KOMPAS.com - Petarung Mixed Martial Arts/seni bela diri campuran asal Indonesia, Jeka Saragih, berbicara mengenai perkembangannya sebagai seorang petarung dan individu selama satu tahun terakhir sejak menorehkan kemenangan impresif di Road to UFC pada Oktober 2022.
Jeka Saragih menjalani setahun penuh petualangan sejak bergabung di Road to UFC. Ia secara impresif mengalahkan petarung Korea Selatan, Ki-won Bin, di babak semifinal pada Oktober 2022.
Petarung asal Simalungun, Sumatera Utara, itu harus mengakui ketangguhan Anshul Jubli (India) pada babak final di UFC Apex, Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat pada Februari 2023.
Kendati kalah, Jeka tetap mendapatkan kontrak lima laga bersama UFC.
Setelah tertunda dari Juni, Jeka Saragih akan melakoni debutnya di UFC pada Minggu pagi hari (19/11/2023) WIB.
Petarung asal Simalungun, Sumatera Utara, itu pada awalnya diplot melawan Jesse Butler yang juga sama-sama baru merintis karier di UFC.
Namun, Buttler mengalami cedera sehingga tim Jeka sempat mencari lawan baru untuk ajang UFC Fight Night tersebut.
Petarung MMA asal Irlandia Utara Paul Hughes yang merupakan juara Cage Warriors mengutarakan niatnya untuk menghadapi Jeka.
UFC kemudian mengutarakan Jeka akan menghadapi Charlie "The Cannibal" Campbell.
Akan tetapi, rencana duel itu pun batal setelah Campbell menarik diri karena tak bisa turun ke 145 pon alias ke kelas bulu untuk laga nanti.
Menjalani setahun penuh naik turun, Jeka pun menceritakan perjalanan selama 12 bulan terakhir tersebut terutama setelah kekalahan menyakitkan lawan Jubli.
"Kemarin melawan India itu aku yang bodoh," ujarnya secara eksklusif kepada Kompas.com lewat sambungan telewicara langsung dari San Diego, Amerika Serikat.
Jeka pun mengaku terus berupaya membenahi satu sisi permainannya yang banyak dapat sorotan.
"Perubahan yang saya alami sampai saat ini adalah saya sudah bisa mengikuti ground fighting," tuturnya.
"Itu yang terutama kurang dari pertandingan saya."
"Saya juga sudah mulai dapat cara mengatur ritme dalam pertandingan."
"Bagaimana saya bisa melihat pukulan dari lawan dan bisa mengatur strategi dan momen-momen yang bisa dikeluarkan.”
“Bukan seperti jaman di sana (Abu Dhabi), bar-bur-bar-bur saja. Kena ya kena, tidak ya tidak.”
Ia pun berbicara mengenai rencana debutnya yang sempat tertunda dari Juni 2023, baik karena cedera yang ia alami atau pergantian-pergantian lawan.
Jeka sendiri mengutarakan tidak masalah menunggu jadwal bertarung di UFC.
"Tidak mengurangi semangat saya dan tidak mengurangi latihan-latihan saya," tuturnya.
"Saya terus memperdalam dan mengisi kekurangan-kekurangan saya agar bisa bertarung di UFC.”
Terakhir, Jeka juga mengakui bahwa ia percaya diri apabila lawan berusaha menyerang kelemahannya dengan membawa pertarungan ke kanvas.
"Itu yang kita pelajari sekarang agar tidak mengikuti permainan lawan, seperti di ground fighting. Ketika masuk di ground kita harus cepat-cepat keluar dan kembali ke stand up fighting," ujar petarung berusia 28 tahun ini.
Ia percaya diri menghindari serangan-serangan lawan yang mengincar duel darat.
"Pasti kita pede, karena kalau kita bisa bawa dia ke permainan kita, otomatis permainan itu bisa kita dikte," lanjutnya.
"Kita arahkan lawannya. Sebaliknya, jika terbawa permainan lawan kita harus pelajari dan menghindari."
"Kalau stand up fighting saya pede, karena saya basic-nya di stand up fighting," tuturnya melanjutkan.
"Namun, jika harus bermain di bawah, saya siap juga. Siap bukan untuk masuk ke permainan bawah tetapi untuk keluar dari cengkeraman dan main pukul-pukulan lagi."
https://www.kompas.com/sports/read/2023/11/03/20493818/jelang-debut-ufc-jeka-saragih-bicara-perbaikan-di-ground-fighting