Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wawancara Eksklusif dengan Direktur Desain Adidas Dave Surace, Menjaga Warisan Adidas Predator

Kompas.com - 19/01/2021, 20:20 WIB
Firzie A. Idris

Penulis

KOMPAS.com - Adidas meluncurkan produk terbarunya, Predator Freak, pada Selasa (19/1/2021). KOMPAS.com mendapat kesempatan untuk melakukan wawancara eksklusif dengan direktur design adidas, Dave Surace, mengenai sepatu sepak bola revolusioner ini.

Adidas Predator Freak adalah evolusi terbaru seri Predator yang pertama kali diperkenalkan pada 1994.

Memiliki warisan dan sejarah panjang, Predator Freak mengambil inspirasi dan referensi dari varian seperti Predator Accelerator 1998 yang dipakai Zinedine Zidane dan Predator Precision 2000 yang dipopulerkan oleh David Beckham.

Baca juga: Adidas Luncurkan Predator Freak, Sepatu Revolusioner dengan 225 Spikes

Predator Freak mengimplementasikan perkembangan terbaru teknologi biomekanik dan algoritma komputer dalam proses desain-nya, terutama dalam penempatan DEMONSKIN "spikes" yaitu 255 "paku" berwarna kuning menyala di sekujur tubuh sepatu.

Berikut adalah wawancara eksklusif KOMPAS.com dengan Dave Surace, Senior Design Director adidas, mengenai tantangan yang dihadapi dalam merancang sepatu ini di tengah pandemi dan juga segala hal lain:

Apa hal paling menantang yang dihadapi tim kreatif adidas selama pandemi? Tentunya banyak dinamika berpikir kreatif yang hilang lewat rapat video dan surat elektronik kan?

Saya yakin ini pertanyaan yang bisa dirasakan oleh banyak orang di dunia di mana kita tak bisa bekerja tatap muka. Tentu saja, prosesnya jadi lamban.

Sebagai contoh, saya sudah satu setengah tahun ini tak ke Indonesia. Predator memang dibikin di Indonesia.

Bagi saya dan semua industri memang ini sebuah tantangan.

Normalnya, dalam setahun saya pergi ke Indonesia setidaknya tiga kali mulai dari membuat prototipe dan membuat produknya.

Hal ini tentu sulit dan tak ada cara mudah melangkahinya.

Tentu ada tantangan dalam memecahkan masalah rumit terutama saat mendengarkan feedback dari para pemain dan data tes.

Termasuk juga bila ada permasalahan desain dan konstruksi di pabrik di Indonesia.

Banyak hal bisa dipecahkan lebih cepat apabila bisa tatap muka tetapi itu hal yang kita semua hadapi sekarang ini secara global di semua bisnis.

Predator pernah dibilang sebagai hal paling inovatif bagi sepatu sepak bola semenjak Adi Dassler (penemu Adidas) menciptakan pull yang bisa dibautkan pada 1954. Bagaimana Anda meneruskan warisan luar biasa seperti ini?

Saya tak akan bohong. Setiap kali kami harus menyegarkan atau menghidupkan kembali Predator, kami selalu teringat bobot dari pernyataan yang kamu sebut tadi.

Benar.

Ada tanggung jawab yang luar biasa. Namun, di sisi lain beban kami juga tidak terlalu berat.

Booklet adidas Predator Rapier keluaran tahun 1995.KOMPAS.com/Firzie A. Idris Booklet adidas Predator Rapier keluaran tahun 1995.

Maksudnya adalah kalau kita memulai sesuatu dari nol sama sekali tentu akan menyeramkan.

Namun, jika kita punya franchise seperti Predator yang punya banyak sejarah dan banyak model luar biasa, kami jadi punya arsip yang bisa dikunjungi kembali.

Misalnya, apakah ada ide-ide lama yang bisa kami daur ulang dan apa yang bisa kami bawa ke dunia sepak bola dewasa ini?

Pada saat sama, kami terus mendorong inovasi, material, manufaktur. Setahun lalu, kami membuat Mutator yang merupakan salah satu lompatan terbesar bagi kami.

Kami jadi punya arah dan penunjuk jalan agar tetap setia ke DNA Predator tetapi hal ini memang mengintimidasi.

