Trimurti terdiri dari Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa, yang masing-masing memiliki tugas berbeda.
Tugas Dewa Brahma adalah menciptakan alam semesta, sedangkan Dewa Wisnu memelihara dunia, dan Dewa Siwa bertugas melebur atau menghancurkan dunia.
Oleh umat Hindu, tiga dewa Trimurti kerap diwujudkan dalam arca dengan gambaran khas masing-masing.
Ciri-ciri Dewa Brahma yang paling mencolok adalah mempunyai empat kepala atau muka yang disebut caturmukha atau caturanana.
Lantas, kenapa Dewa Brahma berkepala empat?
Asal-usul Caturmukha Brahma
Dewa Brahma digambarkan sebagai sosok dewa dengan empat muka (caturmukha) yang menghadap empat penjuru mata angin.
Melansir laman Kemdikbud, keempat muka Brahma merupakan simbol dari empat kitab Weda (Regweda, Yajurweda, Samaweda, Atharwaweda), empat Yuga (Satyayuga, Tretayuga, Dwaparayuga, Kaliyuga) dan empat warna (pembagian masyarakat berdasarkan keterampilan).
Karena memiliki empat kepala, Dewa Brahma memiliki delapan telinga atau disebut caturasta.
Kisah-kisah tentang Dewa Brahma dalam berbagai Purana (kitab sejarah kuno yang mengandung cerita ketuhanan dalam ajaran Hindu) memiliki beragam versi, termasuk asal-usul empat kepalanya.
Konon, Dewa Brahma awalnya mempunyai satu kepala, lalu mendapatkan empat tambahan menjadi lima kepala.
Namun, satu kepalanya kemudian hilang, sehingga kembali menjadi empat.
Terkait hilangnya satu kepala Dewa Brahma sehingga menjadi empat, juga terdapat beragam versi cerita, sebagai berikut.
Referensi:
https://www.kompas.com/stori/read/2023/04/19/090000979/kenapa-dewa-brahma-berkepala-empat-