KOMPAS.com - Pola yang diterapkan dalam permainan sepak bola dengan tujuan untuk menghalau dan mempertahankan gawang dari serangan lawan, sehingga tidak terjadi gol disebut pola pertahanan.
Kemudian, pada pemain sepak bola seorang pemain diberi tugas khusus untuk menjaga seorang pemain lawan agar tidak memasuki daerah atau mengacaukan pertahanan adalah pertahanan man to man marking.
Seperti diketahui, pola pertahanan dalam sepak bola terdiri dari tiga jenis yaitu man to man marking, zone defense, dan kombinasi.
Pola pertahanan yang paling kompleks, di mana setiap pemain menjaga lawannya dengan tiba-tiba berpindah tempat adalah pola pertahanan kombinasi man to man dengan zone defence.
Baca juga: Bagaimana Jika Terjadinya Offside dalam Sepak Bola?
Pengertian lain pola kombinasi adalah pola pertahanan dalam sepak bola yang dilakukan dengan cara tukar-menukar posisi penjagaan.
Namun demikian, dalam artikel ini hanya akan dijelaskan tentang man to man marking dalam sepak bola.
Pengertian man to man adalah pola pertahanan satu lawan satu yang mengharuskan setiap pemain bertahan menjaga atau menempel satu pemain penyerang sesuai dengan posisinya.
Seperti pengertian di atas, jenis pertahanan dengan menjaga satu lawan satu kemanapun mereka bergerak supaya tidak mampu menguasai bola dinamakan sistem pertahanan man to man marking.
Baca juga: Daftar 5 Stadion Sepak Bola untuk SEA Games 2021
Artinya, tiap pemain memiliki tugas untuk mengawasi serta menjaga pemain lawan, agar serangan yang dilakukan bisa dihadang dan melakukan serangan balik.
Sebagai contoh, bek tengah atau gelandang bertahan akan menempel striker atau penyerang tengah lawan.
Kemudian bek sayap akan menempel pada penyerang sayap (winger) dari tim lawan.
Pola pertahanan man to man marking ini memiliki keunggulan, yakni pembagian tugas antar pemain menjadi jelas serta pemain bisa lebih berkonsentrasi dengan membaca dan melihat teknik serangan lawan.
Baca juga: Extra Time dalam Sepak Bola
Di sisi lain, pemain yang menjaga satu orang bisa lebih fokus daripada menjaga area.
Kendati demikian, teknik ini juga memiliki kekurangan yakni alur permainan sepak bola dikendalikan oleh tim lawan serta pertahanan akan rapuh jika pemain lawan unggul dalam man marking.
Kemudian, skill lawan yang mumpuni bisa dengan mudah dilewati jika hanya dijaga satu orang.
Seperti contohnya, Lionel Messi. Pemain asal Argentina tersebut tidak cukup dijaga oleh satu pemain.
Baca juga: Apa Itu Agregat dalam Sepak Bola?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.