KOMPAS.com - Gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021 diramaikan dengan isu praktik "main sabun" alias sepak bola gajah atau pengaturan skor.
Dugaan tersebut terjadi dalam laga pamungkas Grup C antara Kalimantan Timur dan Aceh di Stadion Barnabas Youwe, Jayapura, Senin (4/10/2021).
Pada pertandingan tersebut, Aceh menang tipis dengan skor 3-2 melalui gol bunuh diri pemain Kaltim, M. Rizky Ramadhan, pada menit ke-70.
Gol bunuh M. Rizky itulah yang menguatkan adanya praktik pengaturan skor.
Sebab, tendangan yang dilakukannya mirip tembakan yang diperuntukkan untuk mencetak gol, bukan untuk menghalau bola.
Baca juga: Sepak Bola PON Papua: SOS Tuntut Investigasi Laga Aceh Vs Kaltim karena Dugaan Pengaturan Skor
Jumlah gol tersebut pun sukses membuat Aceh dan Kaltim lolos ke babak selanjutnya dengan mengoleksi tiga poin.
Sementara itu, penghuni Grup C lainnya, yaitu Sulawesi Utara yang juga mengkoleksi tiga poin tersingkir karena kalah jumlah produktivitas gol.
Sulawesi Utara sejatinya cuma perlu hasil imbang antara Kaltim dan Aceh untuk melaju ke fase berikutnya.
Sulawesi Utara juga bisa lolos andai Kaltim menang atas Aceh.
Menpora Zainudin Amali pun buka suara soal dugaan pengaturan skor tersebut.
Menpora mengatakan bahwa dia tak menyaksikan pertandingan itu secara langsung.
Namun, dia langsung mencari tahu kebeneran isu tersebut kepada sejumlah pihak yang menonton laga itu termasuk beberapa mantan pesepak bola nasional asal Papua.
"Saya kebetulan tidak ada di sana karena saya sedang berada di Merauke," kata Zainudin Amali dalam konferensi pers virtual, Rabu (6/10/2021) siang WIB.
"Saya sudah bertanya dengan beberapa mantan pemain nasional karena mereka posisinya netral."
"Mereka menyampaikan, 'Kami melihat tidak ada sesuatu yang perlu dicurigai'," ujar Zainudin melanjutkan.
"Soal gol yang terjadi seolah-olah gol bunuh diri karena kipernya sudah out of position. Itu penjelasan mereka," tuturnya.
Baca juga: Menpora Amali Nilai PON XX Papua Jadi Momentum untuk Belajar
Sementara itu, Akmal Marhali selaku Koordinator Save Our Soccer (SOS) meminta segera dilakukan investigasi agar tidak menciptkan praduga berkepanjangan.
“Laga pamungkas Grup C sepak bola PON XX yang dimenangi Aceh 3-2 atas Kalimantan Timur di Stadion Stadion Barnabas Youwe, Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin (4/10), menghadirkan tanda tanya. Utamanya, tentang proses gol bunuh diri yang terjadi,” ujar Akmal Marhali dalam rilis resminya.
“Penting untuk diinvestigasi oleh PSSI lewat Komite Fair Play, Komite Disiplin, Komite Integritas bahkan Satgas Anti Mafia Bola."
"Agar tanda tanya besar kemungkinan adanya "main mata" a.k.a "main sabun" terjawab dengan benar berdasarkan fakta!” imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.