KOMPAS.com - Inter Milan resmi mengakhiri kedigdayaan Juventus dalam meraih gelar Liga Italia.
Kepastian Inter Milan juara mengingat Atalanta gagal meraih kemenangan ketika bertandang ke markas Sassuolo pada pekan ke-34 Serie A, Minggu (2/5/2021).
Atalanta imbang 1-1 dari tuan rumah Sassuolo di Stadion Mapei.
Secara matematis, Atalanta yang berada di posisi kedua klasemen Liga Italia, tak bisa lagi melewati atau bahkan menyamai torehan poin La Baneamata, julukan Inter.
Baca juga: Jika Kembali ke Italia, Jose Mourinho Siap Khianati Inter Milan
Jarak poin antara Inter dengan Atalanta yakni 13 poin, di mana La Baneamata memimpin klasemen dengan 82 poin.
Jumlah tersebut tak bisa dikejar lagi oleh tim berjuluk Sang Dewi dalam empat sisa laga.
Oleh sebab itu, Minggu (2/5/2021) adalah sejarah Liga Italia, yakni digdaya Juventus putus berkat kehebatan Inter Milan di bawah asuhan pelatih Antonio Conte.
Seperti diketahui, Juve merupakan peraih 9 gelar scudetti (bentuk jamak dari scudetto) selama 9 musim terakhir secara beruntun.
Uniknya, awal mula kedigdayaan Bianconeri di Liga Italia tersebut dikomandoi oleh Antonio Conte sejak musim 2011-2012.
Baca juga: Conte Runtuhkan Juventus, Sadar Tak Mudah Masuki Hati Penggemar Inter, tetapi...
Ya, Conte seakan membuka kran juara Juve sebanyak tiga kali (2011-2012, 2012-2013, 2013-2014), kemudian diteruskan oleh Massimilano Allegri selama lima musim.
Sementara trofi Liga Italia terakhir diraih oleh Juve ketika ditangani oleh Maurizio Sarri, pada musim 2019-2020.
Akan tetapi, kehadiran Antonio Conte di Inter Milan nyatanya merusak pesta Juventus selama sembilan musim tersebut.
Conte didatangkan oleh Inter pada tahun 2019. Musim pertamanya kala itu belum berbuah manis, tetapi menjanjikan.
Baca juga: Scudetto di Depan Mata, Inter Tak Akan Saksikan Atalanta secara Bersama
Dia mampu membawa La Baneamata berada di peringkat kedua dengan jarak hanya satu poin dari Juventus. Kala itu, Inter meraih 82 poin, sementara Juve 83 poin.
Tahun ini, merupakan tahun kedua Conte menjadi pelatih Inter Milan.
Dia sempat diremehkan bahkan kehadirannya tidak diinginkan oleh suporter sendiri karena memiliki latar belakang mantan pelatih Juve.
Akan tetapi, trofi Liga Italia musim 2020-2021 menjadi bukti profesionalitas Conte bersama La Baneamata.
Baca juga: Inter Milan di Ambang Juara Liga Italia, Conte Ogah Ada Kejutan Buruk
"Saya membuat pilihan tersulit dengan datang ke Inter. Banyak yang akan bersembunyi di balik sejarah, tetapi saya suka tantangan dan datang ke sini untuk menantang diri saya sendiri," kata Conte kepada Sky Sport Italia, dikutip Football Italia.
"Saya tetap menjadi penggemar di setiap klub tempat saya bekerja, tetapi saya adalah penggemar utama klub tempat saya bekerja saat ini, selalu," katanya.
"Saya menyadari tidak mudah bagi saya untuk memasuki hati semua penggemar Inter, tetapi saya selalu memberikan segalanya untuk tim tempat saya bekerja," tutur Conte.
"Saya pikir saya benar-benar menantang diri saya sendiri kali ini dan saya dihargai dengan tim yang melakukan sesuatu yang luar biasa," ucap mantan pelatih timnas Italia itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.