Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Anthem Liga Champions, Lagu Megah Kompetisi Eropa yang Bikin Merinding

Kompas.com - 16/03/2021, 09:40 WIB
Ervan Yudhi Tri Atmoko

Penulis

Sumber UEFA,Besoccer

KOMPAS.com - Anthem atau lagu tema menjadi bagian tak terpisahkan dari setiap pertandingan kompetisi antarklub elite Eropa, Liga Champions.

"Ils sont les meilleurs, Sie sind die Besten, These are the champions... Die Meister, Die Besten, Les grandes équipes, The champions..."

Penggalan lirik anthem Liga Champions itu akan menggema ketika 22 pemain berbaris di pinggir lapangan diiringi sekumpulan orang yang mengibarkan bendera starball raksasa di lingkaran tengah.

Atmosfer yang bisa membuat siapa saja merinding termasuk para pemain.

"Ketika Anda masuk lapangan dan anthem Liga Champions dimulai, itu akan membuat siapa saja merinding," kata mantan bek Paris Saint-Germain yang kini membela Chelsea, Thiago Silva, dalam wawancara dengan UEFA.

Baca juga: Sejarah Nama San Siro dan Giuseppe Meazza, Stadion Kandang AC Milan dan Inter Milan

Megabintang Barcelona, Lionel Messi, menyebut anthem Liga Champions yang megah itu membuat pertandingan menjadi lebih spesial.

"Ketika Anda di lapangan dan mendengar anthem (Liga Champions), Anda tahu bahwa ini adalah pertandingan penting dan spesial," ujar Messi.

Sejarah lagu tema Liga Champions

Mengutip dari BeSoccer, pada 1992 seiring rebranding European Cup menjadi UEFA Champions League, UEFA selaku otoritas sepak bola Eropa menugaskan komposer asal Inggris, Tony Britten, untuk membuat anthem alias lagu tema kompetisi Liga Champions.

Britten kemudian menulis lagu tema untuk Liga Champions terinspirasi oleh komposisi "Zadok, el Sacerdote" atau "Zadok the Priest" karya komposer Jerman, George Frideric Handel.

Adapun, lagu "Zadok, the Priest" gubahan Handel merupakan lagu yang dimainkan dalam penobatan Raja George II pada 1727.

Lagu tersebut kemudian dinyanyikan pada setiap penobatan raja Inggris dan diakui sebagai lagu patriotik Inggris.

Baca juga: 4 Pesepak Bola Dunia Bergelar Sarjana

Tony Britten membuat aransemen lagu terinspirasi dari "Zadok, the Priest" dengan beberapa penyesuaian hingga menghasilan salah satu simfoni paling terkenal di dunia.

"Ide (lagu tema) Liga Champions adalah untuk membuat pertandingan menjadi indah lagi, dan musiknya harus mencerminkan kualitas," ucap Britten.

Britten menulis lirik lagu tema Liga Champions dalam tiga bahasa resmi UEFA yaitu Inggris, Jerman, dan Perancis.

Untuk versi rekaman yang digunakan dalam siaran pertandingan di televisi, anthem Liga Champions dibawakan oleh Royal Philharmonic Orchestra London dan dinyanyikan oleh paduan suara Academy of St Martin in the Fields.

Rekaman itulah yang selalu dikumandangkan pada setiap menjelang sepak mula pertandingan Liga Champions hingga saat ini.

Baca juga: Membisu Usai Juventus Gugur di Liga Champions, Ronaldo Akhirnya Buka Suara

Pada pertandingan puncak alias final, UEFA biasanya memberikan sajian khusus dengan anthem Liga Champions dibawakan secara live.

Misalnya pada final Liga Champions musim 2017-2018 yang mempertemukan Real Madrid dengan Liverpool di Stadion NSC Olimpiyskiy, Kiev, Ukraina. Pada saat itu, anthem dimainkan oleh 2Cellos yaitu duo pemain cello yang terdiri dari Luka Sulic (Slovenia-Kroasia) dan Stjepan Hauser (Kroasia).

Lirik lagu Liga Champions

Ce sont les meilleures équipes
Sie sind die allerbesten Mannschaften
The main event

Die Meister
Die Besten
Les grandes équipes
The champions

Une grande réunion
Eine große sportliche Veranstaltung
The main event

Ils sont les meilleurs
Sie sind die Besten
These are the champions

Die Meister
Die Besten
Les grandes équipes
The champions

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Liga Indonesia
Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Timnas Indonesia
Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Timnas Indonesia
Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Reaksi Media Korsel: 'Magis Shin Tae-yong' dan 'Tragedi di Doha'

Reaksi Media Korsel: "Magis Shin Tae-yong" dan "Tragedi di Doha"

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com