KOMPAS.com - Timnas Indonesia tertinggal lebih dulu 0-1 dari Malaysia berkat gol Noorshahrul Idlan pada menit ke-18.
Gol pembuka tersebut sekaligus membungkam suporter Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Rabu (1/12/2010) malam WIB.
Namun, keunggulan Malaysia atas Indonesia di laga pembuka Piala AFF 2010 itu tidak berlangsung lama.
Pada menit ke-21, Indonesia mampu menyamakan kedudukan berkat kecerdikan Irfan Bachdim. 12 menit kemudian, Garuda mampu unggul 2-1 berkat gol Cristian Gonzales.
Indonesia kemudian mampu membuat tiga gol tambahan pada babak kedua lewat M Ridwan, Arief Suyono, dan Irfan Bachdim.
Baca juga: 4 Penyerang Indonesia untuk Piala AFF: Dipercaya Shin Tae-yong meski Minim Gol di Liga 1
Kemenangan tersebut membuat timnas Indonesia di bawah besutan mendiang Alfred Riedl percaya diri.
Indonesia keluar sebagai juara grup A Piala AFF 2010 saat itu.
Hingga di partai final, Indonesia kembali bertemu dengan Malaysia. Skuad Garuda dan juga suporter Tanah Air optimistis membuka puasa gelar di ajang Piala AFF.
Partai final Piala AFF digelar dengan sistem kandang tandang. Indonesia lebih dulu bertandang ke Negeri Jiran saat itu.
Baca juga: Penonton Lokal Piala AFF 2020 Acuhkan 5 Aturan Ini
Awalnya, permainan Indonesia begitu mengalir dengan tempo sedang kala bermain di kandang lawan, 26 Desember 2010.
Akan tetapi, satu kejanggalan diterima oleh kiper timnas Indonesia, Markus Horison. Dia protes kepada wasit karena sinar laser mengarah kepadanya.
Laga pada babak pertama partai final Piala AFF 2010 sempat tertunda sebentar.
Hamka Hamzah menuturkan kisahnya yang juga bermain sebagai bek saat itu.
"Sebelum Markus (Horison) protes masalah laser, skor masih 0-0," ungkap eks pemain Arema FC.
"Setelah kita stop, semua pemain (timnas Indonesia) ke pinggir, Malaysia pemanasan," kata Hamka Hamzah.
Baca juga: 6 Langkah Ini Jadi Kewajiban Tim di Piala AFF 2020