BEIJING, KOMPAS.com - Komite Organisasi Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 (Bocog) dalam informasi terkini menyebut sudah melakukan uji sisgtem pengelolaan dan pengantaran makanan.
"Pengujian menjadi hal yang penting mengingat pelaksanaan protokol kesehatan pandemi Covid-19," kata pernyataan Bocog, kemarin.
Baca juga: Olimpiade Beijing, Wacana AS Lakukan Boikot Diplomatik Mencuat Lagi
Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 berlangsung pada 4-20 Februari 2022.
Sementara, Paralimpiade Musim Dingin Beijing 2022 terlaksana pada 4-13 Maret 2022.
Bocog mencatat bahwa sekitar 200 menu makanan tersaji setiap harinya.
"Titik pusat penyediaan makanan ada di setiap perkampungan atlet," kata Petugas Layanan Makanan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 Yan Han.
Selain di Beijing, perkampungan atlet juga ada di kota penyelenggara, Yanqing.
Yan Han menambahkan bahwa pada perhelatan Olimpiade Beijing itu, penyelenggara menyiapkan 12 titik penjemputan makanan.
Makanan-makanan akan melalui proses pengantaran hingga mencapai tujuan.
Pengantaran makanan menjadi salah satu pilihan, menurut Bocog, untuk menghindari kerumunan orang saat waktu makan.
Kebijakan ini, lanjut Bocog merupakan salah opsi yang akan terlaksana pada perhelatan akbar olahraga musim dingin multicabang tersebut.
Kelengkapan
Bocog melalui kumpulan peraturan mengenai Olimpiade Beijing pada media daring playbook sudah menetapkan ketatnya sistem pengiriman makanan.
Kelengkapan seperti masker, sarung tangan, dan penyuci tangan adalah keharusan.
Bocog juga menyediakan perlengkapan disinfektan dan pengukur suhu tubuh demi mencegah meluasnya pandemi Covid-19.
Selain di Beijing dan Nanqing, catatan mengenai sistem pengiriman makanan datang dari hasil riset digital Snapchart Indonesia.
Dalam informasi terkini Snapchart, Rabu (24/11/2021) terdapat catatan bahwa saat ini ada perkembangan pesat penggunaan aplikasi layanan pesan-antar makanan secara daring (e-delivery).
"Perkembangan terjadi di berbagai pasar pertama dan kedua di Indonesia," kata Direktur Snapchart Indonesia Astrid Williandry.
Ia menyebut, pihaknya meriset pasar pertama yakni megapolitan Jabodetabek.
Sedangkan, pasar kedua adalah Bandung, Surabaya, Medan, Lampung, Purwokerto, Banjarmasin, Samarinda, dan Makassar.
Kurun waktu riset adalah 12 bulan terakhir.
Snapchart menyebut, dari riset tersebut, GrabFood memimpin pasar industri e-delivery.
GrabFood adalah aplikasi yang paling banyak digunakan merchant.
Yang disebut merchant adalah individu atau kelompok yang berperan sebagai penjual barang dan/atau jasa, pemilik toko fisik atau toko daring.
Rerata penjualan harian merchant dari penggunaan GrabFood mencapai Rp 750.000.
Angka ini lebih tinggi 13 persen dari aplikasi GoFood sebesar Rp Rp 670.000.
Di Jabodetabek, catatan merchant menunjukkan bahwa ada selisih 10 persen penjualan lebih tinggi melalui GrabFood ketimbang GoFood.
Sementara itu, di kalangan konsumen, tingkat popularitas antara GrabFood dan GoFood sama.
Snapchart juga menemukan, dari riset, bahwa rerata konsumen menggunakan aplikasi GrabFood enam kali dalam sebulan.
Sementara, GoFood digunakan konsumen lima kali sebulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.