KOMPAS.com - Megawati Hangestri Pertiwi menjadi salah satu pevoli putri Indonesia yang paling bersinar. Mega harus berjuang dari bawah sampai akhirnya menembus Proliga dan kini bermain di Liga Voli Korea Selatan.
Megawati Hangestri Pertiwi langsung menunjukkan sinarnya pada musim debut membela Daejeon JungKwanJang Red Sparks di Liga Voli Putri Korea Selatan.
Teraktual, Mega mencetak 19 poin ketika Red Sparks mengalahkan Incheon Heungkuk Life Pink Spiders 3-1 (25-23, 25-22, 25-27, 25-23) pada lanjutan Liga Voli Korea Selatan 2023-2024, Sabtu (24/2/2024).
Hasil itu membuat Red Sparks membukukan empat kemenangan beruntun sekaligus menjaga peluang lolos play-off.
Adapun Red Sparks saat ini menempati peringkat ketiga klasemen dengan nilai 53.
Laju impresif Red Sparks itu tidak lepas dari penampilan apik Megawati Hangestri Pertiwi.
Hingga pertandingan ke-31 alias putaran keenam, Mega menjadi top skor Red Sparks dengan total 660 poin.
Pevoli berusia 24 tahun itu mengungguli rekan setimnya asal Amerika Serikat, Giovanna "Gia" Milana, yang mengemas 601 poin.
Awalnya tidak suka voli
Megawati Hangestri Pertiwi harus berjuang dari bawah hingga akhirnya sukses menembus Liga Voli Korea Selatan.
Dalam wawancara dengan SPOTV Indonesia, Mega mengaku awalnya ia tidak suka bola voli.
Saat masih anak-anak, atlet kelahiran Jember, Jawa Timur, itu lebih suka bermain sepak bola.
Namun, Mega akhirnya pindah ke bola voli atas saran sang ayah. Ayah Mega menilai putrinya lebih cocok bermain voli karena punya postur tinggi.
"Saya dulunya tidak suka voli. Saya dulu suka sepak bola. Tapi karena almarhum ayah rekomendasi dan karena saya tinggi, jadi akhirnya saya mending voli saja."
"Tapi awal voli juga tidak tertarik. Tidak mau latihan, malas, kayak gitu. Karena awal tidak tahu. Terus lama-lama senang juga (bermain voli) karena banyak temannya," tutur Mega.
Karier voli Mega bermula dari turnamen junior dan liga-liga daerah.
Pada 2015, Mega sebenarnya mampu menembus Proliga, tetapi ia belum menjadi pemain inti. Setelah itu, ia tampil di Livoli bersama tim putri Bank Jatim.
"(Bermain voli) profesional dari 2015 kalau tidak salah. Pastinya itu dari bawah, dari ada kompetisi junior dan liga-liga daerah. Setelah itu masuk Livoli."
"Karena saya ikut Bank Jatim dari situ saya ikut Livoli dan dipantau karena mungkin saya ada bakat dan tinggi. Dari situ akhirnya dicoba di Proliga. Tetapi di Proliga belum main," kata Mega.
Potensi besar Megawati mulai terlihat saat dipanggil timnas voli putri Indonesia untuk SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Mega yang saat itu masih berstatus pemain junior mendapat kepercayaan pelatih dan dipercaya tampil sebagai starter.
Mega pun membantu tim voli putri Indonesia meraih medali perak.
"2017 vakum Proliga karena masih SMA. Akhirnya 2017 kepanggil SEA Games. Di SEA Games itu puncaknya, naik. Skill sudah mulai mengimbangi pemain-pemain senior.
"Tapi pada awal dipanggil tim SEA Games sempat ragu, pesimis, akan dicoret. Karena memang senior semua, saya saja yang junior di situ.
"Masuk line-up, lalu bisa main inti waktu semifinal. Mungkin dari situ bakatnya naik. Indonesia dapat perak setelah 20 tahun. Bangga ternyata bisa seperti itu. Mengukir sejarah akhirnya," beber Mega.
Megawati lantas selalu menjadi bagian dari tim voli putri Indonesia pada SEA Games 2019 (Filipina), 2021 (Vietnam), dan 2023 (Kamboja).
Pada tiga kesempatan itu, Megawati turut membantu timnas voli putri Indonesia meraih perunggu.
https://www.kompas.com/sports/read/2024/02/25/18200048/perjuangan-megawati-tembus-liga-voli-korea--awalnya-suka-sepak-bola