Kejuaraan Dunia 2022: Motivasi Lee Zii Jia Melawan Tekanan Publik Malaysia

KOMPAS.com - Sebelum bertanding di Kejuaraan Dunia 2022 atau World Championship 2022, Lee Zii Jia membuat keputusan kontroversial.

Keputusan Lee Zii Jia tersebut adalah mundur mewakili Malaysia pada ajang Commonwealth Games 2022 di Birmingham, Inggris.

Keputusannya itu berbuah tekanan dari publik Malaysia. Sebab, dia tunggal putra paling sukses selepas pensiunnya Lee Chong Wei.

Zii Jia saat ini menempati peringkat 5 dunia. Bagi publik Malaysia, medali emas bisa dia raih di Commonwealth Games 2022 dengan status tersebut.

Baca juga: Profil Svetlana Zilberman, Pebulu Tangkis 64 Tahun Asal Israel di Kejuaraan Dunia 2022

Hanya saja, sang pemain tak berpikiran seperti itu. Medali emas tunggal putra Commonwealth Games pernah diraih oleh seniornya, Lee Chong Wei, sebanyak dua kali yakni 2006 dan 2010.

Jika Lee Zii Jia bermain di Commonwealth Games 2022 Birmingham, dia bukan orang pertama yang meraih medali emas.

Artinya, sejarah yang dia inginkan belum cukup sempurna di matanya.

Sebaliknya, tinta emas bisa diraihnya pada Kejuaraan Dunia 2022 bermodalkan unggulan ke-5.

Belum ada orang Malaysia yang pernah meraih gelar juara pada ajang Kejuaraan Dunia dan Lee Zii Jia menginginkannya.

Baca juga: Tanpa Lee Zii Jia, Malaysia Andalkan Ng Tze Yong pada Commonwealth Games 2022

"Saya menarik diri dari Commonwealth Games 2022 untuk melakukan persiapan terbaik menghadapi Kejuaraan Dunia kali ini," kata Lee Zii Jia dikutip BHarian.com.

"Seperti yang kita ketahui, Malaysia belum pernah lagi lagi meraih juara di Kejuaraan Dunia."

"Saya ingin menjadi orang pertama yang memenangi medali emas Kejuaraan Dunia," kata dia.

Dalam sejarah karier Lee Chong Wei, sang legenda hanya mampu meraih medali perak pada tahun 2011 di London.

Indonesia dan Singapura pernah mencicipi medali emas Kejuaraan Dunia atau World Championship.

Baca juga: BWF World Championship 2022, Kata Putri KW Usai Debutnya Dirusak Wakil Malaysia

Indonesia lewat Taufik Hidayat (2005). Sementara Singapura dari kisah dongeng Loh Kean Yew (2021).