WELLINGTON, KOMPAS.com - Selandia Baru melakukan kebijakan menyiapkan atletnya untuk Olimpiade dan Paralimpik Tokyo dengan protokol pencegahan pandemi Covid-19.
Laman contagionlive.com menulis bahwa upaya pemerintah Selandia Baru selama hampir setahun ini membuat kasus corona hanya ada sekitar 24 di antara 5 juta penduduk.
Para atlet Selandia Baru menurut Komite Olimpiade Selandia Baru tetap berlatih sesuai dengan protokol kesehatan ketat.
Terkini, stuff.co.nz menulis, tim dayung ganda putri Selandia Baru batal mengikuti kualifikasi menuju Olimpiade Tokyo.
Pasalnya, salah satu pemain, Zoe McBride memilih mengundurkan diri.
Selandia Baru membutuhkan waktu lumayan lama untuk mendapatkan pengganti Mc Bride.
"Impian mendapat emas di Olimpiade Tokyo sudah usai," kata pasangan McBride, Jackie Kiddle, kemarin.
Baca juga: 50 Tahun Lebih Menunggu, Timnas Jepang Siap Raih Medali Olimpiade Tokyo
Selain itu, mengutip informasi dari Mardi Utomo, Ketua Umum Building Engineers Association (BEA) pada dua hari silam, Selandia Baru juga menaruh perhatian pada kelayakan bangunan demi menghadapi Covid-19.
"Standar kesehatan pada gedung bisa tercapai jika didukung oleh teknologi yang memadai," ucap Mardi Utomo dalam keterangan resminya.
Hal ini semakin memperkuat fakta bahwa penerapan Industri 4.0 merupakan sebuah kebutuhan bagi berbagai sektor, termasuk bangunan, yang memungkinkan pemilik
bangunan mematuhi standar kelayakan bangunan.
Selandia Baru, misalnya.
Sebagaimana disampaikan di atas, Selandia Baru adalah salah satu negara yang berhasil melawan Covid-19.
Negara ini telah mengembangkan bangunan yang sehat dan aman dengan dukungan teknologi canggih.
Teknologi tersebut tidak hanya mengontrol peralatan, tetapi juga mengatur arus gerak manusia secara ketat.
Pengelola gedung di Negeri Kiwi itu menggunakan sistem integrasi berbasis komputasi awan (cloud) yang digunakan bersamaan dengan teknologi utilitas otomatis
Teknologi macam ini memungkinkan kegiatan operasional dapat diakses kapan saja.
Tak hanya itu, dengan kemajuan teknologi tersebut, pembayaran biaya-biaya dilakukan sesuai pemakaian.
"Hal ini mendukung efisiensi total, keamanan, dan mobilitas tinggi dalam pengelolaan sistem bangunan," ucap Mardi Utomo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.