PERMAINAN Football Manager masih membekas di benak Ridwan Hardjowibowo.
Pria berkacamata yang juga menjadi Co-Founder Aplikasi ScoutDB ini punya catatan saat bermain Football Manager.
"Kok data-data (statistik) klub di Indonesia kok rendah terus ya?" tutur kelahiran Bandung ini dalam perbincangan dengan Kompas.com, Senin (15/11/2021) di bilangan Jakarta Selatan.
Usut punya usut, dalam penelusurannya, kebanyakan dari orang Indonesia tak rajin membuat catatan-catatan data statistik mengenai perkembangan minat dan bakat anak muda di sepak bola.
"Termasuk membuat catatan untuk anak-anak di bidang lain, misalnya di bidang anak yang ingin menjadi penyanyi," kata Ridwan yang menyukai pengolahan data menjadi bentuk visual, bukan sekadar angka.
Baca juga: Danone Jadi Sponsor Sekolah Sepak Bola Usia Dini di NTT
Pengalaman Ridwan yang ikut merasakan iklim Kota Surabaya dalam perkembangan hidupnya menunjukkan bahwa walaupun ada pencatatan perkembangan data statistik bagi anak yang berminat di sepak bola, pencatatan itu hanya berhenti di kertas.
"Catatan-catatan itu tidak dimasukkan ke dalam tempat digital," ujarnya lagi.
Berangkat dari kondisi-kondisi itulah, Ridwan dan beberapa rekannya pada 2019 menginisiasi aplikasi bertajuk ScoutDB.
Ridwan mengatakan, pembangunan infrastruktur aplikasi dimulai sejak 2020.
"Tahun 2021 sudah mulai kelihatan dan nanti akan dicoba di kompetisi kami. Kompetisi kecil-kecilan antar-SSB (sekolah sepak bola)," ucapnya.
Aplikasi yang bisa diunduh dari AppsStore maupun Google Play, secara singkat adalah wahana untuk mencatat dan menyimpan data statistik perkembangan minat dan bakat anak.
Catatan-catatan pada ScoutDB, kata Ridwan, bisa menjadi rapor atau bekal tersendiri andaikan anak-anak ingin melanjutkan bakat dan peminatannya ke jenjang karier sepak bola yang lebih tinggi.
Bertolak dari ide tersebut, Ridwan yang kini berusia 50 tahunan itu, membeberkan impiannya dalam wawancara eksklusif di bawah ini.
***
Seberapa penting data objektif untuk anak-anak usia muda yang berminat menjadi pemain sepak bola?
Saya mencoba melihat dari sisi sebagai orangtua.
Kebetulan, anak saya memang tidak ada yang menjadi atlet.
Tapi, sejak anak masih kecil, saya kan sebagai orangtua masih meraba-raba, kira-kira anak saya mau jadi apa?
Bila anak-anak senang kegiatan fisik, mereka akan memilih sepak bola atau olahraga lainnya.
Perkembangan seperti ini, bila di sekolah, namanya nilai.
Kita ngomong sepak bola ya.
Perkembangan fisik anak seperti apa nih?
Bagaimana kita tahu bahwa anak kita berbakat di sepak bola?
Kita memulai dari catatan fisik dulu deh.
Misalnya, tinggi badan anak, berat badan, dan kemudian berlarinya seperti apa?
Untuk di sepak bola, kita mencatat skill-skill biasa misalnya kemampuan juggling (mengolah bola) atau kemampuan dribbling (menggiring bola) seperti apa.
Kemudian, kita melihat juga kemampuan tackling (merebut bola dari lawan) dan sebagainya.
Ini data-data yang bisa dicatat dan dilihat dari bulan ke bulan dan dari tahun ke tahun.
Inilah idenya (membuat aplikasi ScoutDB).
Data-data yang terkumpul, menurut saya membuat anak punya rapor sendiri.
Tapi juga, data-data yang terkumpul ini bukan menjadi keharusan bagi anak-anak untuk mengikuti bakat dan kemampuannya ya.
Kita biarkan anak-anak memilih.
Saat ini, sementara waktu, ScoutDB dimanfaatkan untuk pencatatan data statistik bidang sepak bola ya?
Iya. Saat ini memang kami fokus pada sepak bola.
Bagaimana cara seseorang untuk ikut ambi bagian di ScoutDB?
Pertama silakan download (unduh) aplikasinya.
Kami ada di www.scoutdb.id .
Sesudah itu, akan ada "register".
"Register" ini bisa dipilih.
Apakah sebagai orangtua, pelatih, atau pengamat.
Kenapa harus "register"?
Ini menyangkut data anak-anak.
Kami sangat menghargai data, jangan sampai data-data ini jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab.
Kemudian, setelah "register", apa lagi?
Setelah "register", ada aturan bahwa hanya orangtua dan pelatih yang bisa meng-input data.
Pengamat bagaimana?
Penngamat hanya bisa memberikan penilaian.
Misalnya, anak jago di bagian apa.
Kemampuan berlarinya di bidang apa.
Pengamat hanya bisa berkomentar, misalnya, dribbling si anak bagus. Juggling si anak bagus.
Pengamat tidak bisa mengubah data.
Orangtua bisa memasukkan data apa saja?
Orangtua bisa memasukkan data berat tubuh anak. Tinggi badan juga.
Data-data seperti ini kan, berat dan tinggi anak, akan naik terus ya.
Dengan kedisiplinan memasukkan data seperti itu, akan kelihatan pertumbuhan anak.
Tugas pelatih di aplikasi apa saja?
Pelatih bertugas memonitor perkembangan anak.
Setelah mendaftar (registrasi) orangtua atau pelatih bisa memilih memasukkan nama anak yang akan diamati.
Nama anak sendiri juga tidak apa-apa.
Apakah orangtua atau pelatih mesti memasukkan video dalam catatan di ScoutDB?
Iya. Video anak berlatih menjadi penting untuk dimasukkan.
Dari video tentang anak sedang latihan sepak bola, kita bisa mendapatkan fakta.
Kita bisa memberi penilaian saat anak berlari, dribbling, atau apa saja.
Nantinya, penilaian akan diakumulasi dalam satu rating.
Pada aplikasi ini, orangtua atau pelatih bisa mengajak saudara atau teman untuk memberi komentar tentang anak yang tengah diamati.
Nah, mereka bisa berstatus sebagai pengamat.
Dari pencatatan nilai, apa lagi yang bisa diperoleh dari aplikasi ini?
Anak yang akan diamati akan mendapat penilaian atau rating.
Nantinya, rating ini akan dibandingkan dengan rating milik anak lain yang juga diamati di aplikasi ini.
Sehingga bisa diketahui, misalnya, anak A, kecepatan larinya adalah yang terbaik untuk di daerah ini.
Pengamatan dan pengumpulan data di aplikasi ScoutDB untuk seorang anak butuh berapa lama?
Kita tidak bisa ngomong berapa lama. Semakin rajin memasukkan nilai pengamatan dan video, akan kelihatan data dan kemampuan anak.
Dalam tiga bulan, jika anak ini punya kemampuan dan bakat, misalnya, nanti akan naik grafiknya.
Aplikasi ScoutDB ini ditujukan untuk anak usia berapa ya?
Kami melihat bahwa anak-anak usia 8 tahun hingga 14 tahun merupakan masa yang baik untuk dipantau perkembangan bakat dan minatnya di sepak bola.
Hasil pencatatan di ScoutDb bisa dimanfaatkan ke jenjang mana lagi?
Hasil pencatatan sebetulnya bisa disimpan di ScoutDB.
Untuk anak-anak yang berminat ke jenjang lebih tinggi, biasanya kan di usia 14 tahun, anak-anak akan memilih.
Apakah anak akan berkarier di sepak bola atau enggak.
Jika anak ingin berkarier di sepak bola?
Anak bisa membawa data-data ikut ke talent scout (pencari bakat).
Dia juga bisa membawa data itu ke pelatih atau klub yang dia tuju.
Data-data di ScoutDB ini paling pas diarahkan atau ditujukan ke jenjang mana?
Saya berharap, data-data kita bisa dimanfaatkan oleh SSB (sekolah sepak bola).
Data ini juga bisa dimanfaatkan oleh sekolah umum.