Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

The Great Depression, Krisis Ekonomi Terparah dalam Sejarah

The Great Depression atau juga disebut krisis malaise, bermula di Amerika Serikat kemudian menyebar ke berbagai negara.

Kemerosotan ekonomi dunia saat itu yang berlangsung sekitar satu dekade, disebut-sebut sebagai krisis moneter terparah dalam sejarah.

Peristiwa ini mengakibatkan lumpuhnya sendi ekonomi yang menyerang hampir semua negara di dunia.

Berikut sejarah The Great Depression.

Penyebab Great Depression 1929

The Great Depression dimulai tidak lama setelah Amerika Serikat menikmati peningkatan pesat ekonomi yang membuat kekayaan negara meningkat lebih dari dua kali lipat.

Namun pada pertengahan 1929, AS mengalami resesi ringan karena lemahnya daya beli yang membuat barang menumpuk dan memperlambat produksi pabrik.

Penurunan produksi membuat banyak pabrik melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), yang diperburuk dengan utang masyarakat menumpuk, sektor pertanian menderita karena kekeringan, harga pangan jatuh, dan kredit macet bank membengkak.

Pada titik itu, harga saham jauh lebih tinggi dari nilai sebenarnya, yang mengakibatkan kehancuran pasar saham yang berpusat di New York Stock Exchange di Wall Street di New York City.

Dalam hitungan bulan, di AS tercipta jutaan pengangguran dan semakin banyak bank yang menyatakan bangkrut.

Standar emas global, yang dijadikan sebagai dasar perbandingan nilai tukar berbagai mata uang di dunia, membuat krisis ekonomi yang bermula di Amerika Serikat menyebar ke seluruh dunia, terutama Eropa.

Secara umum, beberapa hal yang menyebabkan terjadinya Great Depression di sebagian besar negara di dunia yaitu:

Bagaimana Great Depression berakhir?

Pada tahun-tahun awal The Great Depression, pemerintah AS mencoba mendukung bank dan lembaga keuangan lain yang bangkrut dengan pinjaman pemerintah agar bisnis kembali berjalan dan jutaan pengangguran dapat berkurang.

Akan tetapi, Presiden AS Herbert Hoover percaya bahwa pemerintah tidak boleh campur tangan secara langsung dalam perekonomian dan tidak memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lapangan kerja atau memberikan bantuan ekonomi bagi warganya.

Presiden Roosevelt mengambil tindakan segera untuk mengatasi kesengsaraan ekonomi negara.

Selama 100 hari pertama menjabat, pemerintahan Roosevelt berupaya mereformasi sistem keuangan, mengatur kembali regulasi pasar saham, dan mengeluarkan beragam kebijakan yang bertujuan untuk menstabilkan produksi industri dan pertanian, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pemulihan.

Ketika The Great Depression dimulai, Amerika Serikat adalah satu-satunya negara industri di dunia yang tidak memiliki jaminan sosial.

Pada 1935, Kongres mengesahkan Undang-Undang Jaminan Sosial, yang untuk pertama kalinya memberi jaminan bagi pengangguran, penyandang cacat, dan dana pensiun.

Sejak pemerintahan Roosevelt, perekonomian di AS membaik dan menunjukkan tanda-tanda awal pemulihan, di mana PDB riil tumbuh pada tingkat rata-rata 9 persen per tahun.

Angka pengangguran pun berkurang signifikan, di mana jutaan orang kembali mendapatkan pekerjaan.

Pada 1937, resesi sempat menghantui AS, tetapi setahun kemudian keadaan kembali membaik.

The Great Depression berakhir pada 1939 seiring dengan langkah Amerika Serikat mengalihkan perhatiannya ke Perang Dunia II.

Bagaimana dampak The Great Depression?

  • Angka pengangguran di Amerika Serikat naik hingga mencapai 15 juta pengangguran
  • Jutaan orang menderita kelaparan
  • Jumlah tunawisma melonjak
  • Ribuan bank komersial bangkrut
  • Harga saham kehilangan 88 persen dari nilainya
  • Terjadi penurunan angka pernikahan
  • Munculnya gerakan politik ekstremis di berbagai negara Eropa, terutama rezim Nazi Adolf Hitler di Jerman

https://www.kompas.com/stori/read/2023/03/08/200000079/the-great-depression-krisis-ekonomi-terparah-dalam-sejarah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke