KOMPAS.com - Perbedaan karakter setiap pesepak bola wajar adanya mengingat latar belakang mereka yang juga berbeda.
Karakter pemain dari pulau Jawa bisa terlihat berbeda dengan pesepak bola asal Sumatera, Maluku, atau Papua.
Akan tetapi, jika melihat dalam benang merah budaya Indonesia, masyarakat dari Sabang sampai Merauke memiliki karakter yang mirip.
Jurnalis sekaligus budayawan Indonesia, Mochtar Lubis, pernah memaparkan enam karakter Tanah Air dalam pidato kebudayaan yang dia ungkapkan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada tanggal 6 April 1977.
Baca juga: Kesempatan Timnas Indonesia Hadapi Luiz Felipe Scolari Batal Terwujud
Bagi Mochtar Lubis, orang Indonesia itu segan dan enggan bertanggung jawab, berjiwa feodal, percaya takhayul, artistik, berkarakter lemah, dan munafik.
Dari enam ciri manusia Indonesia tersebut bisa jadi dimiliki juga oleh seorang pemain sepak bola Tanah Air.
Nyatanya, ciri-ciri tersebut terasa bagi para pemain luar negeri, khususnya Brasil, yang mencicipi rasanya bermain di Shopee Liga 1.
Sebut saja dua pemain Brasil yang saat ini sudah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI), Alberto Goncalves dan Otavio Dutra.
Keduanya juga berseragam timnas Indonesia dan menjadi pemain pilihan sang pelatih.
Baca juga: Jadwal Drawing Piala Asia U16, Timnas Indonesia Jadi Wakil Tunggal ASEAN
Beto, sapaan akrab Alberto, dan Dutra mengungkapkan alasan sepak bola Indonesia tidak menonjol meski pemain berbakat begitu banyak.
Alasan tersebut mereka ungkapkan dalam wawancara dengan YouTuber asal Brasil yang mahir berbahasa Indonesia, Felipe Valdes.
"Kita pemain Brasil, sejak kecil kita ingin bersaing, kita ingin menang," kata Beto di akun YouTube Felipe Valdes.
"Pemain Indonesia lebih santai, akomodatif, tidak seambisi kayak pemain Brasil."
"Tidak ingin ke luar negeri untuk bermain bola, di sini sudah cukup."
Baca juga: Bukan Hanya Bisa Kokang Senjata, 5 Aparat Ini Juga Gabung Timnas Indonesia
"Ketika sudah dapat cukup uang untuk membeli mobil, rumah, dan membantu orang tua, itu sudah cukup," kata dia.
Padahal, masih kata Beto, pemain Brasil ketika memulai karier, hal yang dipikirkan pertama kali adalah ingin berkiprah di luar negeri.
"Saya dari kecil pengen masuk tim yang besar dan pergi ke luar negeri untuk main bola," timpal Dutra.
"Ketika saya berumur 20 tahun saya pergi ke Polandia untuk bermain sepak bola selama setahun," ujar dia melanjutkan.
"Di Indonesia, pemain sepak bola berusia 20 tahun itu dianggap muda. Di Brasil, kalau sudah 18 tahun dan belum masuk tim yang besar, harus mencari pekerjaan lain," ungkapnya.
Baca juga: Legenda Timnas Indonesia Sebut Satu Cara Selamatkan Talenta Muda Tanah Air
Jika dikaitkan dengan ciri manusia Indonesia versi Mochtar Lubis, karakter lemah melekat dalam pemain Indonesia jika dibandingkan pesepak bola asal Brasil.
Pemain Brasil berkeinginan berkiprah di luar negeri, sementara pemain Indonesia merasa cukup bermain di liga domestik asal cukup uang dan bisa membantu orang tua.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.