KOMPAS.com - Luis Suarez memiliki reputasi sebagai pemain sepak bola berposisi penyerang dengan karakter agresif dari segi teknis maupun personal.
Salah satu alasan berkembangnya reputasi tersebut adalah ulah Luis Suarez yang melakukan serangan fisik kepada pemain lawan, dengan menggigit bagian tubuh seterunya.
Bahkan insiden semacam itu, terjadi sebanyak tiga kali kepada pemain dari tim serta berlangsung dalam ajang yang berbeda.
Tidak mengherankan jika kemudian muncul pertanyaan, kenapa Luis Suarez memiliki niatan untuk melukai lawan dengan menggigit mereka?
Aksi menggigit lawan kali pertama dilakukan Luis Suarez terhadap pemain PSV, Otman Bakkal, pada November 2010 ketika masih membela Ajax Amsterdam.
Pertandingan kompetisi teratas Liga Belanda, Eredivisie, antara kedua tim sendiri berakhir dengan skor imbang 0-0.
Baca juga: Mengapa Barcelona Jual Luis Suarez ke Atletico Madrid?
Kejadian tersebut berujung pada sanksi larangan bermain selama tujuh pertandingan di kancah Eredivisie, yang kemudian tidak berjalan secara penuh karena sang pemain dilego ke klub Liga Inggris, Liverpool.
Bergabung dengan klub baru tidak menghilangkan kebiasaan buruk Luis Suarez, yang mengulangi aksinya menggigit pemain lawan pada 2013.
Sasaran gigitannya ketika itu adalah bek Chelsea, Branislav Ivanovic, dalam sebuah laga kompetisi teratas Liga Inggris yang berakhir dengan skor imbang 2-2.
Jelas saja, ulahnya tersebut berbuah sanksi yang lebih lama yakni larangan turun bertanding selama 10 pertandingan dalam kompetisi dalam wilayah Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA).
Ibarat tidak merasa jera, ulah serupa dilakukan Luis Suarez ketika membela timnas Uruguay dalam ajang Piala Dunia melawan Italia dalam penyisihan Grup D.
Giorgio Chiellini, bek tengah timnas Italia, menjadi korban dari aksi tak wajar Luis Suarez yang membuat FIFA memberi sanksi larangan beraktivitas di kancah olahraga sepak bola selama empat bulan.
Namun, Luis Suarez punya penjelasan tersendiri mengapa dirinya terpancing untuk melukai lawan dengan cara menggigit mereka di sejumlah bagian tubuh.
Mengutip buku otobiografinya Crossing the Line: My Story (2014), Luis Suarez menyebut tekanan dalam pertandingan memicu tindakan konyol tersebut.
Apalagi, dalam ketiga pertandingan tersebut dirinya gagal membongkar pertahanan lawan atau membantu timnya mengukir kemenangan.
Baca juga: Mengenang Hat-trick Luis Suarez ke Gawang Timnas Indonesia