Kekebalan tubuh yang lemah menjadi faktor utama para lansia masuk dalam kelompok rentan yang berpotensi terinfeksi virus corona.
Namun, baru-baru ini dokter dan petugas kesehatan di New York menemukan banyaknya pasien berusia muda yang dirawat di rumah sakit akibat virus corona.
Menurut data Departemen Kesehatan Kota, New York menjadi daerah episentrum virus di Amerika Serikat dan sekitar 1 dari 5 pasien rawat inap berusia di bawah 44 tahun.
Sementara, data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, kasus infeksi virus corona sedang hingga parah secara global terjadi pada 10-15 persen orang dewasa di bawah usia 50 tahun.
Pada Jumat (27/3/2020), seorang pasien berusia 32 tahun di Rumah Sakit Mount Sinai Morningside Manhattan mendatangi dokter Kaedrea Jackson dan bertanya, "Apakah saya akan mati?".
Pria muda itu tak memiliki kondisi medis yang mendasarinya. Akan tetapi, ia mengalami demam, sesak napas, dan kadar oksigennya turun dengan cepat.
Ia datang ke unit gawat darurat rumah sakit empat hari sebelumnya, tetapi disuruh pulang, minum air, minum Tylenol, dan karantina mandiri.
Pria itu kembali ke rumah sakit dengan kondisi yang semakin buruk.
"Tingkat ketakutan di matanya sangat mencolok bagi saya. Ia sangat takut dan masih sangat muda," kata Jackson, seorang dokter pengobatan darurat, seperti dilansir dari Bloomberg.
Selama berbulan-bulan, pesan dari pihak berwenang adalah bahwa orang yang lebih tua berada pada risiko tertinggi.
Hal ini kemudian membuat para pejabat kesehatan mengambil tindakan keras kepada orang berusia 20 dan 30-an tahun untuk tinggal di rumah demi menghindari penularan penyakit terhadap para lansia.
Pada pertengahan Maret 2020, keyakinan itu berubah ketika seorang pejabat tinggi kesehatan Gedung Putih memperingatkan bahwa orang-orang muda di Italia dan Perancis jatuh sakit.
Tren kasus virus corona pada orang muda pun muncul di AS.
"Banyak sekali pasien yang tidak cocok dengan gambaran yang kami sampaikan dari Tiongkok atau Italia. Ini bukan hanya pasien usia lanjut; siapa saja," kata Jackson.
Ia memperkirakan, sebanyak 20 persen dari kasus yang dikonfirmasi di rumah sakit merupakan pasien di bawah usia 50 tahun.
Kasus infeksi berat
Banyak dokter muda berusia 30-an tahun mengawasi pasien sehat seusia mereka dirawat di rumah sakit dan memakai ventilator.
"Banyak orang merasa takut. Ini adalah pasien di mana Anda berpikir, 'Ini seharusnya tidak terjadi pada Anda. Anda masih sangat muda, mengapa ini terjadi?" kata dia.
Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan, masih banyak anak muda yang belum mengetahui bahwa mereka dapat terinfeksi.
"Anda masih melihat terlalu banyak situasi dengan kerumunan yang diisi orang muda. Mereka bisa terinfeksi dan mereka membahayakan hidup mereka. Virus ini dapat membunuh orang muda. Meski jarang, tapi hal itu mungkin terjadi," kata Cuomo.
Kurangnya pengujian secara luas di AS menyulitkan petugas kesehatan untuk mengetahui kelompok mana yang paling berisiko.
Namun, dokter dan petugas kesehatan menggambarkan banyaknya jumlah pasien muda yang membutuhkan perawatan intensif.
"Ini anak muda yang sebelumnya sehat. Mereka seperti terkena flu. Dalam beberapa jam, mereka membutuhkan oksigen kemudian membutuhkan ventilator," kata Eric Wei, seorang dokter di ruang gawat darurat dan kepala petugas di NYC Health.
Sementara itu, seorang pekerja yang merawat pasien di Pusat Medis NYU Langone Health, puluhan pasien yang berada dalam perawatan intensif berusia di bawah 50 tahun.
Direktur bagian Penyakit Menular di Brigham and Women's Hospital di Boston Paul Sax mengaku heran ketika mengetahui banyak kelompok muda mengalami infeksi parah, meski sebelumnya dalam kondisi benar-benar sehat.
"Kasus-kasus pada orang muda dan setengah baya ini sangat mencolok. Pasti ada orang yang terkejut bahwa kasus ini adalah infeksi parah pada kelompok orang-orang yang sebelumnya benar-benar sehat dan berolahraga serta dalam kondisi baik-baik saja," kata dia.
https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/03/110800265/di-new-york-ditemukan-banyak-pasien-berusia-muda-yang-terinfeksi-virus