JAKARTA, KOMPAS.com - Olahraga panjat tebing menjadi salah satu cabang dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 pada 2-15 Oktober 2021.
Dalam kesempatan diskusi daring FMB9 pada Senin (23/8/2021), atlet panjat tebing Jawa Tengah Aries Susanti Rahayu mengatakan bahwa masih banyak kalangan menganggap olahraga ini sebagai olahraga ekstrem.
"Cobain dulu olahraganya baru ngomong gitu, olahraga ekstrem," tutur perempuan berusia 26 tahun itu.
Baca juga: PON XX Papua 2021, Siap-siap Bulu Tangkis dan Angkat Besi Punya 4 Cabor Pengekor
Dalam pengalaman Aries, berolahraga panjat tebing memang mesti memikirkan keselamatan diri.
"Jika kita menggunakan alat safety yang benar, olahraga panjat tebing dipastikan akan aman," tutur peraih rekor dunia kecepatan memanjat (spped climbing) dalam waktu 6,995 detik ini.
Berkenaan dengan PON, Aries mengatakan bahwa dirinya akan menampilkan usaha terbaik bagi Jawa Tengah.
"Setiap atlet pasti menginginkan medali emas," kata pemegang medali emas speed climbing pada Asian Games 2018 ini.
Lebih lanjut, Aries mengatakan pada PON Papua 2021 ini, panjat tebing akan mampu menghasilkan atlet-atlet muda untuk ajang nasional maupun internasional.
Muda
Sementara Chef de Mission (CdM) Timnas Indonesia Olimpiade Tokyo 2020 Rosan Perkasa Roeslani menyebutkan pada diskusi bertajuk "PON XX Papua: Target Prestasi Kelas Dunia" bahwa saat ini makin banyak atlet usia muda berprestasi.
"Sekarang banyak atlet muda cabang olahraga akan mampu menorehkan prestasi membanggakan," ujarnya.
Ia menyebut cabang olahraga potensial itu antara lain panjat tebing, selancar (surfing), renang dan panahan.
Ia mengungkapkan atlet muda usia Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 mampu meraih medali.
Salah satunya adalah atlet angkat besi Rahmat Erwin Abdullah (20) yang memenangi medali perunggu cabang olahraga angkat besi kelas 73 kilogram putra Olimpiade Tokyo 2020, pada Rabu (28/7/2021).
Ada juga atlet putri angkat besi belia, Windy Cantika Asih.
Windy, kelahiran 11 Juni 2002 sukses meraih medali perunggu.
Windy Cantika berhasil naik podium usai mengumpulkan poin dengan total angkatan 194 kilogram di nomor 49 kilogram putri cabang olahraga angkat besi saat bertanding di Tokyo International Forum, Sabtu (24/7/2021).
Rosan juga menambahkan bahwa atlet menembak putri Vidya Rafika Toyyiba juga masih punya potensi berprestasi meski gagal melaju ke final 10 meter Air Rifle Olimpiade Tokyo 2020 di di Asaka Shooting Range, Tokyo, Jepang, Sabtu (24/7/2021).
Vidya Raffika Toyyiba lahir di Depok, Jawa Barat pada 27 Mei 2001.
Sementara itu, dalam diskusi sama, juara International Federation of Sport Climbing (IFSC) World Cup 2021 Veddriq Leonardo berpendapat PON XX Papua 2021 efektif menempa kemampuan para atlet panjat tebing di Indonesia.
"Para atlet nantinya akan terpacu menggapai penampilan terbaik," ucap pria kelahiran Pontianak, Kalimantan Barat, 11 Maret 1997.
Pada PON XX Papua 2021, kata Veddriq, juga akan ada kesempatan mengasah kemampuan semakin tajam bagi para atlet panjat tebing.
"Kompetisi di PON Papua ini memberi pengaruh pada peningkatan atlet panjat tebing," kata Veddriq yang memecahkan rekor dunia pada IFSC Boulder World Cup 2021 di Salt Lake City, AS pada Sabtu (29/5/2021) ini.
Veddriq yang pada IFSC World Cup 2018 di Moskwa, Rusia, pada 21-22 April menyabet medali perunggu ini juga menambahkan bahwa PON XX Papua 2021 merupakan kesempatan studi banding pelatihan ke negara lain yang mempunyai atlet kuat.
"Indonesia perlu studi banding juga ke negara-negara yang kuat dalam olahraga panjat tebing," lanjut atlet yang baru bergabung ke timnas panjat tebing Indonesia pada awal Januari 2018 ini.
Ke depan, Veddriq berharap bahwa PON XX Papua 2021 dapat menjadikan cabang olahraga panjat tebing andalan meraup medali pada ajang internasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.