Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Fakhri Husaini Diminta Pelatih Lakukan Match Fixing

Kompas.com - 24/06/2020, 14:20 WIB
Angga Setiawan,
Ferril Dennys

Tim Redaksi

Sumber BolaSport

KOMPAS.com - Mantan pelatih Timnas U-19 Indonesia, Fakhri Husaini mengaku pernah diminta melakukan pengaturan skor (match fixing) ketika masih berstatus sebagai pelatih.

Hal tersebut diungkapkan Fakhri saat menjadi tamu di kanal Youtube Hanif Sjahbandi dan Rendy Juliansyah.

Dalam perbincangan tersebut, Fakhri Husaini awalnya menceritakan bagaimana perjalanan karier sepak bolanya ketika masih aktfi sebagai pemain.

Fakhri Husaini juga tidak sukar membagikan pengalamanya yang masih dia ingat ketika harus memilih antara menuruti keinginan pemain untuk melakukan pengaturan skor atau duduk dibangku cadangan.

Baca juga: Fakhri Husaini Bicara soal Permasalahan Timnas Indonesia

"Kalo saya diminta pelatih, disuruh atur skor pertandingan, saya sudah pernah," ucap Fakhri dalam video Youtube Hanif & Rendy Show.

Mendengar perintah untuk berbuat kotor, Fakhri pun dengan tegas menolaknya.

"Saya sampaikan kepelatih itu, 'Kalau kamu pasang saya, saya akan buat gol. Saya tidak peduli tim ini menang. Kalau kalian mau atur-atur, jangan mainkan saya',"tambahnya.

Penolakan Fakhri Husaini membuatnya kemudian harus duduk dibangku cadangan.

Baca juga: Baru Jadi Pelatih PON Aceh, Fakhri Husaini Kini Disebut Bisa Gantikan Shin Tae-yong

"Akhirnya kesepakatan itu, saya dikeluarkan di babak kedua. Ya terserah, kalau babak kedua mau diatur-atur saya terserah yang penting saya nggak ikut main," jelasnya.

Terkait alasan mengapa pelatih yang kini berusia 54 tahun itu menolak, ia menjelaskan jika baginya pengaturan skor adalah sebuah dosa besar.

Pasalnya, mengatur skor berarti mengkhianati para suporter yang sudah datang menonton dengan berbagai perjuangannya masing-masing.

"Buat saya dosa yang paling besar adalah ketika kita mengkhianati penonton yang datang ke stadion, kemudian kita sudah tahu hasil pertandingan itu seperti apa," ujarnya.

Baca juga: Fakhri Husaini, Tolak Timnas U-19 Indonesia hingga Gabung PON Aceh

"Ini pengkhianatan yang luar biasa, ini kejahatan yang luar biasa. Terbayang nggak kita bahwa penonton itu mungkin tidak semua orang kaya. bisa jadi untuk membeli tiket Rp 20 ribu itu dia kerja dua hari dua malam."

"Bisa jadi dia untuk nonton sama keluarganya dia seminggu banting tulang, tapi di tengah lapangan kita bermain sandiwara," sambung Fakhri.

Pengaturan skor memang hal yang sudah marak di Indonesia, dan menurut Fakhri sulit bagi pemain untuk menghindari situasi semacam itu.

Menurutnya, hanya beberapa pemain berjiwa kuat saja yang sanggup menolak praktek kotor tersebut. (Ananda Lathifah Rozalina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com