Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

50 Tahun Hari Bumi, Ini Perubahan di Amazon, Gurun Sahara, dan Antartika

KOMPAS.com - Hari ini, 22 April 2020, kembali diperingati sebagai Hari Bumi. Peringatan ini telah dilakukan sejak tahun 1970.

Saat itu sekitar 20 juta penduduk di AS memenuhi jalan menyerukan kebutuhan akan udara dan air bersih. 

Sekarang, 50 tahun kemudian, bumi masih menghadapi beragam tantangan, terutama dengan adanya perubahan iklim. 

Jadi, apa saja yang telah berubah sejak Hari Bumi pertama diperingati? Apa yang terjadi pada hutan Amazon, es-es di Antartika, hingga gurun Sahara?

Amazon merupakan hutan hujan terbesar di Planet Bumi, yang membentang pada 9 negara di Amerika Selatan.

Melansir Vogue, sejak tahun 1970, hutan ini mulai rusak akibat penebangan yang dilakukan.

Seluas 700.000 kilometer persegi atau sekitar 20 persen hutan hujan Amazon mengalami penebangan dalam 50 tahun terakhir.

Menurut Fakultas Kehutanan dan Studi Lingkungan Yale University, penyebab utama dari penebangan ini adalah pemeliharaan ternak. 

Selain itu, api yang dibuat oleh peternak dan petani untuk membersihkan lahan di hutan juga berkontribusi pada kebakaran hutan besar-besaran yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Hutan Amazon seringkali disebut sebagai "paru-paru" dunia karena kapasitasnya menyimpan karbon dan melepaskan oksigen ke atmosfer. 

Namun, sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa 20 persen hutan hujan sebenarnya mengeluarkan CO2 lebih banyak daripada penyerapan yang dilakukan akibat deforestasi.

"Jika Amazon dibiarkan relatif utuh, ia dapat memiliki peran signifikan dalam menyerap karbon dari atmosfer.

Namun, saat ini, Amazon berada dalam proses bergeser dari perannya sebagai penyerap karbon menjadi penghasil karbon" kata Kepala Program Rainforest Alliance Nigel Sizer sebagaimana dikutip Vogue. 

Untuk itu, diperlukan lebih banyak tindakan untuk menghentikan kerusakan lebih lanjut dan memulihkan hutan yang hilang.

Meskipun memiliki lokasi yang relatif jauh dari wilayah lain, mencairnya lapisan es di Antartika dan Greenland berdampak sangat besar.

Menurut dua studi dari IMBIE, lapisan es saat ini kehilangan massa 6 kali lebih cepat daripada tahun 1990-an. 

Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan suhu, dengan 6,4 triliun ton es hilang pada 1992 hingga 2017. 

Selain itu, laporan lain menyebutkan bahwa lapisan es di Greenland mencair lebih cepat dari perkiraan para ilmuwan. Konsekuensi dari mencairnya es tersebut adalah naiknya permukaan laut di dunia. 

"Jika semua lapisan es di Antartika mencair, kita akan mengalami kenaikan permukaan laut sekitar 60 meter" kata Dr Alexandra Gossart dari Pusat Penelitian Antartika di Victoria University of Wellington.

Menurutnya, kondisi ini dapat mengakibatkan dampak mendalam pada sistem iklim dunia.

Sebelumnya, laporan IPCC pada 2018 telah memperingatkan bahwa kenaikan suhu antara 1,5 derajat celsius hingga 2 derajat celsius dapat menyebabkan hilangnya lapisan es di Greenland yang tidak dapat dikembalikan.

"Kami benar-benar harus memitigasi perubahan iklim dan menghentikan terjadinya fenomena ini," tambah Gossart.

Great Barrier Reef, yang terletak di lepas pantai Queensland, merupakan salah satu keajaiban alam di dunia. 

Namun, tempat ini juga telah mengalami dampak dari perubahan iklim.

Suhu laut yang tinggi menyebabkan karang mengeluarkan ganggang yang hidup pada jaringannya, membuatnya berubah menjadi putih dan berisiko mati.

Peristiwa memutihnya karang-karang ini dalam skala besar pertama kali terjadi pada 1998 dan terus meningkat selama bertahun-tahun. 

Hilangnya karang memiliki dampak yang menghancurkan pada kehidupan laut. Great Barrier Reef sendiri menjadi rumah bagi lebih dari 1.500 spesies ikan.

Rusaknya Great Barrier Reef dan karang-karang lain di dunia menyebabkan sebuah dampak yang sangat buruk bagi jutaan manusia. 

"Banyak pulau-pulau yang dilindungi oleh karang jika ada ombak besar yang datang. Jutaan orang juga makan dari karang atau memperoleh penghidupannya dari karang," jelas Dr Selina Ward dari University of Queensland sebagaimana dikutip Vogue.

