3QIEmJ1mCZY,” tulis akun @chickenbaby_

“Terima kasih untuk @ Hansoljang7 karena mengangkat masalah ini ke publik — sebagai orang Indonesia, saya benar-benar menghargainya, dan pastinya tidak ada orang liar yang dapat melakukan tindakan kekejaman seperti yang mereka lakukan terhadap sesama orang Indonesia — betapa biadabnya #koreareomit” tulis akun @SaktiPancasona 

Akun Sselebtwit dr. Gia Pratama juga turut mengunggah twit soal itu.

“Ini video dari Korea Reomit, video tentang berita kejahatan yang terjadi terhadap warga negara Indonesia. Kapal itu harus bisa ketangkap. Pelakunya harus diadili”

“Itulah kenapa Ilegal Unreported Unregulated Fishing harus dihentikan. Ingat dulu kasus Benjina ? Dibawah ini berita dari Korea,” tulis Susi.

MBC memberitakan, “Eksklusif, 18 Jam Sehari Kerja. Jika Jatuh Sakit dan Meninggal, Lempar ke Laut”.

Hansol mengatakan, ia memutuskan untuk mengunggah video tentang berita itu karena ada subscriber-nya yang meminta agar berita itu diinformasikan karena belum diketahui di Indonesia.

Stasiun MBC sendiri, mendapatkan informasi tersebut karena kapal bersandar di Busan dan para ABK meminta hal itu diberitakan serta meminta bantuan Pemerintah Korea Selatan. 

Video tersebut juga menampilkan kesaksian beberapa orang yang menceritakan para ABK bekerja layaknya budak.

Mereka mengaku tempat bekerjanya sangat buruk dan terjadi eksploitasi tenaga kerja.

Diceritakan bahwa ada ABK yang meninggal dunia serta sakit selama satu bulan.

ABK itu mengalami sakit yang dimulai dari kram, kemudian bengkak di kaki yang kemudian menjalar ke seluruh tubuh hingga akhirnya sesak napas, dan meninggal dunia.

Saat berada di atas kapal, para ABK ini hanya minum air laut yang difiltrasi sedangkan air mineral hanya diperuntukkan bagi ABK China.

Dalam video tersebut, saksi mengaku, mereka bekerja selama 30 jam dengan berdiri, diselingi waktu 6 jam untuk waktu makan yang dianggap waktu istirahat.

Pengacara dari Pusat Hukum Publik Kim Jong-cheol menyatakan ada eksploitasi dan pengaturan yang mengikat mereka.

Pengacara Kim juga mengatakan, ada kemungkinan paspor mereka disita dan terdapat uang deposit agar mereka tak bisa kabur.

Disebutkan pula bahwa ABK ada yang mengaku hanya menerima gaji sekitar Rp 1,7 juta setelah bekerja beberapa bulan.

Menanggapi peristiwa ini, Duta Besar RI untuk Korea Selatan Umar Hadi mengatakan, saat ini pihaknya tengah menindaklanjuti kasus tersebut melalui Serikat Pekerja Perikanan Indonesia (SPPI) di Korea Selatan.

Menurut Umar, kasus tersebut saat ini tengah diperiksa oleh otoritas penegak hukum Korea Selatan.

"Melalui jasa pengacara probono, mereka memiliki beberapa tuntutan dan sekarang kasusnya diperiksa oleh otoritas penegak hukum di Korsel," kata Umar saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/5/2020) pagi.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/07/095500165/trending-abk-indonesia-berawal-dari-video-yang-diunggah-youtuber-korea

Terkini Lainnya

Warganet Mengeluh Kedinginan di Pagi Hari pada Musim Kemarau, BMKG Jelaskan Penyebabnya

Warganet Mengeluh Kedinginan di Pagi Hari pada Musim Kemarau, BMKG Jelaskan Penyebabnya

Tren
10 Suplemen yang Bisa Dikonsumsi untuk Memperpanjang Umur

10 Suplemen yang Bisa Dikonsumsi untuk Memperpanjang Umur

Tren
Siap-siap, KAI Buka Lowongan 23-25 Juni 2024, Lulusan SMA Bisa Daftar

Siap-siap, KAI Buka Lowongan 23-25 Juni 2024, Lulusan SMA Bisa Daftar

Tren
Harga Elpiji 5,5 Kg dan 12 Kg Seluruh Indonesia per 1 Juli 2024

Harga Elpiji 5,5 Kg dan 12 Kg Seluruh Indonesia per 1 Juli 2024

Tren
Prakiraan BMKG: Inilah Wilayah yang Masih Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Juni 2024

Prakiraan BMKG: Inilah Wilayah yang Masih Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Jadwal Laga Indonesia Vs Singapura Piala AFF U16 2024 | Kopi Bisa Mengurangi Risiko Batu Ginjal

[POPULER TREN] Jadwal Laga Indonesia Vs Singapura Piala AFF U16 2024 | Kopi Bisa Mengurangi Risiko Batu Ginjal

Tren
Apa Itu Kartu Merah Muda yang Dipakai di Copa America?

Apa Itu Kartu Merah Muda yang Dipakai di Copa America?

Tren
Apa Perbedaan Teleskop Refraktor dan Teleskop Rreflektor?

Apa Perbedaan Teleskop Refraktor dan Teleskop Rreflektor?

Tren
Mengapa Mei Terasa Lama sedangkan Juni Cepat Berlalu? Ini Kata Psikolog

Mengapa Mei Terasa Lama sedangkan Juni Cepat Berlalu? Ini Kata Psikolog

Tren
10 Tanaman Penghasil Oksigen Saat Malam Hari, Bisa Diletakkan dalam Rumah

10 Tanaman Penghasil Oksigen Saat Malam Hari, Bisa Diletakkan dalam Rumah

Tren
Apakah Konsultasi ke Psikiater Ditanggung BPJS Kesehatan?

Apakah Konsultasi ke Psikiater Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Dua Astronot Terjebak di Luar Angkasa dan Tak Bisa Pulang, Apa Penyebabnya?

Dua Astronot Terjebak di Luar Angkasa dan Tak Bisa Pulang, Apa Penyebabnya?

Tren
Besok, 3 Destinasi Wisata Ini Gelar Promo Meriahkan HUT Ke-497 Jakarta

Besok, 3 Destinasi Wisata Ini Gelar Promo Meriahkan HUT Ke-497 Jakarta

Tren
Naik Transjakarta Hanya Bayar Rp 1 pada 22-23 Juni 2024, Bagaimana Cara Mendapatkannya?

Naik Transjakarta Hanya Bayar Rp 1 pada 22-23 Juni 2024, Bagaimana Cara Mendapatkannya?

Tren
Memanfaatkan Media Sosial secara Efektif bagi Pemerintah

Memanfaatkan Media Sosial secara Efektif bagi Pemerintah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke