Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Darwis Triadi di Balik Pemotretan Foto Resmi Jokowi dan Ma'ruf Amin

Melalui akun Instagram-nya, @darwis_triadi, Darwis membagikan ceritanya memotret orang nomor satu Republik Indonesia itu.

"Saat pemotretan official buat Bpk Presiden Jokowi dan Bpk K.H Ma'ruf Amin. Bersama Bpk Mensesneg Pratikno. Suasana sangat relax dan santai membuat foto sesi begitu cepat dgn hasil yg maximal dan saya begitu bahagia," tulis Darwis, dalam unggahannya, Kamis (17/10/2019).

Darwis pun mengunggah beberapa foto yang memperlihatkan interaksinya dengan Jokowi dan Ma'ruf Amin.

Kesempatan luar biasa

Darwis mengatakan, pengalamannya memotret Jokowi dan Ma'ruf Amin merupakan kesempatan yang luar biasa.

Kali ini, menjadi kesempatan keempat Darwis mengabadikan Jokowi.

"Sebetulnya kalau Pak Jokowi sudah 4 kali. Kalau Pak Ma'ruf kemarin baru kedua kalinya. Yang pertama itu saat kampanye Pilpres, kebetulan mungkin itu Bapak (Jokowi) mencari saya," ujar Darwis saat dihubungi Kompas.com, Jumat (18/10/2019).

Ia menyebutkan, kesempatan pertama memotret Jokowi saat kampanye Pilpres 2019.

Menurut dia, yang menjadi perantara Jokowi dengan dirinya adalah Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf.

"Mungkin dari saat itu, Bapak (Jokowi) merasa cocok dengan saya," ujar Darwis.

Ingin memotret Jokowi

Darwis mengaku sejak lama menyimpan keinginan memotret Jokowi.

Ia menilai, foto resmi Jokowi bersama Jusuf Kalla yang menjabat pada 2014-2019, tidak memancarkan karakter dari dua tokoh penting Indonesia itu.

"Karakternya enggak keluar. Ya mungkin lebih ke teknis kalau saya lihat. Saya hanya bilang pada saat itu, mudah-mudahan saya diberi kesempatan untuk memotret Beliau," ujar Darwis.

"Dan ternyata kesempatan itu datang," kata dia.

Ketika kesempatan itu datang, ia tak menyia-nyiakannya.

Darwis ingin, melalui jepretannya, karakter Jokowi yang sebenarnya akan terpancar.

Memotret tokoh, kata Darwis, butuh memahami karakter wajah, angle memotret, dan menangkap ekspresi yang tepat.

"Fotonya harus bergas, harus mantap. Punya karakter yang dipunyai oleh kepala negara tersebut. Karena kalau kita melihat kepala negara luar kan punya karakter juga," ujar Darwis.

Kesan

Darwis mengaku memiliki kesan tersendiri memotret Jokowi.

Pertama, ia senang bahwa hasil fotonya menjadi sejarah. Sebab, hasil foto inilah yang nantinya terpampang di banyak tempat di seluruh Indonesia dan dipajang selama 5 tahun ke depan.

Kedua, keinginannya menampilkan potret kepala negara yang memancarkan jati diri yang kuat bisa terwujud.

"Jadi, saat saya diberi kesempatan seperti itu, saya memang total memberikan suatu hasil yang maksimal," ujar Darwis.

Waktu pemotretan sendiri terbilang singkat, yakni sekitar 30 menit.

Ia menekankan, memotret seorang tokoh banyak hal yang harus dilakukan secara tepat.

"Ini kan bukan motret sembarangan, kecuali kalau motret model, ini kan semuanya harus serba tepat," ujar Darwis.

Meski hanya memiliki waktu selama 30 menit, Darwis mengaku tidak merasa ada kesulitan berarti saat memotret Jokowi dan Ma'ruf Amin.

Tantangannya, melakukan segala prosesnya dengan waktu yang tepat dan memberikan kenyamanan bagi Jokowi.

"Ketika itu saya juga lihat Bapak (Jokowi) bebannya begitu berat, kira-kira kita lihat situasi juga seperti itu. Jadi bagaimana saya bisa meng-capture Bapak dengan kondisi yang rileks dan tenang," ujar Darwis.

Kala pemotretan berlangsung, menurut Darwis, bertepatan dengan terjadinya demo besar di depan Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

"Bapak (Jokowi) bisa memberikan input energi positif terhadap saya. Jadi saya bisa meng-capture. Dan terus terang, kalau bisa melihat struktur wajah segala macam, Bapak mencerminkan wajah pemimpin," kata dia.

https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/19/070500865/cerita-darwis-triadi-di-balik-pemotretan-foto-resmi-jokowi-dan-maruf-amin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke