Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Luis Suarez Suka Menggigit Lawan?

Kompas.com - 25/05/2021, 14:10 WIB
Medikantyo Junandika Adhikresna

Penulis

KOMPAS.com - Luis Suarez memiliki reputasi sebagai pemain sepak bola berposisi penyerang dengan karakter agresif dari segi teknis maupun personal.

Salah satu alasan berkembangnya reputasi tersebut adalah ulah Luis Suarez yang melakukan serangan fisik kepada pemain lawan, dengan menggigit bagian tubuh seterunya.

Bahkan insiden semacam itu, terjadi sebanyak tiga kali kepada pemain dari tim serta berlangsung dalam ajang yang berbeda.

Tidak mengherankan jika kemudian muncul pertanyaan, kenapa Luis Suarez memiliki niatan untuk melukai lawan dengan menggigit mereka?

Aksi menggigit lawan kali pertama dilakukan Luis Suarez terhadap pemain PSV, Otman Bakkal, pada November 2010 ketika masih membela Ajax Amsterdam.

Pertandingan kompetisi teratas Liga Belanda, Eredivisie, antara kedua tim sendiri berakhir dengan skor imbang 0-0.

Baca juga: Mengapa Barcelona Jual Luis Suarez ke Atletico Madrid?

Kejadian tersebut berujung pada sanksi larangan bermain selama tujuh pertandingan di kancah Eredivisie, yang kemudian tidak berjalan secara penuh karena sang pemain dilego ke klub Liga Inggris, Liverpool.

Bergabung dengan klub baru tidak menghilangkan kebiasaan buruk Luis Suarez, yang mengulangi aksinya menggigit pemain lawan pada 2013.

Sasaran gigitannya ketika itu adalah bek Chelsea, Branislav Ivanovic, dalam sebuah laga kompetisi teratas Liga Inggris yang berakhir dengan skor imbang 2-2.

Jelas saja, ulahnya tersebut berbuah sanksi yang lebih lama yakni larangan turun bertanding selama 10 pertandingan dalam kompetisi dalam wilayah Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA).

Ibarat tidak merasa jera, ulah serupa dilakukan Luis Suarez ketika membela timnas Uruguay dalam ajang Piala Dunia melawan Italia dalam penyisihan Grup D.

Luis Suarez menggigit pundak Giorgio Chiellini saat Piala Dunia 2014 di Brasil.AFP Luis Suarez menggigit pundak Giorgio Chiellini saat Piala Dunia 2014 di Brasil.

Giorgio Chiellini, bek tengah timnas Italia, menjadi korban dari aksi tak wajar Luis Suarez yang membuat FIFA memberi sanksi larangan beraktivitas di kancah olahraga sepak bola selama empat bulan.

Namun, Luis Suarez punya penjelasan tersendiri mengapa dirinya terpancing untuk melukai lawan dengan cara menggigit mereka di sejumlah bagian tubuh.

Mengutip buku otobiografinya Crossing the Line: My Story (2014), Luis Suarez menyebut tekanan dalam pertandingan memicu tindakan konyol tersebut.

Apalagi, dalam ketiga pertandingan tersebut dirinya gagal membongkar pertahanan lawan atau membantu timnya mengukir kemenangan.

Baca juga: Mengenang Hat-trick Luis Suarez ke Gawang Timnas Indonesia

“Tekanan besar dalam pertandingan bisa membuat emosi anda meluap tanpa terkendali,” ujar Luis Suarez dalam bukunya tersebut.

“Pada 2013, Kami harus mengalahkan Chelsea untuk meraih satu tempat menuju Liga Champions dan beberapa saat sebelumnya saya melakukan handball sehingga lawan mendapat tendangan penalti.”

“Sementara ketika melawan Italia, saya merasa dapat membawa Uruguay unggul lebih dahulu andai saja (kiper)Gigi Buffon tidak melakukan penyelamatan bagus.”

Beruntung, selepas ketiga insiden tersebut Luis Suarez menemui konselor yang membuatnya bisa tampil lebih nyaman tanpa tekanan di lapangan.

Baca juga: Kedekatan Lionel Messi dan Luis Suarez Tak Sebatas Seragam Barcelona

Hasilnya, pada pengujung ujung musim 2020-2021, Luis Suarez mampu membawa Atletico Madrid menjuarai kompetisi teratas Liga Spanyol, LaLiga, sekaligus menjadi pencetak gol terbanyak (21 buah) bagi klub tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com