Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kartu Merah dan Kuning dalam Sepak Bola

Kompas.com - 08/05/2021, 03:00 WIB
Kevin Topan Kristianto

Penulis

Sumber FIFA,PSSI

KOMPAS.com - Di dalam permainan sepak bola terdapat dua buah kartu sakti yang dimiliki oleh seorang wasit. Dua buah kartu sakti itu adalah kartu kuning dan merah.

Kedua kartu sakti milik wasit itu digunakan untuk mengganjar pemain yang melakukan pelanggaran saat berada di lapangan.

Dikutip dari laman PSSI, apabila wasit mengeluarkan kartu kuning kepada pemain maka yang terjadi adalah peringatan serius kepada pemain agar tidak mengulanginya. 

Jika pemain tersebut mendapat kartu kuning kedua artinya sang pemain mendapat kartu merah alias harus keluar lapangan.

Selain itu, jika seorang pemain mendapat dua kali kartu kuning dalam satu pertandingan, secara otomatis menjadi kartu merah yang berarti pemain yang bersangkutan harus menepi dan berhenti bermain.

Baca juga: Mengenal Peran Gelandang Box-to-Box

Lalu, mengapa seorang wasit harus mengeluarkan kartu merah pada saat pertandingan sepak bola?

Kartu merah digunakan untuk pelanggaran yang sudah sangat fatal, sehingga pemain yang diberikan kartu merah harus meninggalkan timnya dan keluar lapangan.

Bek Besiktas, Domagoj Vida (ketiga dari kanan), menerima kartu merah pada laga leg pertama babak 16 Besar Liga Champions melawan FC Bayern Muenchen di Stadion Allianz Arena, Muenchen, Jerman, Selasa (20/2/2018).AFP/THOMAS KIENZLE Bek Besiktas, Domagoj Vida (ketiga dari kanan), menerima kartu merah pada laga leg pertama babak 16 Besar Liga Champions melawan FC Bayern Muenchen di Stadion Allianz Arena, Muenchen, Jerman, Selasa (20/2/2018).

Sejarah Kartu Kuning dan Merah dalam Sepak Bola

Dilansir dari situs resmi FIFA, asal mula kartu kuning dan merah berasal dari ide seorang wasit Inggris, Ken Aston, yang kebingungan saat memberikan hukuman kepada pemain yang menggunakan bahasa berbeda dari dirinya.

Ide tersebut berawal dari keributan hebat pada pertandingan yang mempertemukan tim dari Chile dan Italia pada Piala Dunia 1962.

Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Treble Winner?

Kala itu Ken Aston akan mengeluarkan pemain dari Italia, Giorgino Ferrini sebagai bentuk hukuman atas pelanggaran yang dia buat.

Namun, perintahnya yang disampaikan dalam bahasa Inggris tidak dipahami oleh Ferrini sehingga dia tetap berada di lapangan dan bermain dengan lebih arogan. Hingga, akhirnya seorang polisi dilibatkan untuk mengeluarkan Ferrini dari lapangan hijau.

Terinspirasi dari Lampu Lalu Lintas

Suatu hari, Ken Aston berhenti di perempatan jalan dan melihat ke arah lampu lalu lintas. Lalu, ide itu pun muncul. Ia memberi usul agar wasit dibekali kartu kuning dan merah.

Kartu kuning artinya adalah mendapatkan sanksi ringan atau peringatan kepada pemain yang melakukan pelanggaran untuk berhati-hati agar tidak membuat kesalahan lagi dalam pertandingan.

Baca juga: Golden Goal, Peraturan yang Pernah Hadir di Sepak Bola

Sedangkan kartu merah artinya pemain yang melakukan pelanggaran mendapatkan sanksi berat serta harus keluar dari lapangan.

Dua Buah Kartu Sakti Dipakai dalam Piala Dunia 1970

Kemudian, ide soal wasit dibekali dua buah kartu sakti tersebut diterima FIFA. Dua buah kartu sakti itu pertama kali digunakan pada Piala Dunia 1970.

Sayangnya, sepanjang Piala Dunia 1970 tak satu pun pemain yang terkena kartu merah. Hanya kartu kuning yang sempat dikeluarkan sehingga kartu merah tak bisa dikeluarkan pada Piala Dunia 1970.

Meskipun ide dua buah kartu sakti itu datang dari wasit asal Inggris, negeri tersebut tak serta merta menerapkannya di kompetisi mereka.

Kartu kuning dan merah baru digunakan di kompetisi sepak bola Inggris pada 1976.

Penggunaan Dua Buah Kartu Sakti Sempat Dihentikan

Baca juga: Arti Delapan Bintang pada Logo Liga Champions

Dua buah kartu sakti yaitu kartu kuning dan merah ternyata sempat dihentikan penggunaannya.

Penggunaan dua buah kartu sakti itu sempat dihentikan pada tahun 1981 dan 1987.

Penghentian tersebut dikarenakan pada waktu itu wasit terlalu mudah mengeluarkan kartu sakti saat pertandingan berlangsung, sehingga banyak pemain yang melakukan protes.

Kendati demikian, hingga kini dua buah kartu sakti itu dipakai lagi dalam berbagai pertandingan sepak bola.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Milan Vs Genoa 3-3: Ultras Aksi Bisu, Rossoneri Tertahan

Hasil Milan Vs Genoa 3-3: Ultras Aksi Bisu, Rossoneri Tertahan

Liga Italia
Hasil Liverpool Vs Tottenham: Api Salah, Hujan 6 Gol, The Reds Menang

Hasil Liverpool Vs Tottenham: Api Salah, Hujan 6 Gol, The Reds Menang

Liga Inggris
Timo Scheunemann Lihat Bakat Putri Potensial di MilkLife Soccer Challenge 2024

Timo Scheunemann Lihat Bakat Putri Potensial di MilkLife Soccer Challenge 2024

Sports
Hasil Final Thomas dan Uber Cup 2024: Indonesia Runner-up, China Kawinkan Gelar

Hasil Final Thomas dan Uber Cup 2024: Indonesia Runner-up, China Kawinkan Gelar

Badminton
Hasil Chelsea Vs West Ham 5-0: The Blues Pesta Gol, Lewati Man United

Hasil Chelsea Vs West Ham 5-0: The Blues Pesta Gol, Lewati Man United

Liga Inggris
Final Piala Thomas 2024: Jonatan Berusaha Melawan, demi Kebanggaan Bangsa

Final Piala Thomas 2024: Jonatan Berusaha Melawan, demi Kebanggaan Bangsa

Badminton
Hasil Final Thomas Cup 2024, Indonesia Runner-up Usai Fikri/Bagas Kalah

Hasil Final Thomas Cup 2024, Indonesia Runner-up Usai Fikri/Bagas Kalah

Badminton
Aji Santoso: Marselino Punya Bakat Komplet untuk Jadi Pemain Besar

Aji Santoso: Marselino Punya Bakat Komplet untuk Jadi Pemain Besar

Timnas Indonesia
Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Menang, Jaga Asa Indonesia

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Menang, Jaga Asa Indonesia

Badminton
Final Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Akui Lawan Lebih Berani dan Cerdik

Final Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Akui Lawan Lebih Berani dan Cerdik

Badminton
Hasil Final Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Kalah, Indonesia 0-2 China

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Kalah, Indonesia 0-2 China

Badminton
Alasan Staf Kemenpora Bocorkan Diskusi dengan Mancini soal Marselino dkk

Alasan Staf Kemenpora Bocorkan Diskusi dengan Mancini soal Marselino dkk

Timnas Indonesia
Final Thomas Cup 2024, Ginting: Saya Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

Final Thomas Cup 2024, Ginting: Saya Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

Badminton
Cerita di Balik Marselino dkk Curi Perhatian Roberto Mancini dan Asistennya

Cerita di Balik Marselino dkk Curi Perhatian Roberto Mancini dan Asistennya

Timnas Indonesia
Hasil Final Piala Thomas 2024: Ginting Takluk dari Shi Yu Qi, Indonesia 0-1 China

Hasil Final Piala Thomas 2024: Ginting Takluk dari Shi Yu Qi, Indonesia 0-1 China

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com