Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Viral soal Tablet Tak Boleh Digerus, Bagaimana Cara Konsumsi Obat yang Tepat?

Keramaian ini awalnya karena unggahan sebuah akun yang mengunggah caranya mengonsumsi obat dengan cara mengeluarkan isi obat dari kapsul, dan ada pula yang menggerus obat berbentuk tablet.

Unggahan ini diikuti testimoni para pengguna Twitter lainnya, yang berbagi cara mereka mengonsumsi obat.

Sementara itu, akun @adidict, menanggapi unggahan ini dengan mengungkapkan keprihatinannya karena cara konsumsi obat seperti ini. Menurut dia, ada beberapa obat yang tak boleh dihancurkan karena alasan kesehatan.

Lalu, bagaimana sebenarnya cara mengonsumsi obat yang tepat?

Seorang apoteker yang juga pemilik salah satu apotek di Jawa Tengah, Uswatun Nurul Falah, S. Farm., Apt, mengatakan, ada beberapa jenis obat yang harus dikonsumsi dalam keadaan utuh.

Ia menyebutkan, obat yang harus dikonsumsi dalam keadaan utuh atau tak boleh digerus bisa dilihat dari bentuk fisik obat.

“Bentuknya licin, semacam dilapisi film atau coat. Kami menyebutnya tablet salut selaput,” kata Uswatun, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (4/9/2019).

Ia menyarankan, jika ada yang mengalami kesulitan menelan obat, sebaiknya meminta kepada dokter atau apoteker untuk diganti obat lain yang memungkinkan untuk dikonsumsi.

Melansir Rosemont Pharma, ada beberapa obat yang seharusnya tak boleh digerus, dibuka kapsulnya, maupun dikunyah.

Obat apa saja?

Obat-obatan tersebut biasanya disertai dengan keterangan:

  • CR/Chrono (Controlled Release)
  • CRT (Controlled Release)
  • EC/EN (Enteric Coated)
  • LA (Long Acting)
  • MR/Retard (Modified Release)
  • SA (Sustained Action)
  • SR/Dur/Dural (Sustained Release)
  • XL (Extended Release).

Secara lebih rinci dijelaskan, obat yang termasuk Modified Release dirancang untuk dilepaskan dalam jangka waktu yang lama.

Jika obat semacam ini digerus, akibat yang timbul adalah gangguan lapisan pelepasan yang dimodifikasi.

Efeknya bisa menyebabkan overdosis yang diikuti periode di mana konsentrasi obat terlalu rendah untuk aktif secara terapi.

Obat-obat jenis ini biasanya adalah obat dengan huruf M, R, LA, SA, CR, XL atau SR di akhir nama.

Selain itu, ada kata-kata seperti "Retard" atau "Slow”.

Lainnya, obat enteric coated atau obat salut enterik yang biasanya ditandai dengan EN atau EC pada akhir penamaannya, didesain untuk dilepaskan di perut.

Gangguan lapisan enterik melalui proses penggerusan bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya iritasi atau kerusakan lambung, berkurangnya potensi obat karena degradasi asam dari bahan aktif, atau pelepasan obat di tempat yang tidak sesuai dengan tujuan pelepasannya.

Sementara itu, obat-obatan berlapis gula atau film, jika dihancurkan juga bisa menyebabkan terjadinya degradasi cepat dari bahan aktif, serta kemungkinan sulit ditelan karena rasanya yang kurang enak.

Untuk obat-obatan sitostatika dan steroid hormonal juga seharusnya tidak digerus.

Alasannya, jika tablet dihancurkan, bisa berpotensi menimbulkan bahaya jika menyebar melalui udara dan terhirup oleh orang lain.

Cara menelan obat

Lantas, bagaimana cara menelan obat untuk Anda yang kesulitan mengonsumsinya dengan cara ini?

Sebuah jurnal dari Analis Medicine, menyebutkan, ada 2 metode cara menelan obat untuk membantu mereka yang kesulitan menelan obat.

Metode pertama adalah Metode Pop-bottle untuk tablet. Bagaimana caranya?

1. Mengisi botol air plastik fleksibel atau botol soda dengan air

2. Letakkann tablet di lidah Anda, dan tutup bibir Anda dengan erat di sekeliling mulut botol.

3. Minumlah dari botol dengan menjaga kontak antara bibir dengan mulut botol. Posisi bibir mengerucut, dan minum dengan menggunakan gerakan menghisap. Telanlah air dan pilnya dengan segera.

4. Jangan biarkan udara masuk ke dalam botol.

Metode kedua adalah teknik lean-forward untuk kapsul, caranya:

1. Letakkan kapsul di lidah Anda

2. Minumlah sedikit, air tetapi jangan dulu ditelan

3. Miringkan dagu ke arah dada

4. Telan kapsul dan air saat leher Anda tertekuk

Penelitian menunjukkan, mereka yang kesulitan menelan pil yang mencoba menerapkan metode pop-bottle mempelihatkan peningkatan kemampuan sebesar 60 persen.

Sementara, metode learn-forward menunjukkan peningkatan 89 persen dibandingkan menelan dengan cara biasa.

https://www.kompas.com/tren/read/2019/09/05/084934865/viral-soal-tablet-tak-boleh-digerus-bagaimana-cara-konsumsi-obat-yang-tepat

Terkini Lainnya

Kesaksian Warga Palestina yang Diikat di Kap Mobil dan Dijadikan Tameng oleh Tentara Israel

Kesaksian Warga Palestina yang Diikat di Kap Mobil dan Dijadikan Tameng oleh Tentara Israel

Tren
Ethiopia Selangkah Lagi Miliki Proyek Bendungan PLTA Terbesar di Afrika

Ethiopia Selangkah Lagi Miliki Proyek Bendungan PLTA Terbesar di Afrika

Tren
Jet Tempur Israel Serang Klinik di Gaza, Runtuhkan Salah Satu Pilar Kesehatan Palestina

Jet Tempur Israel Serang Klinik di Gaza, Runtuhkan Salah Satu Pilar Kesehatan Palestina

Tren
Sama-sama Baik untuk Pencernaan, Apa Beda Prebiotik dan Probiotik?

Sama-sama Baik untuk Pencernaan, Apa Beda Prebiotik dan Probiotik?

Tren
Dilirik Korsel, Bagaimana Nasib Timnas Indonesia jika Ditinggal STY?

Dilirik Korsel, Bagaimana Nasib Timnas Indonesia jika Ditinggal STY?

Tren
Ramai soal Siswi SMAN 8 Medan Tak Naik Kelas, Ini Penjelasan Polisi, Kepsek, dan Disdik

Ramai soal Siswi SMAN 8 Medan Tak Naik Kelas, Ini Penjelasan Polisi, Kepsek, dan Disdik

Tren
Perang Balon Berlanjut, Kini Korut Kirimkan Hello Kitty dan Cacing ke Korsel

Perang Balon Berlanjut, Kini Korut Kirimkan Hello Kitty dan Cacing ke Korsel

Tren
Perjalanan Kasus Karen Agustiawan, Eks Dirut Pertamina yang Rugikan Negara Rp 1,8 T

Perjalanan Kasus Karen Agustiawan, Eks Dirut Pertamina yang Rugikan Negara Rp 1,8 T

Tren
Ini Kronologi dan Motif Anak Bunuh Ayah Kandung di Jakarta Timur

Ini Kronologi dan Motif Anak Bunuh Ayah Kandung di Jakarta Timur

Tren
Pasangan Haji Meninggal Dunia, Jalan Kaki Berjam-jam di Cuaca Panas dan Sempat Hilang

Pasangan Haji Meninggal Dunia, Jalan Kaki Berjam-jam di Cuaca Panas dan Sempat Hilang

Tren
Kata Media Asing soal PDN Diserang 'Ransomware', Soroti Lemahnya Perlindungan Siber Pemerintah Indonesia

Kata Media Asing soal PDN Diserang "Ransomware", Soroti Lemahnya Perlindungan Siber Pemerintah Indonesia

Tren
Populasi Thailand Turun Imbas Resesi Seks, Warga Pilih Adopsi Kucing

Populasi Thailand Turun Imbas Resesi Seks, Warga Pilih Adopsi Kucing

Tren
Kisah Nenek Berusia 105 Tahun Raih Gelar Master dari Stanford, Kuliah sejak Perang Dunia II

Kisah Nenek Berusia 105 Tahun Raih Gelar Master dari Stanford, Kuliah sejak Perang Dunia II

Tren
Kronologi dan Kejanggalan Kematian Afif Maulana Menurut LBH Padang

Kronologi dan Kejanggalan Kematian Afif Maulana Menurut LBH Padang

Tren
7 Fakta Konser di Tangerang Membara, Vendor Rugi Rp 600 Juta, Ketua Panitia Diburu Polisi

7 Fakta Konser di Tangerang Membara, Vendor Rugi Rp 600 Juta, Ketua Panitia Diburu Polisi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke