KOMPAS.com - Lima tim Eropa secara resmi telah menolak rencana European Super League (ESL). Kelima tim tersebut termasuk Manchester United dan Bayern Muenchen.
Rencana soal European Super League kembali muncul menyusul terbitnya keputusan Pengadilan Uni Eropa, Court of Justice of the European Union (CJEU).
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, CJEU pada Kamis (21/12/2023) mengatakan bahwa tindakan FIFA dan UEFA menghalangi pembentukan ESL sebagai bentuk pertentangan dari hukum-hukum persaingan Uni Eropa.
Menurut BBC, keputusan itu akan dilihat sebagai pukulan terhadap otoritas FIFA dan UEFA dalam mengendalikan sepak bola.
Di lain sisi, BBC menyebut keputusan CJEU bukan berarti kompetisi seperti Super League "harus mendapat lampu hijau."
Baca juga: Pengadilan Tertinggi Eropa Sebut UEFA Langgar Hukum Soal Super League
Sementara itu, UEFA selaku induk sepak bola Eropa dalam keterangan resminya menyampaikan bahwa keputusan CJEU tidak menandakan dukungan atau validasi terhadap Super League.
"Keputusan ini tidak menandakan dukungan atau validasi dari apa yang disebut Liga Super. Ini lebih menggarisbawahi kekurangan yang sudah ada sebelumnya dalam kerangka kerja pra-otorisasi UEFA, sebuah aspek teknis yang telah diakui dan ditangani pada Juni 2022."
"UEFA tetap teguh dalam komitmennya untuk menegakkan piramida sepak bola Eropa, memastikan bahwa ia terus melayani kepentingan masyarakat yang lebih luas," demikian keterangan resmi UEFA.
Baca juga: Di Tengah Konflik Rusia-Ukraina, Ide European Super League Muncul Lagi
Adapun rencana pembentukan European Super League muncul pada April 2021 lalu dengan diinisiasi oleh 12 klub elite Eropa.
Ke-12 klub yang sepakat membentuk ESL atau Liga Super Eropa adalah Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester United, Manchester City, Tottenham Hotspur, Atletico Madrid, Barcelona, Real Madrid, AC Milan, Inter Milan, dan Juventus.
Keinginan 12 klub untuk membuat kompetisi yang kemudian disebut media-media Eropa sebagai breakaway league alias liga tandingan itu mendapat tentangan dari UEFA.
Namun, proyek awal ESL itu hanya seumur jagung. Tak berselang lama, rencana ESL tersebut kolaps dengan klub-klub pencetusnya menarik diri.
Meski begitu, rencana ESL tidak mati sepenuhnya dengan Real Madrid dan Barcelona tetap berupaya menghidupkan kompetisi tersebut.
Sebelumnya, A22 Sports Management yang menjadi promotor proyek European Super League juga telah menawarkan konsep baru.
Bernd Reichart selaku Chief Executive A22 menyuarakan ide soal ESL diikuti oleh 60-80 tim dengan pembagian divisi, tidak ada anggota permanen, dan setiap tim setidaknya memainkan 14 pertandingan per musim.
Munculnya lagi ide soal European Super League mendapat penolakan dari sejumlah klub top Eropa, termasuk mereka yang awalnya mendukung rencana tersebut.
Sampai saat ini, ada lima klub yang secara resmi menolak kehadiran ESL yaitu Manchester United, Sevilla, Bayern Muenchen, Valencia, dan Atletico Madrid.
"Posisi kami tidak berubah. Kami tetap berkomitmen penuh untuk berpartisipasi dalam kompetisi-kompetisi UEFA, dan untuk kerja sama yang positif dengan UEFA, Premier League, dan sesama klub melalui ECA (Asosiasi Klub Eropa) dalam hal pengembangan permainan Eropa yang berkelanjutan," demikian keterangan resmi Manchester United.
Sementara itu, CEO Bayern Jan-Christian Dreesen menegaskan bahwa pintu klub untuk European Super League sudah tertutup.
"Sangat jelas, pintu untuk Liga Super di FC Bayern tetap tertutup. Kompetisi seperti itu akan menjadi serangan terhadap pentingnya liga domestik dan sepak bola Eropa," kata Dreesen.
Daftar tim yang menolak European Super League berpotensi terus bertambah.
Terkini, beberapa tim seperti Borussia Dortmund, AS Roma, dan Manchester City juga menyatakan bahwa mereka tidak berminat ambil bagian dalam proyek ESL.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.