Prawira menyamai pencapaian tim pendahulu mereka, Garuda Bandung, yang menembus final pada tahun 2008.
Setelah itu, selama bertahun-tahun IBL didominasi SM dan PJ. Kesuksesan Prawira Bandung menembus final tahun ini ibarat gebrakan kuda baru yang meramaikan peta persaingan basket nasional.
“Saya kira mereka adalah tim yang bagus, sebenarnya saya tahu bahwa keduanya (SM dan PJ) mendominasi liga ini bertahun-tahun, apalagi SM,” ujar David Singleton.
“Dewa United juga adalah tim pendatang baru yang bagus. Tapi, banyak alasan yang memengaruhi capaian mereka, seperti pemain bagus, perekrutan bagus, banyak talenta bagus di dalam tim,” papar David.
Baca juga: IBL Berkolaborasi dengan Platform Data untuk Jaga Integritas
Dave, sapaan akrabnya, sangat mewaspadai Pelita Jaya, yang dengan permainan cepat mampu mengatasi SM di semifinal.
Jika diingat lagi, mundur ke belakang, Prawira sejatinya mampu mengalahkan PJ lewat overtime pada babak reguler.
Akan tetapi, Prawira pantang jemawa mengingat kekuatan Pelita Jaya bertambah seiring kembalinya sang kapten, Andakara Prastawa.
Ia sempat absen cukup lama karena sibuk bermain di tim nasional Indonesia.
“Terakhir kami melawan mereka bahkan sampai over time. Kami tahu ini akan jadi laga yang sangat bagus, fokus kami adalah bermain bagus tidak hanya di sini (Bandung) tapi juga di Jakarta. Fokus selalu di semua laga,” ucap Dave.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.