Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Media Asing Sebut Kasus Meninggal Terkait Covid-19 di Indonesia 2.200 Orang

KOMPAS.com - Media luar negeri Reuters dalam artikelnya yang tayang Selasa (28/4/2020) menyebut angka kematian terkait virus corona Covid-19 di Indonesia mencapai angka 2.200 kasus.

Selain data kasus positif yang dirilis pemerintah, mereka juga memasukkan angka kematian yang berasal dari kelompok Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

Kategori PDP adalah pasien yang menunjukkan masalah pernapasan akut dan memiliki riwayat perjalanan ke daerah terinfeksi, baik di luar maupun dalam negeri.

Reuters hanya menggunakan data 16 dari 34 provinsi di Indonesia. Namun proporsi penduduk di dalamnya sudah mewakili lebih dari 3/4 jumlah populasi nasional.

Ke-2.200 orang itu dikatakan meninggal terkait dengan virus corona, namun secara administratif belum tercatat sebagai orang yang positif mengidap penyakit pandemi itu.

Sementara ini, data resmi yang diumumkan oleh Pemerintah, korban meninggal akibat Covid-19 sebanyak 765 kasus per Senin (27/4/2020).

Minimnya jumlah tes

Ahli kesehatan menyebut angka yang disebutkan Pemerintah sangat mungkin tidak merepresentasikan angka kematian yang sesungguhnya, karena di lapangan mungkin masih lebih banyak orang yang terinfeksi namun tidak diketahui.

Salah satu faktor yang memengaruhi adalah minimnya tes yang dilakukan di Indonesia, jika dibandingkan dengan total penduduk, mengingat Indonesia menempati peringkat ke-4 jumlah penduduk terbanyak di dunia.

Tak hanya minim, bahkan Indonesia diketahui sebagai salah satu negara dengan tingkat pengujian terendah di dunia.

Sebagai perbandingan, tes yang dilakukan di Indonesia sebanyak 210 tes per 1 juta penduduk. Sementara di negara lain, Australia tes yang dilakukan 100 kali lebih banyak dari Indonesia, atau Vietnam yangjumlah tesnya 10 kali lebih tinggi.

 Hal itu menurut para epidemiolog menyulitkan berbagai pihak untuk mendapatkan gambaran riil kasus virus corona Covid-19 di masyarakat.

Data PDP dari rumah sakit

Dalam pemberitaanya, Reuters merujuk data terbaru dari 16 provinsi di Indonesia menunjukkan ada total 2.212 kematian yang terjadi pada kelompok PDP.

Provinsi mendapatkan data-data ini dari input yang diberikan oleh rumah sakit, fasilitas kesehatan, atau pejabat terkait di daerahnya.

Jika mengacu pada data Pemerintah, data kematian yang tercatat sebagai pasien Covid-19 di 16 provinsi tersebut adalah 693 kasus.

Anggota Gugus Tugas Covid-19, Wiku Adisasmito tidak mengomentari jumlah korban meninggal dari kelompok PDP.

Menurutnya, banyak orang yang diduga mengidap Covid-19 di Indonesia, sekitar 19.897 orang belum menjalani uji Covid-19.

Itu dikarenakan panjangnya antrean uji spesimen yang harus diproses di laboratorium yang mengalami kekurangan sumber daya manusia. Sehingga beberapa orang meninggal dunia sebelum hasil tesnya diketahui.

"Jika laboratorium memiliki ribuan atau ratusan sampel yang harus diuji, mana yang akan mereka prioritaskan? Laboratorium akan memberikan prioritas pada orang-orang yang masih hidup," kata Wiku.

Epidemiolog asal Universitas Indonesia Pandu Riono meyakini sebagian besar kematian yang terjadi pada PDP disebabkan oleh Covid-19.

"Saya percaya sebagian besar kematian PDP disebabkan oleh Covid-19," ujar dia.

Mengacu data yang dimiliki, Reuters menyebut Indonesia menduduki negara tertinggi kedua di Asia, setelah China, untuk jumlah kasus kematian akibat Covid-19.

Berbagai pihak pun terus mendesak Pemerintah untuk benar-benar menunjukkan transparansi data Covid-19, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk Indonesia.

Fokus positif Covid-19

Untuk meminta tanggapan soal data yang dipaparkan Reuters, Kompas.com telah mencoba menghubungi Juru Bicara Penanganan Covid-19 Indonesia Achmad Yurianto dan Kepala Bidang Media dan Opini Publik dari Kemenkes Busroni, namun tidak mendapatkan tanggapan.

Sepekan yang lalu saat Ikatan Dokter Indonesia menyebut kematian terkait Covid-19 di Indonesia bisa lebih dari 1.000 Yurianto mengatakan, pemerintah hanya fokus melaporkan pada pasien yang positif Covid-19. 

