KOMPAS.com - Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Dana dan Usaha Keolahragaan (BLU LPDUK) Kemenpora dan Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) kembali melanjutkan kerja sama.
Hal itu tercermin dari kesepakatan LPDUK dan PP Perbasi memperbarui nota kesepahaman (MoU) tentang pengelolaan dana dan pengembangan usaha keolahragaan yang sebelumnya telah kadaluarsa pada Jumat (24/9/2021).
MoU itu kemungkinan besar menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari persiapan Indonesia menjadi tuan rumah FIBA Asia Cup 2022 dan FIBA World Cup 2023.
Meski demikian, pihak LPDUK Kemenpora dan PP Perbasi tidak menyebutkan dua turnamen tersebut dalam MoU kerja sama baru yang masih bersifat general.
Namun, LPDUK Kemenpora dan PP Perbasi sepakat menjadikan MoU terbaru sebagai dasar untuk membuat perjanjian kerja sama yan rinciannya akan disepakati kemudian.
Baca juga: Jelang FIBA World Cup 2023, Timnas Basket Indonesia Akan Jalani Program sampai ke Amerika
MoU kerja sama terbaru antara LPDUK Kemenpora dan PP Perbasi akan berlaku hingga 2024 dan bisa diperpanjang.
"Dengan ditandatanganinya MoU ini, kita telah saling bersepakat untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan sebagai bentuk usaha untuk mendukung kemajuan industri olahraga Indonesia, khususnya bola basket," kata Plt. Direktur LPDUK, Firtian Judiswandarta.
Ruang lingkup Kerjasama yang tertuang dalam MoU diantaranya adalah pengelolaan dana komersial, hak Intelektual kegiatan, market place, merchandise, PPOB, streaming hak media dan penyiaran (media and broadcasting right), hingga kontraprestasi sponsor.
Kedua belah pihak juga sepakat bahwa setiap pengelolaan pendapatan komersial oleh LPDUK dilakuksan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
Transparansi itu sangat diperlukan untuk mendukung kesuksesan kegiatan di bidang peningkatan manajemen keolahragaan basket, peningkatan kualitas atlet, peningkatan sarana dan prasarana, serta mendorong berkembangnya industri basket Indonesia.
Dalam waktu dekat, LPDUK juga akan segera mencairkan anggaran Commitment Fee dan Implementation Deposit dengan total 2,4 juta dolar AS atau sekitar Rp 34,4 miliar untuk penyelenggaraan FIBA Asia Cup 2022.
Baca juga: FIBA Womens Asia Cup 2021, Andalan Timnas Basket Putri Indonesia Cedera
Pencairan anggaran itu merupakan tindak lanjut dari arahan Menpora yang merujuk kepada hasil Ratas Kabinet (2 Juni 2021) serta Instruksi Presiden tentang FIBA Asia Cup 2021.
Pendapatan dan pengelolaan keuangan FIBA Asia Cup 2021 harus diketahui oleh LPDUK Kemenpora.
Sebab, FIBA Asia Cup 2021 menggunakan anggaran pemerintah dan masuk dalam penetapan perundag-undangan (Perpres.
LPDUK Kemenpora dan PP Perbasi tentu berharap banyak sponsor yang berpartisipasi pada FIBA Asia Cup 2021 dan kemudian FIBA World Cup 2023.
Sebab, kebutuhan anggaran untuk penyelengaraan kedua event tersebut sangat besar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.