DALAM perjalanan pulang seusai bekerja di kantor, sebuah rangkaian kata pada kaca belakang sebuah mobil telah mencuri perhatian saya. "Waktu Tuhan Pasti Yang Terbaik", demikian tulisan tersebut.
Pada 24 Juni 1987, seorang anak laki-laki lahir ke dunia ini di Rosario, Argentina.
Oleh kedua orang tuanya, bayi tersebut diberi nama Lionel Andres Messi.
Tak sampai dua bulan kemudian, tepatnya pada 11 Agustus 1987 di belahan bumi lain, seorang anak perempuan lahir di tengah-tengah keluarga Willy Polii dan Evie Pakasi.
Bayi cantik itu dinamakan Greysia Polii.
Waktu pun berselang hingga suatu hari Lionel Messi hadir di Stadion Maracana, Brasil.
Minggu, 11 Juli 2021, pagi hari WIB. Argentina berhadapan dengan Brasil pada partai puncak Copa America 2021.
Dari sekian nama yang akan bermain pada laga final, tak dipungkiri pusat perhatian para pecinta sepak bola menuju sosok Lionel Messi.
Bagi kita yang mengikuti informasi sepak bola tentu sangat paham betapa kemenangan atas Brasil pada final Copa America 2021 akan punya makna besar untuk seorang Lionel Messi.
Berbagai gelar di level klub termasuk empat trofi Liga Champions sudah pernah diraih Lionel Messi.
Sejumlah prestasi berbalut gelar juara juga menghantarkannya menerima seabrek penghargaan individu dan juga trofi-trofi sebagai pemain terbaik di dunia.
Gemerlap bersama klub, jalan hidup Lionel Messi bersama Tim Tango seperti jauh dari kesuksesan.
Sepanjang kurun waktu 2014-2016, Lionel Messi melakoni tiga pertandingan final bersama La Albiceleste (julukan timnas Argentina).
Dua terjadi di ajang Copa America (2015 & 2016) sementara satu lainnya adalah final Piala Dunia 2014 di Stadion Maracana, Brasil.
Baca juga: Gelandang Argentina: Saya Belum Pernah Melihat Messi Sebahagia Itu..
Tak usah lagi kita bahas seperti apa hasil akhir dari final-final yang dimainkan La Pulga bersama Argentina sebelum tahun ini.
Air mata dan tatapan hampa kerap menjadi pemandangan yang kita lihat dari sosok Lionel Messi usai tiga laga final tersebut.
Musashino Forest Sports Plaza, Tokyo, Jepang pada Senin, 2 Agustus 2021, siang WIB.
Olimpiade Tokyo 2020 memainkan final keempat cabang bulu tangkis.
Babak final ganda putri mempertemukan pasangan China, Chen Qingchen/Jie Yifan dengan pasangan Indonesia, Greysia Polii/Apriani Rahayu.
Berbicara tentang prestasi di sektor ganda putri pada ajang multievent sekelas Olimpiade, maka torehan Indonesia tidaklah ada apa-apanya di hadapan China.