KOMPAS.com - Gelaran Piala Afrika atau Afrika Cup of Natios 2021 akan segera dimulai. Turnamen dua tahunan itu dijadwalkan bergulir pada 9 Januari sampai 6 Februari 2022.
Meski digelar pada 2022, nama yang digunakan tetap "Piala Afrika 2021". Penggunaan "Piala Afrika 2021" dilakukan karena alasan sponsor.
Africa Cup of Nations 2021 kali ini dilangsungkan di Kamerun. Dua puluh empat (24) negara siap bersaing untuk memperebutkan trofi Africa Cup di tengah pandemi virus corona varian Omicron.
Ketika Piala Afrika 2021 akan segera digelar, ternyata turnamen akbar sepak bola Benua Afrika ini dianggap sebagai turnamen tidak penting.
Baca juga: Sejarah dan Daftar Juara Piala Afrika
Bukan hanya itu saja, ancaman kemanan di Piala Afrika juga mengintai.
Sama seperti Euro atau Piala Eropa yang merupakan turnamen sepak bola bergengsi bagi negara-negara di Benua Biru.
Piala Afrika juga merupakan turnamen sepak bola bergengsi bagi negara-negara anggota Confederation Africaine de Football (CAF).
Namun, Piala Afrika nyaris luput dari perhatian bahkan ada kesan turnamen yang akan mulai digelar Minggu (9/1/2022) itu dianggap sebagai ajang yang tidak penting.
Baca juga: Daftar Peserta dan Pembagian Grup Piala Afrika 2021
Sebastien Haller yang masuk skuad Pantai Gading untuk Piala Afrika 2021 marah besar ketika ditanya media massa Belanda apakah dia bersedia membela negaranya di Africa Cup of Nations.
"Pertanyaan ini menunjukkan sikap tidak hormat kepada Afrika," kata Haller kepada surat kabar Belanda, De Telegraaf, seperti dikutip dari laman Antara.
"Pernakah pertanyaan seperti ini ditanyakan kepada pemain Eropa menjelang Piala Eropa atau Euro? Tentu saja saya akan mengikuti Piala Afrika," sambung Haller.
"Tentu saja saya akan ke Piala Afrika untuk mewakili Pantai Gading. Itu sebuah kehormatan terbesar," tuturnya.
Baca juga: Skuad Kamerun untuk Piala Afrika 2021
Perguliran Piala Afrika sekarang pun mendapat sorotan dari beberapa pihak mengingat merebaknya kasus Covid-19 varian Omicon di seantero dunia.
Selain itu, ancaman keamanan dari kaum separatis dan ekstremis jihadis di Kamerun, khususnya di sebagian tempat yang menjadi tuan rumah laga-laga Piala Afrika juga mengintai.
Seperti diketahui, Piala Afrika 2021 akan digelar di enam stadion di lima kota berbeda. Kelima kota itu adalah Douala, Garouda, Limbe, Bafoussam dan Yaounde. Namun, yang menjadi sorotan adalah kota Limbe di mana berlangsungnya laga-laga Grup F.
Sebenarnya bukan Limbe yang utama, melainkan Buea yang akan menjadi tempat berlatih empat tim Grup F. Di Buea inilah yang menjadi titip api pemberontakan kaum separatis.
"Ancamannya sangat serius," kata Blaise Chamango, ketua sebuah LSM bernama Human Is Right di Buea, seraya menunjuk ledakan yang terjadi di sebuah toko di Limbe.
Baca juga: Top Skor Piala Afrika Sepanjang Masa
Buea adalah ibu kota Provinsi Barat Laut yang diamuk kekerasan akibat tuntutan pemisahan diri daerah yang berbahasa Inggris dari negara yang mayoritas penduduknya berbahasa Perancis.
Pada Oktober 2017 separatis berbahasa Inggris mendirikan "Republik Federal Ambazonia" yang meliputi wilayah bekas koloni Inggris yang bergabung dengan Kamerun begitu negara ini memerdekakan diri dari Perancis.
Konflik separatisme itu sudah merenggut 3.500 nyawa dan 700 ribuan orang mengungsi.
Meski demikian, Presiden Kamerun Paul Biya menjamin keamanan Piala Afrika 2021, tetapi tidak menjelaskan seperti apa jaminan keamanan yang bisa dia berikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.