Kami juga punya tanggung jawab kini bahwa sepatu yang kami buat bisa jadi akan punya kesan mendalam di hati seseorang 20-30 tahun dari sekarang.

Itu bisa mengintimidasi tetapi juga memotivasi untuk membuat apa yang kami kerjakan berhasil dengan baik.

Tantangan berikutnya adalah mengadaptasikan sesuatu dari tahun 1990-an untuk menjadi tetap relevan pada 2021 bukan?

Sebagai brand dan juga sepak bola, kami menganggap produk ini sebagai level tertinggi performance sports. Seperti mobil Formula 1 kalau kita bisa ambil contoh.

Semua yang kami lakukan harus berhasil. Misalnya, mungkin ada ide bagus yang mereka punya dari masa lalu tetapi tak bisa diwujudkan karena keterbatasan teknologi ketika itu.

Kami berusaha melihat hal-hal seperti itu apabila teknologi bersangkutan akan menguntungkan para atlet sekarang ini.

adidas Predator FreakADIDAS adidas Predator Freak

Nah, bagaimana adidas menemukan keseimbangan antara merancang sepatu bagi atlet elite dengan menjual produk sebanyak-banyaknya bagi khalayak ramai?

Ini juga poin bagus. Anda bisa mendengar banyak cerita dari pesepak bola dalam merancang Predator, perjalanan mereka dan apa yang dicari dari sebuah sepatu sepak bola.

Hebat sekali punya akses ke pemain-pemain terbaik dunia ini dan mereka membantu pengembangan produk kami.

Namun, di sisi lain, titik harga P3 (komersial, nilai harga di antara 1,2-1,4 juta rupiah) sangat-sangat penting buat kami.

Jika membicarakan level harga menengah itu kami tetap menawarkan teknologi sama di titik harga lebih ramah.

Kami punya opsi karena kami juga peduli dengan pemain amatir dan pemain muda di mana sepak bola besar artinya bagi mereka.

Kami ingin mereka mampu membeli bagian dari mimpi dan teknologi sepatu tersebut.

Saya bisa katakan kami menciptakan produk yang benar-benar papan atas tetapi pada saat bersamaan kami mendesain produk P3. Ini sangat krusial dan benar-benar terikat.

Bagaimana kemajuan di teknologi sepak bola berhubungan dengan cara berpikir para desainer di adidas?

Saya akan bilang saling bersandingan. Sebagai desainer dan orang kreatif, kami bisa berpikir apa saja.

Kebanyakan hal yang kami mimpikan sebenarnya belum bisa terwujud atau belum bisa kami buat secara massal.

Jadi, itu sebabnya properti intelektual, penelitian ke material dan konstruksi produk sangat krusial.

Jika kita tetap melakukan hal baru dengan bahan baku lama, kita akan "mentok". Oleh karena itu, sisi inovasi sangat penting bagi kami.

Sketsa adidas Predator Freak dengan spikes DEMONSKIN di sekujur tubuh sepatu.ADIDAS Sketsa adidas Predator Freak dengan spikes DEMONSKIN di sekujur tubuh sepatu.

Ini juga salah satu alasan industri sepatu tak pernah stagnan.

Kita bisa lihat di luar sepak bola, di area seperti running, kemajuan di teknologi cushioning melesatkan industri ini ke depan. Seolah-olah inovasinya tidak pernah berhenti.

Kami melakukan ini seiring permintaan yang kian tinggi dari para pesepak bola dan lingkungan sepak bola yang terus maju.

Jujur saja, saya sudah lama sekali di adidas dan tak pernah sekali pun saya merasa bosan. Selalu ada saja yang baru.

Di mana letak kemajuan bagi sepatu bola di masa depan? Apakah kita akan lihat lebih banyak teknologi di dalam sepatu kita? Apa yang tengah direncanakan di adidas untuk jangka panjang?

Tentu saja, saya tak bisa memberikan banyak detail. Namun, Anda benar dalam menyinggung soal teknologi desain yang dibantu komputer.

Pada 1990-an, hal itu adalah ultra modern.

Namun, dewasa ini ada desain yang dibantu data, ada lab biomekanik, banyak lompatan besar dari 1990-an dan juga 2000-an.

Adidas Predator Freak dengan teknologi DEMONSKIN yang resmi diluncurkan pada 19 Januari 2021.adidas Adidas Predator Freak dengan teknologi DEMONSKIN yang resmi diluncurkan pada 19 Januari 2021.

ini salah satu bidang di mana ada lompatan besar. Bukan hanya di material tetapi juga pengertian dan pengoleksian data yang kami lakukan sekarang.

Kemampuan komputasi sekarang membuka banyak pintu baru di semua industri, bukan hanya sepatu.

Kita semua di ambang terobosan teknologi AI (Intelegensia Buatan), desain yang dibantu algoritma komputer. Begitu pula teknologi 3D printing.

Apa momen Predator favorit kamu? Apakah itu Paul Gascoigne di Euro 96, Zidane di Piala Dunia 1998, tembakan bebas Beckham lawan Yunani?

Menarik kamu bahas ini, persis momen tersebut. Saya pertama bekerja di adidas pada musim panas 1998.

Saya mulai bekerja pada Senin pagi setelah Zinedine Zidane membawa Perancis jadi juara dunia memakai Predator.

Itu adalah salah satu titik tinggi hidup saya. Saya tahu Predator sejak 1994 saat negara saya Amerika Serikat menjadi tuan rumah Piala Dunia, saya ketika itu masih jadi murid sekolah desain.

Namun, momen itu seperti terpatri di hati saya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Man City Kejar Gelar Liga Inggris Keempat, Guardiola Enggan Sesumbar

Man City Kejar Gelar Liga Inggris Keempat, Guardiola Enggan Sesumbar

Liga Inggris
VAR di Championship Series Liga 1 2023-2024, Bali United Punya Harapan

VAR di Championship Series Liga 1 2023-2024, Bali United Punya Harapan

Liga Indonesia
Kata Fabregas Usai Bawa Como ke Serie A Liga Italia: Bahagia Luar Biasa...

Kata Fabregas Usai Bawa Como ke Serie A Liga Italia: Bahagia Luar Biasa...

Liga Italia
Tekad Shin Tae-yong untuk Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia

Tekad Shin Tae-yong untuk Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia

Timnas Indonesia
Tottenham Vs Man City, Satu Jalan Pasukan Guardiola Menuju Juara

Tottenham Vs Man City, Satu Jalan Pasukan Guardiola Menuju Juara

Liga Inggris
Kata Luis Enrique soal Mbappe Dicemooh Fans PSG

Kata Luis Enrique soal Mbappe Dicemooh Fans PSG

Liga Lain
Bali United Vs Persib Bandung, Sisi Kerugian di Mata Teco

Bali United Vs Persib Bandung, Sisi Kerugian di Mata Teco

Liga Indonesia
Messi dan Suarez Sehati, Punya Kombinasi Telepati di Inter Miami

Messi dan Suarez Sehati, Punya Kombinasi Telepati di Inter Miami

Liga Lain
IBL 2024, Hans Abraham Onfire, Jawab Keraguan di Prawira Bandung

IBL 2024, Hans Abraham Onfire, Jawab Keraguan di Prawira Bandung

Sports
Kisah Tangisan Shin Tae-yong Usai Perjuangan Indonesia di Playoff Olimpiade

Kisah Tangisan Shin Tae-yong Usai Perjuangan Indonesia di Playoff Olimpiade

Timnas Indonesia
Jadwal Siaran Langsung Bali United Vs Persib Bandung di Championship Series Liga 1

Jadwal Siaran Langsung Bali United Vs Persib Bandung di Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Klasemen Proliga 2024, Evaluasi Wajib Bandung BJB Tandamata

Klasemen Proliga 2024, Evaluasi Wajib Bandung BJB Tandamata

Sports
Prediksi Skor dan Susunan Pemain Tottenham Vs Man City di Liga Inggris

Prediksi Skor dan Susunan Pemain Tottenham Vs Man City di Liga Inggris

Liga Inggris
Hasil Barcelona Vs Real Sociedad, Yamal Bawa Barca ke Posisi 2 Salip Girona

Hasil Barcelona Vs Real Sociedad, Yamal Bawa Barca ke Posisi 2 Salip Girona

Liga Spanyol
Klasemen Liga Inggris: Liverpool Ketiga, Arsenal-Man City Bersaing Juara

Klasemen Liga Inggris: Liverpool Ketiga, Arsenal-Man City Bersaing Juara

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com