Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Atasi Wabah Corona, Peneliti Sebut Indonesia Bisa Meniru Korea Selatan

KOMPAS.com - Pemerintah Republik Indonesia terus berupaya untuk mencegah penularan virus corona semakin meluas. Namun sejumlah ahli menilai, upaya yang dilakukan belum cukup maksimal membendung laju penyebaran Covid-19.

Laporan terakhir disebutkan, kasus infeksi virus corona di Indonesia mencapai 4.557 kasus positif yang dikonfirmasi. 

Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.778 orang masih dilakukan perawatan, 399 orang meninggal dan pasien sembuh sebanyak 380 orang.

PSBB pelengkap strategi utama

Epidemiolog Indonesia kandidat doktor dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyebut PSBB atau karantina wilayah harus dilakukan sebagai pelengkap dari strategi utama, yaitu tes, pelacakan, perawatan, dan isolasi.

"Artinya, PSBB tidak akan efektif bila strategi utama tidak dilaksanakan," kata Dicky kepada Kompas.com, Senin (13/4/2020).

Dicky juga menyoroti adanya kesalahpahaman yang menyebut bahwa terlambatnya penerapan karantina wilayah atau PSBB menjadi kesalahan besar di Indonesia dan Jakarta.

Padahal menurut Dicky dalam strategi menghadapi pandemi, inti atau prinsip utamanya adalah test, trace, treat dan isolate.

Karena itu, Dicky menyebut bahwa pemerintah pusat juga harus memberikan pemahaman yang benar tentang PSBB dan strategi apa yang harus terus dilakukan dan diutamakan.

Indonesia cocok meniru Korsel

Selain itu, Dicky menilai, strategi penanganan pandemi di Indonesia yang lebih cocok merujuk pada pola Korea Selatan. Negara tersebut tidak menerapkan karantina atau isolasi total serupa lockdown.

Namun berhasil menekan penyebaran dan melandaikan kurva melalui strategi cakupan tes dan pelacakan kasus yang masif dan agresif. 

Korea Selatan memang tidak menerapkan kebijakan lockdown untuk membendung virus corona. Tetapi dengan memperbanyak melakukan tes virus corona atau tes massal untuk warganya. 

Korea Selatan dengan sekitar 10.000 kasus positif virus corona telah melakuan tidak kurang dari 500.000 tes virus corona. Sedangkan Indonesia saat ini baru melakukan 27.000 tes virus corona.

Tak hanya itu, Korea Selatan juga melakukan pelacakan kontak orang-orang yang diketahui melakukan kontak langsung dengan orang yang dinyatakan positif virus corona. Sehingga pola penyebaran bisa diketahui dan kemudian dibatasi.

"Indonesia bisa dengan meningkatkan cakupan tes dan pelacakan kasus serta isolasi kontak secara massif dan agresif. Tes bisa ditarget 1.000 per 1 juta populasi," kata dia.

Libatkan unsur masyarakat

Menurut Dicky, strategi tersebut harus melibatkan unsur masyarakat seperti RT atau RW, tokoh dan pemuka untuk menjamin keberhasilannya.

Hal itu bisa dilakukan dengan mendirikan banyak klinik demam di tiap kelurahan atau kecamatan yang dilengkapi dengan tenaga dokter, perawat, dan laboran yang akan melakukan skrining pasien-pasien demam.

Di sisi lain, belum adanya obat dan vaksin bagi virus corona serta fakta bahwa epidemiologi Covid-19 yang memiliki Ro atau angka reproduksi lebih dari dua menjadikan posisi PSBB dilematis atau perangkap buka tutup.

"Sehingga selama seluruh populasi belum mencapai kekebalan minimal maka peluang datangnya gelombang kedua dan ketiga akan tetap ada," paparnya. 

https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/14/064500965/atasi-wabah-corona-peneliti-sebut-indonesia-bisa-meniru-korea-selatan

Terkini Lainnya

Kominfo Putus Internet dari Kamboja-Filipina, Efektif Berantas Judi Online?

Kominfo Putus Internet dari Kamboja-Filipina, Efektif Berantas Judi Online?

Tren
Ubur-ubur Api Muncul di Pantai Gunungkidul, Apa yang Harus Dilakukan jika Tersengat?

Ubur-ubur Api Muncul di Pantai Gunungkidul, Apa yang Harus Dilakukan jika Tersengat?

Tren
1.301 Jemaah Haji Meninggal, Arab Saudi Bantah Gagal Jadi Tuan Rumah Ibadah Haji 2024

1.301 Jemaah Haji Meninggal, Arab Saudi Bantah Gagal Jadi Tuan Rumah Ibadah Haji 2024

Tren
Apa Itu Tanaman Kratom dan Bagaimana Efek Saat Mengonsumsinya?

Apa Itu Tanaman Kratom dan Bagaimana Efek Saat Mengonsumsinya?

Tren
Alasan Polda Sumbar Cari Orang yang Viralkan Kasus Bocah yang Tewas Diduga Dianiaya Polisi

Alasan Polda Sumbar Cari Orang yang Viralkan Kasus Bocah yang Tewas Diduga Dianiaya Polisi

Tren
Salinan Putusan Cerai Pasangan Artis Tersebar, Begini Hukumnya

Salinan Putusan Cerai Pasangan Artis Tersebar, Begini Hukumnya

Tren
Jadwal Masuk Sekolah Tahun Ajaran Baru 2024/2025 untuk Provinsi di Jawa

Jadwal Masuk Sekolah Tahun Ajaran Baru 2024/2025 untuk Provinsi di Jawa

Tren
Mengenal Inafis, Peran, Tugas, dan Data yang Dimiliki

Mengenal Inafis, Peran, Tugas, dan Data yang Dimiliki

Tren
Daftar 92 Negara yang Mengakui SIM Internasional Indonesia, Mana Saja?

Daftar 92 Negara yang Mengakui SIM Internasional Indonesia, Mana Saja?

Tren
Sarkofagus Mumi Dihiasi Gambar Mirip Marge Simpson, Mesir Kuno Meramalkan The Simpsons?

Sarkofagus Mumi Dihiasi Gambar Mirip Marge Simpson, Mesir Kuno Meramalkan The Simpsons?

Tren
Indonesia Vs Filipina di Piala AFF U16 Malam Ini, Pukul Berapa?

Indonesia Vs Filipina di Piala AFF U16 Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
PPDB DKI Jakarta 2024 untuk SMP dan SMA  Jalur Zonasi: Link, Syarat, Cara Daftarnya

PPDB DKI Jakarta 2024 untuk SMP dan SMA Jalur Zonasi: Link, Syarat, Cara Daftarnya

Tren
Anies Mulai Ditinggal Pendukungnya di Pilpres 2024: PKS Usung Sohibul Iman, Nasdem Usul Sahroni

Anies Mulai Ditinggal Pendukungnya di Pilpres 2024: PKS Usung Sohibul Iman, Nasdem Usul Sahroni

Tren
Kronologi Konser Lentera Festival Berakhir Ricuh, Penonton Ngamuk Bakar Panggung

Kronologi Konser Lentera Festival Berakhir Ricuh, Penonton Ngamuk Bakar Panggung

Tren
Cara Cek NIK Sudah Jadi NPWP atau Belum, Paling Lambat 30 Juni 2024

Cara Cek NIK Sudah Jadi NPWP atau Belum, Paling Lambat 30 Juni 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke