KOMPAS.com - Mantan pemain Chicago Bulls, Horace Grant, menuding Michael Jordan berbohong dalam serial dokumenter The Last Dance.
Secara spesifik, Horace yang membela Chicago Bulls pada periode 1987-1994 tidak terima dengan pernyataan Michael Jordan pada episode keenam.
Dalam episode keenam, The Last Dance sempat membahas buku The Jordan Rules karya Sam Smith yang dirilis pada 1992.
Buku The Jordan Rules secara garis besar berisi suasana ruang ganti Chicago Bulls sepanjang musim 1990-1991.
Dalam buku itu, Michael Jordan digambarkan sebagai sosok antagonis yang keras dan egois.
Michael Jordan diceritakan tidak peduli dan berani memaki pelatih maupun manajemen Chicago Bulls.
Buku The Jordan Rules tentu merusak reputasi Michael Jordan yang kala itu sudah berstatus megabintang NBA.
Sam Smith yang merupakan wartawan investigasi dari Chicago Tribune berani menulis buku The Jordan Rules karena sudah mewawancarai pemain Chicago Bulls.
Baca juga: Air Jordan 1, Sepatu Musim Debut Michael Jordan Terlelang Rp 8,3 M
Dalam The Last Dance, Michael Jordan menilai rekan satu tim yang berbicara ke Sam Smith adalah Horace Grant.
Horace memastikan apa yang dikatakan Michael Jordan pada episode keenam tidak benar.
Horace mengaku sangat menghormati Chicago Bulls dan tidak mungkin membocorkan rahasia ruang ganti.
"Bohong, bohong, bohong. Jika MJ (Michael Jordan) memliki dendam pribadi kepada saya, mari selesaikan ini seperti laki-laki," kata Grant dikutip dari situs ESPN, Rabu (20/5/2020).
"Sam Smith menyebut memiliki dua narasumber untuk menulis buku itu. Mengapa MJ hanya menuduh saya," tutur Grant menambahkan.
"Pernyataan MJ hanya dendam. Saya pikir film MJ selalu melakukan itu sepanjang film ini. MJ bisa menghancurkan karakter Anda karena film itu bercerita tentang dia," ujar Grant menambahkan.
The Jordan Rules terinspirasi dari cara Detroit Pistons mengalahkan Chicago Bulls di babak play off tiga musim beruntun.
Pada tahun 1988, Detroit Pistons sukses menyingkirkan Bulls pada semifinal play off wilayah timur dengan skor 4-1.
Baca juga: Saat Mike Tyson Gertak Michael Jordan hingga Terdiam Ketakutan di Pesta
Kemudian pada 1989 dan 1990, Pistons mampu mempermalukan Jordan dan Bulls di partai final wilayah timur dengan skor 4-2 dan 4-3.
Dalam dua musim tersebut, Pistons juga berhasil menjadi juara dunia NBA secara berturut-turut.
Pistons kala itu dijuluki "The Bad Boys" karena selalu bermain keras cenderung kasar dengan mengandalkan pertahanan.
Cara Pistons menghentikan Bulls saat itu disebut dengan Jordan Rules.
Secara garis besar, Jordan Rules adalah cara menghentikan Michael Jordan dengan kasar agar tidak mencetak angka.
"Saya membenci mereka (Pistons). Kebencian itu masih terjaga bahkan sampai hari ini. Mereka secara fisik mengalahkan kami (Bulls)," kata Jordan di The Last Dance.
Dipermalukan Pistons tiga musim beruntun menjadi pemicu Michael Jordan dan Chicago Bulls bangkit pada musim 1990-1991.
Dalam The Last Dance, Jordan dan Bulls diceritakan melakukan perubahan secara total sejak awal musim 1990-1991.
Jordan memutuskan untuk lebih banyak melakukan fitnes agar tubuhnya bisa lebih berotot.
Di bawah asuhan Phil Jackson, permainan Bulls saat itu semakin sempurna.
Baca juga: Kisah di Balik Ribut-ribut Michael Jordan dan Dream Team Jelang Olimpiade 1992
Jordan dkk juga sudah lebih terbiasa dengan skema triangle atau segitiga yang diterapkan sejak musim lalu. Permainan Bulls musim itu tidak lagi fokus kepada Jordan.
Usaha Jordan dan Bulls pada akhirnya membuahkan hasil setelah mengalahkan Pistons 4-0 pada final wilayah timur.
Keberhasilan Jordan dan Bulls mengalahkan Pistons inilah yang membuat Sam Smith berniat menulis buku The Jordan Rules.
Sam Smith berniat mencari tahu dan menuliskan apa yang dilakukan Jordan dan Bulls sepanjang musim 1990-1991.
Berbeda dari The Last Dance, buku The Jordan Rules lebih memperlihatkan sisi negatif Michael Jordan.
Meski demikian, Chicago Bulls pada akhirnya lolos ke final dan juara NBA untuk pertama kalinya pada musim 1990-1991.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.