Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kasus Virus Corona Meningkat di Luar China, WHO: Bisa Diatasi dengan Tindakan Tepat

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan masyarakat dunia untuk selalu waspada terkait wabah virus corona, meskipun tinggal di wilayah yang masih steril dari virus.

Tidak hanya masyarakat, semua petugas medis juga diminta untuk selalu siaga meski wilayahnya masih terpantau aman.

Peringatan ini dikeluarkan mengingat jumlah infeksi di seluruh dunia hingga saat ini sudah melampaui angka 90.000 kasus.

Berdasarkan data dari Johns Hopkins CSSE per Selasa (3/3/2020) pukul 14.35 siang total infeksi yang sudah terjadi hingga hari ini sudah mencapai angka 90.937 kasus infeksi.

Bisa diatasi dengan tindakan tepat

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, Senin (2/3/2020) menyebutkan bahwa dalam waktu 24 jam, kasus infeksi virus corona di berbagai negara mencapai hampir 9 kali lipat dibandingkan dengan infeksi yang terjadi di China.

Korea Selatan saat ini mencatat total infeksi sebanyak lebih dari 4.800 kasus dan 28 kematian. Italia sudah melaporkan sedikitnya 1.835 kasus infeksi dan 52 kematian. Sementara Iran sudah memiliki 1.500 kasus infeksi dan 66 di antaranya berakhir kematian.

Meskipun demikian, menanggapi situasi yang terus berkembang hingga hari ini ia meminta semua pihak untuk tetap tenang dan tidak panik.

"Mengetahui dan memahami suatu epidemi adalah langkah pertama untuk mengalahkannya. Kami berada di wilayah yang belum dipetakan dengan # COVID19. Kami belum pernah melihat patogen pernafasan yang mampu menularkan komunitas, tetapi juga bisa diatasi dengan tindakan yang tepat," kata Tedros seperti dicuitkan dalam akun Twitternya, Selasa (3/3/2020).

Sejak pertama kali muncul di akhir Desember 2019, virus corona penyebab penyakit Covid-19 ini sudah menyebar ke seluruh benua kecuali Antartika.

Melihat tren persebarannya, petugas medis yang saat ini sedang bergelut mati-matian memerangi virus yang berasal dari Wuhan, China ini adalah yang berada di 3 negara, Korea Selatan, Iran, dan Italia.

Sementara negara-negara lain masih terus berupaya untuk mencegah infeksi meluas dengan cara menyiagakan petugas kesehatan, mengingatkan masyarakatnya, dan membuat pembatasan perjalanan ke area terinfeksi.

Mempersempit persebaran

Beberapa negara bahkan mencoba untuk mempersempit ruang persebaran virus dengan meliburkan sekolah, membatalkan acara internasional, menutup wilayah perbatasan, atau membiarkan para karyawan untuk bekerja dari rumah.

Hal ini diharapkan dapat meminimalisir penularan virus yang mungkin saja terjadi jika banyak orang dari berbagai macam asalnya berkumpul dalam satu area tertentu.

Sejauh ini, sudah ada 172 kasus kematian yang terjadi di luar China. Sementara total kematian akibat virus ini secara global sudah mencapai angka 3.117 kasus.

Fakta menarik yang ada saat ini, penyebaran kasus infeksi virus corona justru terpantau meningkat di luar negara asalnya.

Di China, jumlah infeksi baru dari hari ke hari terus menunjukkan penurunan. Namun tidak dengan kasus yang terjadi di sejumlah negara, seperti Korea Selatan dan Italia yang jumlah peningkatannya bisa begitu drastis hanya dalam waktu singkat.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/03/190000265/kasus-virus-corona-meningkat-di-luar-china-who--bisa-diatasi-dengan

Terkini Lainnya

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Tren
Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Tren
Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Tren
Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke