Konsultan properti global, Knight Frank mencatat pertumbuhan negatif pasar properti Indonesia, akan terus berlanjut pada 2015 mendatang yang disebabkan enam faktor krusial.
Berbagai indikator yang memperlihatkan pertumbuhan negatif, dikhawatirkan memicu pasar properti bakal terpuruk tahun 2015 mendatang. Terlebih jika nilai tukar rupiah masih fluktuatif, ekonomi melambat, dan pengurangan stimulus oleh The Fed.
Lima investor Jepang bersiap masuk pasar properti Indonesia tahun 2015 mendatang dengan total nilai investasi sebesar 250 juta dollar AS. Kelima investor tersebut merupakan perusahaan properti sepuluh besar di negaranya.
Indonesia masih dianggap belum memiliki daya saing tinggi terkait investasi asing di sektor properti. Ada empat kendala yang masih menyandera negeri ini untuk dapat melaju kencang melampaui kompetitornya di Asia Tenggara.
Aksi demonstrasi yang berlangsung sepekan di Hongkong, menimbulkan kekhawatiran sejumlah pelaku bisnis dan industri properti. Satu di antaranya adalah konsultan properti DTZ yang pernah dinahkodai pemimpin eksekutif Hongkong, CY Leung.