KOMPAS.com - Perjuangan keras harus dilalui Andhika Ramadhani untuk mewujudkan mimpinya menjadi pesepak bola profesional. Dari seorang penjaga warkop, kini Andhika menjadi salah satu kiper andalan Persebaya Surabaya.
Andhika Ramadhani tampil gemilang ketika Persebaya Surabaya mengalahkan Persija Jakarta pada laga klasik pekan kesembilan Liga 1 2021-2022 yang digelar di Stadion Manahan, Solo, Selasa (26/10/2021) malam WIB.
Pada pertandingan yang dimenangi Persebaya dengan skor 1-0 tersebut, Andhika bermain luar biasa di bawah mistar gawang Bajul Ijo.
Mengutip statistik Lapang Bola, Andhika Ramadhani setidaknya membuat enam penyelamatan penting dalam laga Persija vs Persebaya.
Dua aksi terbaik Andhika dalam laga melawan Persija adalah ketika ia mampu menepis tandukan jarak dekat dan sepakan bebas kencang Marko Simic pada babak kedua.
Baca juga: Hasil Persija Vs Persebaya - Marukawa Moncer, Bajul Ijo Menang 1-0
Selain gol semata wayang Taisei Marukawa pada menit ke-25, penampilan solid Andhika Ramadhani di bawah mistar juga menjadi faktor kunci kemenangan Persebaya atas Persija.
Andhika sebenarnya adalah kiper ketiga Persebaya musim ini, setelah Satria Tama dan Ernando Ari Sutaryadi.
Namun, karena Satria Tama mengalami cedera dan Ernando harus menjalankan tugas negara membela timnas Indonesia, Andhika dipercaya mengawal gawang Persebaya pada empat laga terakhir di Liga 1 2021-2022.
Warkop alias warung kopi adalah satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari warga Surabaya. Warkop menjadi salah satu tempat favorit masyarakat Kota Pahlawan untuk nyangkruk atau nongkrong.
Bagi Andhika Ramadhani, warkop merupakan bagian dari perjalanan hidupnya hingga kini sukses berkarier di dunia sepak bola.
Andhika adalah seorang anak yatim yang tinggal bersama sang ibu. Ayahnya meninggal saat ia masih kecil.
Baca juga: Persebaya dan Arema FC Sepakat Akhiri Kasus Perusakan Bus oleh Oknum Suporter
Hidup bersama sang ibunda membuat pemuda asli Surabaya itu harus pandai membagi waktu. Saat masih duduk di bangku sekolah, Andhika ikut menjaga warung kopi milik ibunya.
"Saya bantu ibu di warung sejak kecil. Waktu SD sih cuma bantu sedikit, nah pas sudah SMP sudah berani jaga warung sendiri," tutur Andhika, seperti dikutip dari laman resmi Persebaya, Desember tahun lalu.
Meski harus membagi waktu antara sekolah dan membantu sang ibu menjadi warung kopi, hal ini tidak membuat Andhika meninggalkan sepak bola.
"Alhamdulillah rutinitas ini tidak pernah mengganggu impian saya. Bahkan membuat saya lebih semangat dan disiplin, jadi tahu jam. Kapan harus bantu orang tua, kapan harus serius ngejar karier," ucap pemain berusia 22 tahun itu.