JAKARTA, KOMPAS.com - Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 bakal berlangsung dengan protokol kesehatan ketat pandemi Covid-19.
Protokol semacam itu pernah diterapkan di Olimpiade Tokyo 2020.
Mengenai prokes ketat di Olimpiade Tokyo 2020, atlet angkat besi putri nasional Indonesia Nurul Akmal membeberkan pengalamannya.
Atlet asal Provinsi Aceh itu baru saja pulang dari Tokyo usai perhelatan Olimpiade Tokyo 2020 yang berlangsung sejak Jumat (23/7/2021) hingga Minggu (8/8/2021).
Baca juga: Peserta PON XX Papua 2021 Harus Lolos 2 Tahap Ini
Meski belum berhasil meraih medali pada pesta akbar olahraga multicabang itu, Nurul Akmal sukses meraih total angkatan 256 kilogram.
Nurul Akmal pada Olimpiade Tokyo 2020 berlaga di kelas +87 kilogram.
Ada dua hal yang menurut Nurul Akmal, pencetak sejarah sebagai atlet asal Aceh pertama yang berlaga di Olimpiade setelah 30 tahun silam itu, menjadi prioritas.
Pertama, kesehatan menjadi hal utama.
"Selanjutnya, sarana prokes harus selalu tersedia," kata atlet yang karib disapa Amel ini.
Pelaksanaan protokol kesehatan Covid-19 menjadi bagian penting terselenggaranya PON XX Papua 2021.
"Setiap kontingen yang menjadi bagian dari ajang ini harus melakukan skrining atau tes Covid-19 semenjak berada di wilayah asal," kata Ketua Panitia Pengawas dan Pengarah PON XX Papua 2021 Suwarno dalam pernyataan tertulis resmi diskusi FMB9 bertajuk "Siap Berlaga di PON XX Papua", Jumat (13/8/2021).
Skrining, lanjut Suwarno menjadi syarat bagi kontingan untuk dapat menuju ke tempat berlangsungnya PON di wilayah Papua.
Tempat berlangsungnya PON XX Papua 2021 ada di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Merauke, dan Kabupaten Mimika.
Selanjutnya, setiba di lokasi PON, kontingen dari berbagai provinsi harus melakukan isolasi.
Setiap anggota kontingen tidak boleh saling berinteraksi fisik dengan sesama anggota kontingen lain.