KOMPAS.com - Kematian pria berkulit hitam, George Floyd, mengundang simpati dan amarah banyak orang, termasuk kalangan atlet.
George Floyd meninggal setelah kehabisan napas akibat lehernya ditindih dengan lutut seorang polisi di Mineapolis, Amerika Serikat.
Kematian pria 46 tahun itu memicu protes keras dari berbagai pelosok negara bagian Amerika Serikat bahkan melebar ke dunia.
Sebagai penghormatan kematian George Floyd, para simpatisan berlutut seperti yang dilakukan polisi menghentikan pernapasan George Floyd.
Pose berlutut itu menyebar ke negara-negara di dunia termasuk Eropa.
Baca juga: Floyd Mayweather Kirim Cek Senilai Rp 1,27 Miliar untuk Pemakaman George Floyd
Seperti halnya Liverpool, Newcastle United, hingga klub-klub Liga Inggris lainnya yang mengunggah foto berlutut.
Atau seperti selebrasi pemain Borussia Moenchengladbach, Marcus Thuram, yang berlutut usai mencetak gol.
Namun demikian, makna terdalam dari gerakan berlutut tersebut bukan mengikuti gerakan polisi bernama Derek Chauvin yang menghilangkan nyawa George Floyd.
Melainkan ada pesan persatuan yang ingin digaungkan.
Seperti yang diunggah oleh bintang NBA, LeBron James, gerakan berlutut itu berawal dari pemain NFL, Colin Kaepernick.
Baca juga: Kaus LeBron James Sentil Kasus Kematian George Floyd
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.