KOMPAS.com - Raja tinju dunia Canelo Alvarez menelan kekalahan dari juara kelas berat ringan WBA, Dmitry Bivol, dalam duel yang berlangsung di T-Mobile Arena, Nevada, Amerika Serikat, pada Minggu (8/5/2022) pagi WIB.
Duel melawan Dmitry Bivol adalah perwujudan dari ambisi Canelo Alvarez yang ingin melebarkan sayap kejayaan ke kelas berat ringan.
Sebelumnya, Canelo Alvarez telah meraih kejayaan di kelas menengah super dengan menyandang status juara tak terbantahkan atau undisputed champion.
Canelo Alvarez merengkuh status juara tak terbantahkan itu setelah mengoleksi empat sabuk juara kelas menengah super (168 pon atau 76 kg) versi IBF, WBC, WBO, dan WBA.
Baca juga: Raja Tinju Dunia Canelo Alvarez Pukul KO Caleb Plant, Sabet Status Undisputed Champion
Status juara kelas menengah tak terbantahkan bukan satu-satunya pencapaian yang membuat Canelo Alvarez menjadi petinju terpandang di level dunia.
Petinju asal Meksiko itu juga memiliki rekor mentereng, yakni 57-1-2, dengan rincian 39 kemenangan secara TKO.
Setelah bertakhta di kelas menengah super, Canelo Alvarez melirik peluang yang ada di kelas berat ringan.
Canelo Alvarez kemudian menantang juara kelas berat ringan WBA Dmitry Bivol untuk menindaklanjuti peluang tersebut.
Baca juga: 11 Ronde Bersama Caleb Plant, Canelo Alvarez Dapat Bayaran Setara Lionel Messi Semusim
Namun, Dmitry Bivol bukanlah lawan sembarangan. Gelar juara kelas berat ringan sudah cukup menjelaskan kapasitas yang dimiliki petinju asal Rusia itu.
Dmitry Bivol juga memiliki rekor mentereng, yakni 19-0 dengan rincian 11 kemenangan KO.
Dilansir dari ESPN, Dmitry Bivol sudah tiga kali mempertahankan gelarnya sejak diangkat menjadi pemegang gelar penuh pada 2019.
Dia pun disebut tidak pernah menelan kekalahan sejak kali terakhir takluk dari mantan juara kelas berat ringan Oleksandr Gvozdky sebagai seorang amatir, hampir sembilan tahun yang lalu.
Baca juga: Profil Canelo Alvarez, Si Kayu Manis Bertahta Raja Tinju Dunia
Secara teknis, Dmitry Bivol dinilai memiliki keunggulan tinggi dan jangkauan atas Canelo Alvarez.
Penilaian itu kemudian terbukti lewat penampilan Dmitry Bivol.
ESPN menulis, Dmitry Bivol memegang kendali sejak bel pembukaan berbunyi. Dia menekan Canelo Alvarez dengan senjata terbaiknya, yakni pukulan jab.