KOMPAS.com - Triangle Choke adalah salah satu kuncian yang paling sering ditemukan dalam pertandingan Brazilian Jiu Jitsu (BJJ) ataupun Mix Martial Arts (MMA).
Kuncian ini dieksekusi lewat kaki yang melingkari leher dan salah satu tangan lawan.
Setelah berhasil, kuncian dilanjutkan dengan mencekiknya hingga tersumbatnya aliran darah.
Jika dibiarkan dalam waktu yang lama, triangle choke bisa menyebabkan hilangnya kesadaran seorang petarung.
Meski terlihat rumit, triangle choke cukup populer dan sering terlihat dalam sebuah pertandingan MMA.
Baca juga: Cerita Khabib Nurmagomedov Awali dan Akhiri Karier dengan Jurus Triangle Choke
Pekan lalu, “The Antidote” Anthony Do sukses mengakhiri perlawanan rivalnya di ajang ONE: FULL BLAST menggunakan kuncian triangle choke.
Anthony Do ???????? puts Liang Hui to SLEEP with a second-round triangle choke! #ONEFullBlast #WeAreONE #ONEChampionship pic.twitter.com/J5Be96bDZ0
— ONE Championship (@ONEChampionship) May 28, 2021
Kuncian ini pertama kali terlihat dalam kompetisi judo Kosen sekitar tahun 1921.
Tidak lama setelahnya, triangle choke menjadi semakin populer dalam olahraga kombat.
Atlet BJJ legendaris Rolls Gracie memperkenalkan teknik ini dan menjadikannya kuncian standar dalam BJJ.
Setelah diperkenalkan Rolls Gracie, triangle choke menjadi teknik wajib bagi para atlet MMA.
Triangle Choke juga dapat di gunakan dalam berbagai variasi, seperti arm triangle choke, reverse triangel choke, hingga triangle choke tradisional.
Baca juga: CEO ONE Championship Sambut Gelaran Akbar ONE Vs UFC
Arm triangle choke adalah teknik kuncian yang menggunakan tangan untuk mencekik lawan.
Di sisi lain, reverse triangle choke adalah teknik kuncian dengan menggunakan posisi terbalik saat mengunci lawan.
Adapun triangle choke tradisional dari judo atau biasa disebut side triangle choke adalah teknik kuncian yang sering digunakan setelah sprawl.
Meskipun sulit untuk meloloskan diri dari kuncian ini, hal itu bukanlah mustahil.