Yuri juga menyebutkan apabila kasus meninggal dunia konfirmasi positif digabung dengan PDP dan ODP, maka angkanya akan menjadi banyak.

Karena itu, pihaknya mengaku fokus pada kasus Covid-19 dan tidak mengumumkan data kematian terkait PDP dan ODP. "(Data kematian) tidak saya umumkan tetapi ada datanya. Kita fokus Covid-19," kata Yurianto dikutip dari pemberitaan KOMPAS.com, Senin (20/4/2020).

Sedangkan untuk kasus pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal tapi belum diketahui hasil tesnya, menurut Yuri bisa terjadi dikarenakan tiga faktor, yaitu jarak pengiriman hasil atau sampel, kapasitas laboratorium, dan reagen yang tersedia.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/28/134552665/media-asing-sebut-kasus-meninggal-terkait-covid-19-di-indonesia-2200-orang

Terkini Lainnya

Rumah di Jakarta di Bawah Rp 2 M Kembali Kena Pajak, Ini Alasannya

Rumah di Jakarta di Bawah Rp 2 M Kembali Kena Pajak, Ini Alasannya

Tren
Jadwal Pertandingan Euro 2024 Babak Penyisihan Grup Putaran Kedua

Jadwal Pertandingan Euro 2024 Babak Penyisihan Grup Putaran Kedua

Tren
Diskon Tiket Whoosh 20 Persen Sambut HUT ke-497 Jakarta, Berlaku 22 Juni 2024

Diskon Tiket Whoosh 20 Persen Sambut HUT ke-497 Jakarta, Berlaku 22 Juni 2024

Tren
Jepang Diserang Infeksi Bakteri 'Pemakan Daging', Apa Itu?

Jepang Diserang Infeksi Bakteri "Pemakan Daging", Apa Itu?

Tren
Kasus Bakteri Pemakan Daging Capai Rekor Tertinggi di Jepang, Picu Kematian dalam 48 Jam

Kasus Bakteri Pemakan Daging Capai Rekor Tertinggi di Jepang, Picu Kematian dalam 48 Jam

Tren
Gebyar Promo Ultah Jakarta 2024: Tiket TMII Buy 1 Get 1 Free, Wahana Ancol Rp 150.000, dan Naik MRT Rp 1

Gebyar Promo Ultah Jakarta 2024: Tiket TMII Buy 1 Get 1 Free, Wahana Ancol Rp 150.000, dan Naik MRT Rp 1

Tren
Ramai soal Unggahan Sebut Terjadi Kerusuhan di Babarsari Sleman, Ini Penjelasan Polisi

Ramai soal Unggahan Sebut Terjadi Kerusuhan di Babarsari Sleman, Ini Penjelasan Polisi

Tren
Vladimir Putin Temui Kim Jong Un, Kunjungi Korut Lagi setelah 24 Tahun: Apa Misinya?

Vladimir Putin Temui Kim Jong Un, Kunjungi Korut Lagi setelah 24 Tahun: Apa Misinya?

Tren
AKBP Rossa Purbo Bekti Disebut Bisa Tangkap Harun Masiku, Siapa Dia?

AKBP Rossa Purbo Bekti Disebut Bisa Tangkap Harun Masiku, Siapa Dia?

Tren
Kronologi Porsche Tabrak Truk di Tol, Sopir Truk Tidak Sadar kalau Ditabrak, Mobil Terseret 150 Meter

Kronologi Porsche Tabrak Truk di Tol, Sopir Truk Tidak Sadar kalau Ditabrak, Mobil Terseret 150 Meter

Tren
Cara Mengurus STNK Hilang di Samsat, Berikut Syarat dan Biayanya

Cara Mengurus STNK Hilang di Samsat, Berikut Syarat dan Biayanya

Tren
Resmi Dibuka, Ini Link dan Cara Daftar PPDB SMA/SMK Banten 2024

Resmi Dibuka, Ini Link dan Cara Daftar PPDB SMA/SMK Banten 2024

Tren
Wanita Meksiko Dikurung 12 Tahun di RSJ AS Hanya karena Tak Ada yang Tahu Bahasanya

Wanita Meksiko Dikurung 12 Tahun di RSJ AS Hanya karena Tak Ada yang Tahu Bahasanya

Tren
Catat, Daftar Libur Nasional 2024 Usai Idul Adha 1445 Hijriah

Catat, Daftar Libur Nasional 2024 Usai Idul Adha 1445 Hijriah

Tren
Kisah Ayah Jalan Kaki 16 Km Selama 3 Jam demi Kasih Makan Anak-Istri

Kisah Ayah Jalan Kaki 16 Km Selama 3 Jam demi Kasih Makan Anak-Istri

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke