Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tularkan Semangat Totalitas, Ortuseight Gandeng 4 Atlet di Kampanye GiveItAll

Tularkan Semangat Totalitas, Ortuseight Gandeng 4 Atlet di Kampanye GiveItAll

KOMPAS.com - Brand apparel olahraga dan lifestyle yang dikelola PT Vita Nova Atletik, Ortuseight, meluncurkan kampanye #GiveItAll pada perayaan ulang tahun kelima, pertengahan Agustus 2023.

Peluncuran kampanye tersebut terinspirasi dari semangat totalitas, sekaligus menjadi tagline yang mewakili pesan yang ingin disampaikan oleh Ortuseight kepada masyarakat.

Brand Communication Ortuseight Ayu Putri Wulandari bercerita, pemilihan tagline "Give It All" melalui proses panjang. Tagline ini akhirnya dipilih lantaran merepresentasikan semangat totalitas dari tim internal, para atlet, dan pengguna Ortuseight, seperti informasi pada situs resmi brand ini www.ortuseight.id.

“Seperti dalam unggahan di akun Instagram @Ortuseight, ‘From Zero to Hero, by Giving It All, #Ortuseight ingin mengajak pengguna melihat perjuangan yang menginspirasi untuk memberikan segalanya hingga mendapatkan apa yang diinginkan,” tutur Ayu dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (5/10/2023).

Ortuseight memilih empat atlet yang merepresentasikan totalitas semangat pada kampanye #GiveItAl. Keempatnya adalah atlet futsal Bambang Bayu Saptaji, atlet sepak bola Niko Afriyanto, atlet atletik Tazi Ahmad, dan atlet pencak silat Puspa Arum Sari.

"Arum, Bayu, Tazi, dan Niko telah membuktikan bahwa kerja keras sepenuh hati dengan semangat #GiveItAll menjadi kunci menuju kesuksesan mereka," tutur Ayu.

Bambang, misalnya. Berkat kerja keras dan dedikasi pada mimpinya, atlet yang biasa dipanggil BBS ini menjadi pemain futsal profesional Indonesia pertama yang berkarier di liga futsal China. Di Negeri Tirai Bambu, ia memperkuat Dalian Yuan Dynasti.

Tazi juga punya cerita yang hampir mirip. Saat menderita cedera, ia sempat berpikir untuk menyerah. Ia bahkan merasa gagal karena tidak bisa latihan dan tidak beraktivitas di luar rumah.

“Saat itu, saya dalam fase aktif-aktifnya latihan, tetapi saya harus berhenti karena mengalami cedera yang lumayan parah,” ujarnya.

Tazi mengaku tidak mudah dirinya melewati masa tersebut. Namun, ia bisa mengatasi secara perlahan dengan memotivasi diri agar bisa sembuh dan berlatih kembali.

Usai sembuh dari cedera, ia giat berlatih hingga akhirnya bertemu dengan pelatih yang membantunya mengasah talentanya.

Kerja keras dan dedikasi yang dilakukan Tazi sejak awal akhirnya membuahkan hasil. Ia sukses menjadi juara nasional dan mewakili Indonesia pada Thailand Sports School Khon Kaen Games 2019.

Ada juga kisah inspiratif dari Niko Alfriyanto. Ia bercerita, dirinya selalu mengingat pesan ayahnya untuk tak lelah mencari pengalaman dan tetap semangat serta serius berlatih.

“Waktu itu, saya diantar almarhum ayah ikut seleksi di Persatuan Sepak bola Indonesia Sukoharjo (Persiharjo), umur 15 tahun, tapi tidak diterima. Lalu, nekat berangkat ke Jakarta untuk ikut Sekolah Olahragawan Kemenpora (SKO) di Ragunan, tapi tidak lolos juga, padahal sudah di tahap akhir. Hampir menyerah,” ujarnya.

Meski berulang kali menerima penolakan, Niko justru tidak menyerah. Ia giat berlatih dan mencoba. Akhirnya, kerja kerasnya berbuah. Ia bisa memperkuat tim Persija Jakarta dan dipanggil membela Tim Nasional Indonesia.

Cerita sama juga dialami Arum. Ia bertutur bahwa Sea Games 2017 di Malaysia merupakan titik balik bagi dirinya. Persiapan yang panjang memakan waktu 4-5 tahun. Meski begitu, hasil akhirnya masih dirasa kurang memuaskan.

“Hanya dapat medali perunggu, sedangkan harapannya dengan persiapan yang lama seharusnya dapat hasil yang lebih baik,” ujarnya.

Mental Arum pun digempur habis-habisan lantaran melihat satu per satu teman di tim tumbang. Ia cuma bisa menangis dan merasa terpukul.

“Dari yang awalnya berdoa untuk diberikan kemenangan sampai akhirnya saya berdoa agar diberikan keluasan hati untuk menerima apa pun yang terjadi,” ceritanya.

Di situlah, momen titik balik yang mendewasakan Arum untuk menerima hasil, tetapi tetap berusaha maksimal. Menurutnya, seorang atlet harus bisa menghadapi tantangan, terutama karier, dengan lapang dada.

“Semua orang siap untuk menang, tapi jarang ada orang yang mempersiapkan diri untuk bangkit kembali ketika mereka gagal,” ujarnya.

Ortuseight pun berharap, kisah inspiratif dari keempat atlet muda tersebut bisa menginspirasi anak muda Indonesia untuk terus mengutamakan kerja keras dengan sepenuh hati. Selain itu, menjadikan semangat #GiveItAll sebagai kunci menuju kesuksesan untuk mendapatkan hasil terbai

https://www.kompas.com/sports/read/2023/10/06/17020078/tularkan-semangat-totalitas-ortuseight-gandeng-4-atlet-di-kampanye

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke