KOMPAS.com - Perjalanan Philippe Coutinho di Barcelona tak seindah seperti yang dibayangkan.
Coutinho datang ke Camp Nou dengan status pemain pujaan Liverpool pada pertengahan musim 2017/2018. Awalnya, dia diprediksi bakal bersinar bersama Barcelona.
Akan tetapi, harapan tersebut tidak berjalan mulus. Coutinho kesulitan adaptasi di Barcelona dan kurang nyetel bersama Lionel Messi.
Kemudian pada musim 2019/2020, hadir sosok yang membuat persaingan posisi di lini depan Barca semakin sulit.
Baca juga: Skuad Barcelona untuk Liga Champions 2021-2022
Dia adalah Antoine Griezmann, yang turut "mengambil" nomor punggung 7 milik Coutinho.
Coutinho bahkan sempat dipinjamkan ke Bayern Muenchen untuk mengamankan jam terbangnya.
Satu hal yang sulit dilupakan dari peminjamn tersebut adalah Coutinho mampu menjebol gawang Barca dalam kekalahan pahit 2-8 dari Bayern Muenchen di pentas Liga Champions 2019-2020.
Sekembalinya dari Bayern Muenchen, Coutinho kembali dirundung masalah sehingga dia kurang mendapat jam terbang.
Baca juga: Profil Paulo Dybala, Membayar Mimpi Sang Ayah
Coutinho pun menghabiskan waktunya di Barcelona pada musim 2020-2021 dengan mengalami cedera meniskus dan hamstring.
Mau tak mau, Coutinho harus absen hampir sepanjang musim untuk mengalami pemulihan.
Isu Coutinho untuk dijual terus mengalir saat itu kendati pelatih Barca, Ronald Koeman, menginginkan pemain untuk bertahan.
Di sisi lain, keuangan Barcelona yang tengah limpung tak kuat untuk membayar gaji mahal Coutinho.
Barcelona justru bisa menderita kerugian kalau sering memainkan Coutinho.
Baca juga: Hasil Barcelona Vs Levante: Blaugrana Menang, Catatan Manis Duo Belanda Terulang
Berdasarkan klausul pembelian Coutinho dari Liverpool pada 2018, Barcelona harus membayar 20 juta euro apabila Coutinho telah memainkan 100 laga dengan Blaugrana.
Berdasarkan data Transfermarkt, Coutinho sudah bermain sebanyak 93 pertandingan hingga artikel ini ditayangkan. Artinya, tinggal 7 laga lagi.
Melansir Marca, klausul tersebut yang membuat Philippe Coutinho jarang mendapat jam terbang bersama Barca.
Ibarat kata, kisah Coutinho di Barcelona seperti hidup enggan mati tak mau.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.