Tim Para-Tenis Indonesia Raih 9 Medali di Kazakhstan, Lawan Suhu Dingin dan Salju

KOMPAS.com – Tim para-tenis meja Indonesia berhasil membawa pulang sembilan medali dalam Kejuaraan ITTF Astana Para Open 2024.

Bertanding di Astana, Kazakhstan, pada 1-3 Maret 2024, tim para-tenis meja Indonesia mengemas total tiga medali emas, tiga perak, dan tiga perunggu.

Ini sangat penting bagi tim para-tenis meja Indonesia guna mengejar tiket ke Paralimpiade Paris 2024.

Tiga medali emas tim para-tenis meja diraih oleh Adyos Astan (tunggal putra Kelas 4), Yayang Gunaya/Osrita Muslim (ganda campuran Kelas 7), Komet Akbar/Banyu Tri Mulyo (ganda putra Kelas 18).

Adyos Astan mengungkapkan bahwa keberhasilan atlet Indonesia meraih gelar juara di Astana tidak mudah.

Pasalnya, menurut Adyos Astan, tim para-tenis meja Indonesia tidak mudah karena mesti “bertempur” melawan cuaca bersalju dan suhu dingin.

“Sungguh pengalaman yang sangat berkesan karena kami bertanding dalam suhu yang sangat dingin di bawah 10 derajat karena Kota Astana diselimuti salju,” kata Adyos keterangan pers dari NPC Indonesia.

“Kami bersyukur pemain dan ofisial bisa menjalankan tugas dengan sangat baik dan berprestasi bagus.”

“Semoga hasil ini semakin mendekatkan kami dengan poin yang dikejar untuk tiket Paralimpiade Paris 2024,” lanjutnya.

Sementara itu, Komet Akbar mengaku bangga atas prestasi satu medali emas dan satu perunggu yang diraih di ITTF Astana Para Open 2024.

“Alhamdulilah, saya dan Banyu berhasil merebut medali emas di nomor ganda dan saya juga bisa meraih perunggu di nomor tunggal,” imbuh Komet.

“Semoga hasil bagus ini memacu kami untuk lebih berprestasi lagi,” lanjut dia menambahkan.

Di samping itu, pelatih para-tenis meja Indonesia, Bayu Widhie Hapsara, mengapresiasi perjuangan atlet yang mampu menunjukkan penampilan terbaik.

“Saya bangga atas prestasi luar biasa yang diraih oleh atlet para-tenis meja kami yang mampu meraih prestasi luar biasa,” tuturnya.

“Mereka bermain di kota yang suhunya sangat dingin serta setiap hari diguyur salju.”