TOKYO, KOMPAS.com - Saat menjadi tuan rumah pada Olimpiade 1964, Jepang memasukkan olahraga judo untuk kali pertama dipertandingkan di ajang Olimpiade.
Judo adalah olahraga tradisional yang menjadi cabang pertandingan pada Olimpiade Tokyo 2020.
Awalnya, olahraga ini dikenal dengan nama jujutsu.
Jujutsu merupakan seni bertahan dan menyerang dengan menggunakan tangan kosong maupun senjata pendek.
Baca juga: Skuad Argentina untuk Olimpiade Tokyo 2020
Adalah tokoh bernama Kano Jigoro yang mengembangkan olahraga jujutsu menjadi judo pada 1882.
Pemain judo disebut dengan judoka.
Baca juga: Olimpiade Tokyo 2020, Nadeshiko Ingin Halangi Tim Sepak Bola Putri AS
Jepang memanfaatkan Olimpiade 1964 sebagai kali pertama judo dipertandingan di pesta olahraga multicabang terbesar di dunia itu.
Pada 1964, Tokyo, ibukota Jepang, menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas.
Kala itu, Jepang meraih 3 medali emas dan 1 perunggu.
Empat tahun sesudahnya, judo tak dipertandingkan di Olimpiade Meksiko 1968.
Pasca-Olimpiade Meksiko 1968, judo kembali dipertandingkan pada Olimpiade hingga kini.
Pada periode hingga Olimpiade Seoul 1988, hanya judo kelas putra yang dipertandingkan.
Sementara, nomor judo putri pada periode hingga 1988 itu menjadi cabang olahraga pertunjukan alias tidak dipertandingkan untuk memperebutkan medali.
Terkini, pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016, cabang judo menyumbangkan 12 medali untuk Jepang.
Rinciannya, 3 emas, 1 perak, dan 8 perunggu.
Pada Olimpiade kali ini, andalan Jepang, judoka Joshiro Maruyama gagal berlaga.
Juara Dunia Judo kelas 66 kilogram putra ini kalah bersaing di seleksi babak playoff melawan rekan senegaranya Hifumi Abe.
Hifumi Abe beserta saudara perempuannya, Uta, akan membela Jepang di cabang ini.
Uta akan bertarung di kelas 52 kilogram putri.
Kakak beradik ini sohor sebagai judoka yang banyak mengoleksi medali kemenangan.