Dwi Ranny mengatakan bahwa ide untuk mencapai status itu sudah menjadi pembicaraan para pemangku kepentingan di industri jamu Indonesia sejak 2003.
Dari jadwal proses nominasi itu, terdapat informasi bahwa dokumen ICH O2 diharapkan diserahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ke UNESCO yang berpusat di Paris, Perancis.
Lantas, sepanjang 2022, akan ada prosedur penelitian dokumen, termasuk verifikasi.
Dokumen itu sendiri berisi sekitar 40 pertanyaan yang memerlukan jawaban pihak yang mengajukan.
Kemudian, pada bagian akhir, pada November-Desember 2024, UNESCO akan melakukan penetapan warisan budaya tak benda itu.
"Jika lolos, jamu akan ada di website UNESCO dan dibaca banyak orang," tutur Dwi Ranny.
Namun begitu, Dwi Ranny juga mengingatkan bahwa pihak GP Jamu juga mesti memperbarui informasi-informasi mengenai jamu Indonesia pada website tersebut.
"Jika tidak, status warisan budaya tak benda bisa dicabut dan jamu hilang dari website UNESCO," ujar Dwi Ranny.
Sementara itu, pada kesempatan sama Wakil Sekretaris Jenderal 4 GP Jamu Kusuma Ida Anjani berbicara mengenai upaya GP Jamu menyasar generasi masa kini untuk terbiasa minum jamu.
Pihak GP Jamu, kata Kusuma Ida Anjani yang karib disapa Ajeng, selalu melakukan kreativitas dan inovasi pada produk jamu.
"Kami juga mendirikan kafe-kafe untuk minum jamu," tutur Ajeng.
Ajeng mengakui, salah satu minuman jamu yang menjadi pilihan untuk generasi masa kini adalah turmeric latte.
Turmeric latte adalah jenis minuman rempah dengan bahan dasar kunyit.
Ajeng juga mengatakan bahwa pihaknya berkreasi menciptakan jamu yang rasanya tidak lagi pahit.
"Upaya ini untuk meningkatkan juga awareness jamu bagi generasi sekarang," pungkas Kusuma Ida Anjani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.