Gurun Sahara telah mengalami berbagai perubahan dalam 50 tahun terakhir, dimulai dengan kekeringan parah selama tahun 1970-an hingga 1980-an. 

Selain itu, juga terjadi peningkatan curah hujan sejak pertengahan tahun 1980-an.

"Ada banyak variabilitas alami. Sulit untuk menentukan berapa banyak perubahan yang terjadi karena perubahan iklim," kata Profesor dari University of Quebec Francesco Pausata. 

Peningkatan curah hujan yang disebabkan oleh perubahan iklim dapat menyebabkan menghijaunya kembali bagian Sahara paling selatan. 

Kondisi ini berdampak, baik secara lokal maupun lebih luas.

"Dapat terjadi peningkatan intensitas dari musim hujan Afrika Barat, tetapi dapat pula berdampak pada frekuensi El Nino atau aktivitas siklon tropis," jelas Pausata.

"Kami juga telah melihat bahwa musim hujan Afrika Barat yang lebih kuat dapat menyebabkan bertambah kuatnya pemanasan di Kutub Utara," lanjut dia.

Menurut Pausata, perubahan yang terjadi di Sahara tidak hanya memengaruhi masyarakat lokal, tetapi lebih luas.

"Itu sebabnya, kita harus peduli dengan perubahan iklim ini," pungkas Pausata.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/22/193300465/50-tahun-hari-bumi-ini-perubahan-di-amazon-gurun-sahara-dan-antartika

Terkini Lainnya

Peneliti Deteksi Sinyal Baru yang Diduga dari Pesawat MH370, Akankah Segera Ditemukan?

Peneliti Deteksi Sinyal Baru yang Diduga dari Pesawat MH370, Akankah Segera Ditemukan?

Tren
Bisakah Naik Kereta Api atau Pesawat jika KTP Hilang?

Bisakah Naik Kereta Api atau Pesawat jika KTP Hilang?

Tren
Daftar Top Skor EURO Sepanjang Masa, Cristiano Ronaldo Kokoh di Puncak

Daftar Top Skor EURO Sepanjang Masa, Cristiano Ronaldo Kokoh di Puncak

Tren
3 Cara Cek Estimasi Keberangkatan Haji, Ada 221.000 Kuota untuk 2025

3 Cara Cek Estimasi Keberangkatan Haji, Ada 221.000 Kuota untuk 2025

Tren
Sering Kesemutan seperti Tersetrum, Wanita Ini Ternyata Idap Kanker Darah

Sering Kesemutan seperti Tersetrum, Wanita Ini Ternyata Idap Kanker Darah

Tren
Kisah 'Man from Taured' yang Pernah Hebohkan Jepang, Klaim Berasal dari Dunia Paralel

Kisah "Man from Taured" yang Pernah Hebohkan Jepang, Klaim Berasal dari Dunia Paralel

Tren
Suplemen yang Perlu Dikonsumsi Wanita Berusia 50 Tahun ke Atas

Suplemen yang Perlu Dikonsumsi Wanita Berusia 50 Tahun ke Atas

Tren
Ramai soal Daftar 'Makeup' China Disebut Mengandung Karsinogen, Ini Kata BPOM

Ramai soal Daftar "Makeup" China Disebut Mengandung Karsinogen, Ini Kata BPOM

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 20-21 Juni 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 20-21 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Peserta SNBT Tunarungu Gagal Lolos Usai Diminta Lepas Alat Bantu Dengar | Kata KAI Services soal Makanan Kedaluwarsa di Kereta

[POPULER TREN] Peserta SNBT Tunarungu Gagal Lolos Usai Diminta Lepas Alat Bantu Dengar | Kata KAI Services soal Makanan Kedaluwarsa di Kereta

Tren
Daftar Pemain Tertua dan Termuda Euro 2024, Ada Pepe

Daftar Pemain Tertua dan Termuda Euro 2024, Ada Pepe

Tren
7 Suplemen yang Bermanfaat untuk Memperbaiki Kualitas Tidur, Apa Saja?

7 Suplemen yang Bermanfaat untuk Memperbaiki Kualitas Tidur, Apa Saja?

Tren
Sering Mual Setelah Begadang? Ternyata Ini 3 Penyebabnya

Sering Mual Setelah Begadang? Ternyata Ini 3 Penyebabnya

Tren
Muncul Fenomena “Heat Dome” di Amerika Serikat, Apa Itu?

Muncul Fenomena “Heat Dome” di Amerika Serikat, Apa Itu?

Tren
Wanita Tewas Terjatuh dari Lantai 3 Gym, Pakar: Idealnya Posisi 'Treadmill' Menghadap Jendela

Wanita Tewas Terjatuh dari Lantai 3 Gym, Pakar: Idealnya Posisi "Treadmill" Menghadap Jendela

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke